Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pleno Penghitungan Suara Dihentikan, KPU Banten Jamin Tak Ada Utak-atik Suara

Kompas.com - 19/02/2024, 14:34 WIB
Rasyid Ridho,
Reni Susanti

Tim Redaksi

SERANG, KOMPAS.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Banten menjamin keamanan kotak suara selama proses  penghitungan suara di tingkat kecamatan dihentikan.

Pengamanan oleh aparat penegak hukum pun diperketat agar tidak terjadi kecurangan seperti mengubah hasil suara.

"Tentu surat suara itu masih tersegel di dalam kotak masing-masing, dan itu pasti akan dimonitor oleh teman-teman PPK, oleh teman-teman aparat kepolisian. Jadi tidak mungkin surat suara itu diutak-atik," kata Komisioner KPU Banten Akhmad Subagja saat dihubungi Kompas.com melalui telepon, Senin (19/2/2024).

Baca juga: Rapat Pleno Penghitungan Suara di Banten Dihentikan 2 Hari, Imbas Angka dengan Gambar Berbeda

Dijelaskan Subagja, proses rekapitulasi di kecamatan akan dilakukan secara terbuka dengan disaksikan pengawas, saksi, dan masyarakat.

Apalagi, penghitungan suara di PPK sumber datanya adalah C hasil plano dari setiap TPS.

"Jadi C hasil Plano yang dari TPS itu ketika plenokan di kecamatan, itu dibuka kembali, dibacakan, cek datanya, kemudian diinput di dalam Sirekap yang digunakan  oleh teman-teman PPK," ujar dia.

Baca juga: Gara-gara Pemilih Sudah Meninggal Mencoblos, 295 Orang Warga Kota Serang Banten Harus Pemungutan Suara Ulang

Dikatakan Subagja, KPU telah berkoordinasi dengan Bawaslu dan Kepolisian, agar pengamanan di gudang logistik Pemilu diperketat.

Selain itu, KPU meminta agar proses rapat pleno yang akan dilanjutkan kembali pada Selasa (20/2/2024) berjalan lancar, hasilnya akurat, dan dapat dipertanggungjawabkan.

"Kita minta semuanya dimaksimalkan, supaya tidak ada kecurigaan. Dan kita minta ke badan adhoc kita, jangan sampai temen-teman itu tidak teliti dalam melakukan proses penghitungan suara di tiap kecamatan," ungkap Subagja.

"Karena kita harus pastikan betul bahwa penghitungan di TPS itu sesuai dengan di kecamatan," sambungnya.

Sebelumnya, KPU Provinsi Banten menghentikan sementara rapat pleno penghitungan suara di tingkat kecamatan pada Minggu (18/2/2024).

Penghentian dilakukan selama dua hari untuk memastikan kualitas data yang digunakan lebih akurat.

Penundaan juga sesuai arahan dari KPU RI guna memastikan kualitas data yang digunakan untuk rekap kecamatan lebih akurat.

Sebab, KPU juga ingin menghindari kecurigaan publik dengan adanya perbedaan data di TPS dengan Sirekap.

"Ada pembacaan yang tidak sempurna ketika dikonversi dari C hasil plano yang di foto ke dalam sirekap," tutur dia.

Saat ini, KPU Provinsi dan KPU kabupaten/kota melakukan pembersihan dan perbaikan-perbedaan angka dengan gambar.

"KPU sedang melakukan pembetulan, koreksi terhadap data-data itu, supaya info yang disampaikan ke publik itu info yang akuntabel, yang sesuai dengan data real di setiap TPS," tandas Subagja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Rabu 22 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Rabu 22 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Regional
Kembalikan Formulir di PDI-P, 3 Pendaftar Penjaringan Pilkada Kabupaten Semarang Bertemu

Kembalikan Formulir di PDI-P, 3 Pendaftar Penjaringan Pilkada Kabupaten Semarang Bertemu

Regional
Sempat Tak Sadarkan Diri, Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur Sadar Usai Operasi Otak

Sempat Tak Sadarkan Diri, Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur Sadar Usai Operasi Otak

Regional
BMKG Prediksi Sumbar Hujan Lebat, Masyarakat Diimbau Perhatikan Peringatan Dini

BMKG Prediksi Sumbar Hujan Lebat, Masyarakat Diimbau Perhatikan Peringatan Dini

Regional
Kepiluan Korban Banjir Lahar Dingin, Sawah dan Ladang Berubah Jadi Tumpukan Batu

Kepiluan Korban Banjir Lahar Dingin, Sawah dan Ladang Berubah Jadi Tumpukan Batu

Regional
Mayat Pria yang Ditemukan di Semarang Ternyata Sempat Dikeroyok hingga Tenggelam di Sungai

Mayat Pria yang Ditemukan di Semarang Ternyata Sempat Dikeroyok hingga Tenggelam di Sungai

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Rabu 22 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Rabu 22 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Tolak Dipimpin Kades Mantan Napi TPPO, Warga di Lombok Timur Segel Kantor Desa

Tolak Dipimpin Kades Mantan Napi TPPO, Warga di Lombok Timur Segel Kantor Desa

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 22 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 22 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 22 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 22 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 22 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 22 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Dugaan Korupsi Insentif Pajak, 235 Dokumen BPKD Aceh Barat Disita

Dugaan Korupsi Insentif Pajak, 235 Dokumen BPKD Aceh Barat Disita

Regional
Ibu Kandungnya Divonis 8 Bulan Penjara, Norma Risma: Lega tapi Berat

Ibu Kandungnya Divonis 8 Bulan Penjara, Norma Risma: Lega tapi Berat

Regional
Gunung Lewotobi Laki-laki 2 Kali Meletus Pagi Ini, Disertai Gemuruh

Gunung Lewotobi Laki-laki 2 Kali Meletus Pagi Ini, Disertai Gemuruh

Regional
Komplotan Pembobol Rumah di Semarang Pura-pura Jualan Minyak Urut untuk Cari Target

Komplotan Pembobol Rumah di Semarang Pura-pura Jualan Minyak Urut untuk Cari Target

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com