NUNUKAN, KOMPAS.com – Pembukaan lowongan untuk dokter honorer di dataran tinggi Krayan, dan wilayah Binter, Kecamatan Lumbis Ogong, Nunukan, Kalimantan Utara, tak kunjung ada pendaftar.
Kepala Dinas Kesehatan Nunukan, Miskia mengatakan, sejak pendaftaran dibuka 2023, sampai hari ini, tidak satupun ada dokter yang berminat untuk bertugas di dua wilayah pelosok, yang berbatasan langsung dengan Malaysia ini.
"Mungkin mereka masih menganggap wilayah tersebut masih hutan, dan jauh dari perkotaan. Sehingga tidak ada yang berminat bekerja sebagai dokter di sana," ujar Miskia, Rabu (21/2/2024).
Faktanya, imbuh Miskia, untuk menuju Krayan, hanya bisa ditempuh dengan pesawat perintis dari Nunukan.
Baca juga: Malu karena Kelakuan Putri Sulungnya Jadi Gosip Tetangga, Petani di Nunukan Menenggak Racun
Begitu juga untuk menuju Lumbis Ogong, harus menaiki perahu melewati sungai dengan jiram yang membutuhkan biaya tidak sedikit.
Miskia menuturkan, untuk wilayah pedalaman terpencil seperti dataran tinggi Krayan dan wilayah Binter, Pemda Nunukan menawarkan gaji bulanan Rp 13 juta ditambah jasa pelayanan/jaspel.
Angka tersebut, dua kali lipat nominalnya, dibanding dengan dokter honorer untuk daerah ibu kota Kabupaten Nunukan, yang digaji Rp 8 juta per bulan.
"Pertimbangan mereka bisa jadi kalau di wilayah pelosok mereka hanya bisa praktik dan fokus di puskesmas. Beda dengan tugas di daerah kota yang mungkin bisa membuka praktik sendiri," ujar dia.
Miskia menegaskan, Kabupaten Nunukan masih sangat kekurangan tenaga dokter.
Dari 18 puskesmas yang ada, Nunukan masih membutuhkan sekitar 12 dokter, belum termasuk dokter spesialis.