KOMPAS.com - Masiroh (42), seorang tenaga kerja wanita (TKW) asal Indramayu, Jawa Barat dilaporkan hilang kontak selama 19 tahun.
Sebelum dinyatakan hilang, Masiroh berangkat ke Suriah tahun 2015.
Masiroh merupakan anak ketiga dari tujuh bersaudara dari pasangan Darwiyah (70) dan Sopiyah (56). Selama 19 tahun hilang kontak, pihak keluarga sudah menganggapnya meninggal.
Keluarga pasrah dan mengira Masiroh menjadi salah satu korban perang yang terjadi di Suriah.
Baca juga: Bocah 10 Tahun di Indramayu Disiram Air Panas oleh Buyutnya, Korban Sempat Minta Nasi Goreng
Bahkan setiap acara tahlilan, nama mendiang Masiroh selalu disebut untuk didoakan.
Masiroh berangkat ke Suriah karena alasan ekonomi. Masiroh memaksa ikut berangkat ke luar negeri bersama teman-temannya menjadi TKW.
Kini, teman-temannya itu sudah kembali ke desa tanpa Masiroh.
Sopiyah (56) mengatakan anaknya yang selama ini dianggap sudah meninggal dunia, ternyata masih hidup.
Hal itu ia ketahui setelah anaknya menelepon seminggu yang lalu.
"Anak saya itu awalnya berangkat tahun 2005," ujar Sopiyah kepada Tribuncirebon.com, Senin (5/2/2024).
Baca juga: Mengaku Dititipi Teman, Pemilik 2 Kg Ganja di Indramayu Diringkus Polisi
Di Suriah, Masiroh sempat pindah-pindah majikan. Pengalaman menakutkan dialami saat bekerja di majikan pertama karena Masiroh diperlakukan kasar oleh majikannya.
"Katanya tuh sampai mau disiram air keras, tapi alhamdulillahnya belum," ujar dia.
Dari majikan yang pertama itu, Masiroh diketahui kabur. Masih di negara yang sama, ia kembali bekerja menjadi asisten rumah tangga (ART) di majikan yang kedua.
Di majikan yang kedua, diakui Masiroh, ia diperlakukan baik oleh majikannya.
Namun, saat itu suasana di Suriah kacau balau karena perang. Masiroh kemudian dilepas oleh majikan keduanya.