KOMPAS.com - Bendung Karet Tirtonadi atau Bendungan Tirtonadi adalah infrastruktur pengendalian banjir yang juga menjadi salah satu tempat wisata di Kota Solo.
Lokasi Bendung Karet Tirtonadi berada di wilayah Kelurahan Gilingan, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta.
Letaknya bersebelahan dengan Terminal Tirtonadi dan dibangun pada pertemuan Kali Gajah Putih dan Kali Pepe.
Baca juga: Jadi Wisata Edukasi Lingkungan, Ini Wajah Kawasan Bendung Tirtonadi di Solo
Dilansir dari laman pu.go.id, awalnya pembangunan Bendung Karet Tirtonadi dilakukan sebagai langkah untuk mengurangi potensi banjir yang sering terjadi di wilayah kota Solo.
Baca juga: Sejarah Pasar Gede Hardjonagoro, Pasar Tradisional Tertua di Kota Solo
Seperti diketahui, Kota Solo secara geografis terletak pada dataran rendah dan menjadi pertemuan beberapa sungai, yakni Kali Pepe, Kali Gajah Putih, Kali Anyar, Kali Premulung, dan Sungai Bengawan Solo.
Baca juga: 6 Jembatan Unik dan Megah di Kota Solo
Hal ini membuat Kota Solo menjadi rentan terhadap banjir, terutama ketika mulai memasuki musim hujan.
Pembangunan Bendung Karet Tirtonadi sebagai infrastruktur pendukung pengendalian banjir di Kota Solo kemudian dimulai oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada tahun 2016.
Hal ini dilakukan sebagai bagian dari pekerjaan normalisasi Kali Pepe dari hulu ke hilir.
Pembangunan Bendungan Tirtonadi ini dilaksanakan oleh Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo dengan skema pembangunan multi years.
Pekerjaan pembangunan bendungan ini selesai pada akhir tahun 2018 dan diresmikan pada tahun 2019.
Total lama pengerjaannya adalah selama 810 hari kalender pada tahun 2016-2018, dengan anggaran sebesar Rp 182,3 miliar.
Lamanya pengerjaan Bendungan Tirtonadi karena proses pembangunan tidak hanya berfokus pada bangunan bendung itu sendiri, namun juga pembangunan jalur pedestrian di bantaran sungai.
Saat itu, terdapat kurang lebih 194 keluarga yang harus direlokasi karena mendirikan bangunan di bantaran Kali Pepe.
Ada juga kegiatan relokasi pemakaman yang jumlahnya mencapai 2035 makam, termasuk makam Putri Solo yaitu Putri Cempo. Makam-makam tersebut kemudian direlokasi ke daerah Sukoharjo dan Karanganyar.
Dilansir dari laman pu.go.id dan surakarta.go.id, Bendungan Tirtonadi memiliki fungsi pengendali banjir, dengan kemampuan menurunkan elevasi banjir sebesar 2,1 meter.