Salin Artikel

Kisah Maria Mamu, 36 Tahun Menderita Penyakit Gondok dan Tetap Bekerja di Kebun demi Kebutuhan Hidup Keluarga

Maria Mamu berasal dari Kampung Satar Mata, Desa Gunung, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Ia sudah menderita penyakit gondok selama 36. Selama itu pula Maria Mamu tak kenal lelah bekerja menghidupi anak-anaknya.

“Saya terus berjuang dengan penyakit gondok di bagian leher yang terus membesar."

UPDATE : Kompas.com membuka kesempatan para pembaca untuk dapat meringankan penderitaan kisahnya. Dengan cara berdonasi klik di sini.

"Saya menahan rasa sakit di bagian tenggorokan, kesulitan bernapas, susah menelan makanan dan minuman."

"Tetapi saya tetap bekerja di kebun ladang demi memenuhi kebutuhan makan minum serta membiayai pendidikan anak-anak saya,” ujarnya saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon selulernya, Senin (4/3/2024).

Maria Mamu pun mengisahkan kehidupannya hingga ia menderita penyakit gondok.

Sejak gadis sampai saat menikah dengan suaminya, Antonius, ia tidak pernah mengalami sakit di lehernya dan waktu itu keadaanya biasa -biasa saja.

Maria Mamu pun merasa baik-baik saja sejak melahirkan anak sulung hingga anak ketiga. Tak ada keluhan di leher atau tenggorokan.

Namun keadaan mulai berubah pada tahun 1990 ketika ia mengandung anak keempat.

Maria Mamu mulai mengeluh sakit yang dirasakan di lehernya setelah melahirkan putri bungsunya tersebut.

Puncak rasa sakit terjadi saat putrinya berusia satu tahun. Kala itu Maria Mamu menjerit karena rasa sakit di tenggorokan.

Ia merasa seperti ada biji kacang di tenggorokan. Lama kelamaan "biji" itu semakin berkembang dan Maria Mamu tidak pernah mengetahui itu adalah awal penyakit gondok.

“Tahun berganti tahun kondisinya semakin besar. Kalau mama Mamu batuk dan mengeluarkan dahak, terkadang rasanya lega."

"Saya sesekali memegang bagian leher dan elus -elus dengan tangan. Sepertinya, saya merasakan seperti ada dahak atau air yg tertimbun dalam tenggorokan itu."

Dalam lima tahun terakhir, Maria Mamu merasa tenggorokannya sangat sakit seiring gondok yang kian besar.

Ini membuat ia susah menelan makanan atau minum air, bahkan sesak napas.

"Terasa gondok agak keras jika dipegang, bahkan bila berbicara suaranya serak,” ungkapnya.

Meski demikian Maria Mamu harus terus menjalani kerasnya hidup ini, apalagi kini berstatus single parent alias orangtua tunggal.

Ia tetap bekerja keras di kebun demi memenuhi kebutuhan sehari-hari serta membiayai pendidikan anak-anaknya.

“Walaupun leher saya membesar dan merasa sakit, saya tetap bekerja di kebun ladang demi kebutuhan makan minum tiap hari. Saat ini juga kondisi semakin sakit,” jelasnya.

Berharap bisa operasi agar sembuh

Maria Mamu mengharapkan keterlibatan semua pihak untuk meringankan penderitaannya yang sudah dialami selama 36 tahun.

Dia meminta uluran tangan semua orang terutama pemerintah untuk membantu mengobati penyakitnya.

“Saya tidak memiliki biaya untuk berobat, apalagi ada kemungkinan operasi." 

"Memang saya sudah periksa di rumah sakit di Borong, Ibukota Kabupaten Manggarai Timur.  Pihak rumah sakit menganjurkan operasi di salah satu rumah sakit di Kupang, Ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur,” jelasnya.

Maria Mamu sangat mengharapkan bantuan semua pihak guna meringankan biaya perjalanan dari Borong menuju ke Kupang untuk menjalani operasi serta biaya makan minum selama di Kota Kupang bersama anggota keluarga yang mendampinginya.

“Saya terus berdoa, semoga upaya untuk melakukan operasi di salah satu rumah sakit di Kota Kupang berjalan lancar dan pada saatnya sembuh,” ungkapnya.

UPDATE : Kompas.com membuka kesempatan para pembaca untuk dapat meringankan penderitaan kisahnya. Dengan cara berdonasi klik di sini

https://regional.kompas.com/read/2024/03/05/103752278/kisah-maria-mamu-36-tahun-menderita-penyakit-gondok-dan-tetap-bekerja-di

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke