KOMPAS.com - Sejumlah LSM lingkungan mendesak pemerintah mencabut izin operasi PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP) di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatra Utara, karena disebut telah berulang kali "melakukan kejahatan".
Catatan Walhi Sumut, rentetan kebocoran gas hidrogen sulfida (H2S) dari PT SMGP terjadi sejak 2021 hingga 2024 dan menyebabkan ratusan orang keracunan gas dan setidaknya lima orang tewas.
Seorang warga yang terpapar gas beracun dari Desa Sibanggor Tonga, Lisdawati, mengatakan hingga saat ini dia masih merasakan pusing, mual, dan muntah-muntah.
Adapun Kementerian ESDM telah memerintahkan PT SMGP menghentikan sementara seluruh kegiatan di Wellpad V terhitung mulai Jumat (23/2/2024).
Baca juga: Hirup Gas dari Sumur Geotermal, 101 Warga Mandailing Natal Dirawat
Di RSUD Panyabungan, Lisdawati masih terkapar di tempat tidurnya. Ia bercerita badannya masih lemas dan merasa mual serta pusing.
Dia dibawa ke rumah sakit ini pada Jumat (23/02) siang oleh suaminya karena menghirup gas dari pembukaan sumur V-01 milik PT Sorik Marapi Geothermal Power yang diduga mengalami kebocoran.
Warga di Desa Sibanggor Tonga ini mengatakan kejadian kebocoran gas itu terjadi pada Kamis (22/02) sore kira-kira selepas magrib.
Saat itu dia mendengar tetangganya dan warga lain berlarian keluar rumah. Ia belum tahu apa yang terjadi, sampai akhirnya membuka pintu rumah untuk mencari tahu penyebab orang-orang itu berhamburan di jalanan.
Baca juga: Diduga Keracunan Gas, 75 Warga Mandailing Natal Dilarikan ke RS
Tapi begitu pintu terbuka, dia mencium bau yang sangat menyengat.
"Saya merasa pusing sekali, dada saya terasa berdebar-debar. Saya langsung dibawa ke puskesmas Sibanggor Jae oleh suami untuk berobat," katanya.
Namun kondisinya tak kunjung membaik. Perempuan paruh baya ini mengaku hingga Jumat siang masih merasakan pusing, mual, hingga muntah. Karena itulah ia dilarikan ke RSUD Panyabungan.
Jarak rumah Lisdawati dengan lokasi sumur yang mengalami kebocoran kira-kira satu kilometer dan baginya cukup jauh.
"Tapi masih kena rupanya," keluh Lisda.
Baca juga: Diduga Minta Rp 580 Juta dari Calon PPPK, Kadisdik Mandailing Natal Ditahan
Seingatnya kejadian kebocoran gas dari proyek pembangkit panas bumi ini sudah empat kali terjadi dan sempat memakan korban jiwa pada tahun 2021.
Karenanya dia sangat berharap pemerintah betul-betul memperhatikan warga sekitar proyek strategis nasional tersebut agar tidak lagi korban berjatuhan.
Kalau perlu perusahaan itu ditutup, ungkapnya sembari menyeka air mata.
Kondisi yang mereka alami beragam: mual-mual, muntah, hingga tak sadarkan diri. Diduga mereka keracunan gas H2S atau hidrogen sulfida yang bocor dari uji sumur proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi PT Sorik Marapi Geothermal Power.
Akan tetapi, untuk memastikan hal itu polisi masih menunggu hasil uji laboratorium yang dilakukan Subden Kimia, Biologi, dan Radioaktif Detasemen Gegana Polda Sumatra Utara.
"Karena kronologinya tidak terjadi kendala apa-apa [kebocoran], namun hari ini [uji sumur] dihentikan sementara," ujarnya kepada wartawan Nanda Fahriza Batubara yang melaporkan untuk BBC News Indonesia.
Baca juga: Dimusnahkan, 5 Hektar Lahan Ganja di Mandailing Natal
Arie mengatakan tim telah menyambangi Desa Sibanggor Julu maupun lokasi uji sumur PT SMGP.
Jarak keduanya, kata dia, sekitar satu kilometer. Dari pantauan sementara, kepolisian menyebut tidak menemukan adanya tanda-tanda kebocoran gas.
Selain itu juga tidak ditemukan adanya aliran sumur yang mengarah ke desa.
"Dari pengakuan SMGP sejak kemarin sebenarnya netral. Tapi untuk memastikan data perusahaan, kami melakukan pemeriksaan dan memang tidak ditemukan kebocoran," sebut Arie.