Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BMKG: Waspadai Tinggi Gelombang 2,5 Meter di Perairan Banten

Kompas.com - 19/02/2024, 15:54 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

Sumber Antara

SERANG, KOMPAS.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau nelayan dan pekerja kapal tongkang mewaspadai gelombang tinggi hingga 2,5 meter di perairan Banten.

Kawasan perairan tersebut meliputi selatan Banten, Samudera Hindia, dan Selat Sunda bagian selatan, dalam periode 19-20 Februari 2024.

Hal ini disampaikan Koordinator Bidang Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Stasiun Meteorologi Maritim Kelas I Serang, Tatang, di Serang, Senin (19/2/2024).

BMKG, kata Tatang, mengeluarkan peringatan dini terhadap keselamatan nelayan dan pekerja kapal tongkang yang melintasi Perairan Banten.

Baca juga: Peringatan Dini BMKG: Waspada Gelombang Tinggi hingga 4 Meter di Selat Makassar

Ketinggian gelombang hingga 2,5 meter semacam itu mendatangkan risiko tinggi bagi pelaku pelayaran khususnya nelayan.

Selain itu, tiupan angin bergerak dari arah barat laut hingga utara dengan kecepatan 05-30 kilometer per jam memperbesar risiko yang patut diwaspadai.

"Kami berharap nelayan waspada dan hati-hati jika melaut karena gelombang di perairan Banten," kata Tatang lagi.

Tatang juga mengatakan, BMKG pun mengeluarkan peringatan dini waspada hujan lebat disertai angin kencang dan petir yang terjadi di enam wilayah di Banten.

Enam wilayah tersebut adalah Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang, Kota Cilegon, Kota Serang, Kabupaten Serang, dan Kabupaten Tangerang.

Baca juga: Waspadai, 6 Daerah di Banten Dilanda Cuaca Ekstrem

Cuaca buruk yang terjadi di enam daerah di wilayah Banten berpeluang terjadi pada sore hari dan bisa menimbulkan bencana alam hidrometeorologi, seperti banjir, longsor, pergerakan tanah, angin kencang, dan gelombang tinggi.

"Kami berharap masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana alam juga dapat meningkatkan kewaspadaan bencana agar tidak menimbulkan korban jiwa," kata dia.

Sementara itu, Kepala Pangkalan Pelabuhan Ikan (PPI) Binuangeun Kabupaten Lebak Ahmad Hadi mengatakan saat ini nelayan di daerah itu sekitar 3.600 orang dan sebagian tidak melaut akibat gelombang tinggi.

"Kami minta nelayan waspada jika melaut untuk menghindari kecelakaan terseret gelombang itu," kata Ahmad Hadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kapal Belum Masuk, Harga Bawang Putih di Ambon Tembus Rp 50.000 per Kg

Kapal Belum Masuk, Harga Bawang Putih di Ambon Tembus Rp 50.000 per Kg

Regional
Pemkot Magelang Punya Layanan Sedot Tinja, Berikut Tarif dan Cara Pakai Jasanya

Pemkot Magelang Punya Layanan Sedot Tinja, Berikut Tarif dan Cara Pakai Jasanya

Regional
Penembak Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto Ditangkap

Penembak Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto Ditangkap

Regional
390 Kg Daging Celeng Diselundupkan ke Bekasi, Disembunyikan Dalam Truk Pengangkut Besi

390 Kg Daging Celeng Diselundupkan ke Bekasi, Disembunyikan Dalam Truk Pengangkut Besi

Regional
Kasus Adik Aniaya Kakak hingga Tewas di Klaten, Polisi: Tunggu Hasil Observasi

Kasus Adik Aniaya Kakak hingga Tewas di Klaten, Polisi: Tunggu Hasil Observasi

Regional
MGPA Beri Harga Khusus Tiket MotoGP Mandalika selama Periode 'Early Bird'

MGPA Beri Harga Khusus Tiket MotoGP Mandalika selama Periode "Early Bird"

Regional
Usung Luqman Hakim pada Pilkada Salatiga, PKB Buka Pendaftaran untuk Cari Wakilnya

Usung Luqman Hakim pada Pilkada Salatiga, PKB Buka Pendaftaran untuk Cari Wakilnya

Regional
Gempa M 4,7 di Boalemo Dipicu Aktivitas Lempeng Laut Sulawesi Utara

Gempa M 4,7 di Boalemo Dipicu Aktivitas Lempeng Laut Sulawesi Utara

Regional
Direktur PT Info Solusi Net Ditahan, 'Mark Up' Harga Langganan Internet Desa di Muba, Kerugian Negara Rp 27 Miliar

Direktur PT Info Solusi Net Ditahan, "Mark Up" Harga Langganan Internet Desa di Muba, Kerugian Negara Rp 27 Miliar

Regional
Mayat yang Ditemukan di Trotoar Simpang Sentul Bogor Diduga Korban Tawuran, Ditemukan Luka Sobek di Punggung

Mayat yang Ditemukan di Trotoar Simpang Sentul Bogor Diduga Korban Tawuran, Ditemukan Luka Sobek di Punggung

Regional
Pergerakan Tanah di Cianjur Meluas, 2 Kampung Diungsikan

Pergerakan Tanah di Cianjur Meluas, 2 Kampung Diungsikan

Regional
Cerita Rukijan, Tujuh Tahun Menanti Kabar Anaknya di Depan Pintu Pagar Rumah Mertua...

Cerita Rukijan, Tujuh Tahun Menanti Kabar Anaknya di Depan Pintu Pagar Rumah Mertua...

Regional
Ada Belatung di Nasi Kotak Pesanan, Rumah Makan Padang di Ambon Dipasangi Garis Polisi

Ada Belatung di Nasi Kotak Pesanan, Rumah Makan Padang di Ambon Dipasangi Garis Polisi

Regional
Mengenal Festival Rimpu Mantika, Upaya Pelestarian Kekayaan Budaya Bima

Mengenal Festival Rimpu Mantika, Upaya Pelestarian Kekayaan Budaya Bima

Regional
Terekam CCTV, Begini Detik-detik Penembakan Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto

Terekam CCTV, Begini Detik-detik Penembakan Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com