Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bendung Karet Tirtonadi, Pengendali Banjir Sekaligus Destinasi Wisata di Kota Solo

Kompas.com - 25/01/2024, 22:50 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Bendung Karet Tirtonadi atau Bendungan Tirtonadi adalah infrastruktur pengendalian banjir yang juga menjadi salah satu tempat wisata di Kota Solo.

Lokasi Bendung Karet Tirtonadi berada di wilayah Kelurahan Gilingan, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta.

Letaknya bersebelahan dengan Terminal Tirtonadi dan dibangun pada pertemuan Kali Gajah Putih dan Kali Pepe.

Baca juga: Jadi Wisata Edukasi Lingkungan, Ini Wajah Kawasan Bendung Tirtonadi di Solo

Sejarah Bendung Karet Tirtonadi

Dilansir dari laman pu.go.id, awalnya pembangunan Bendung Karet Tirtonadi dilakukan sebagai langkah untuk mengurangi potensi banjir yang sering terjadi di wilayah kota Solo.

Baca juga: Sejarah Pasar Gede Hardjonagoro, Pasar Tradisional Tertua di Kota Solo

Seperti diketahui, Kota Solo secara geografis terletak pada dataran rendah dan menjadi pertemuan beberapa sungai, yakni Kali Pepe, Kali Gajah Putih, Kali Anyar, Kali Premulung, dan Sungai Bengawan Solo.

Baca juga: 6 Jembatan Unik dan Megah di Kota Solo

Hal ini membuat Kota Solo menjadi rentan terhadap banjir, terutama ketika mulai memasuki musim hujan.

Pembangunan Bendung Karet Tirtonadi sebagai infrastruktur pendukung pengendalian banjir di Kota Solo kemudian dimulai oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada tahun 2016.

Hal ini dilakukan sebagai bagian dari pekerjaan normalisasi Kali Pepe dari hulu ke hilir.

Pembangunan Bendungan Tirtonadi ini dilaksanakan oleh Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo dengan skema pembangunan multi years.

Pekerjaan pembangunan bendungan ini selesai pada akhir tahun 2018 dan diresmikan pada tahun 2019.

Total lama pengerjaannya adalah selama 810 hari kalender pada tahun 2016-2018, dengan anggaran sebesar Rp 182,3 miliar.

Lamanya pengerjaan Bendungan Tirtonadi karena proses pembangunan tidak hanya berfokus pada bangunan bendung itu sendiri, namun juga pembangunan jalur pedestrian di bantaran sungai.

Saat itu, terdapat kurang lebih 194 keluarga yang harus direlokasi karena mendirikan bangunan di bantaran Kali Pepe.

Ada juga kegiatan relokasi pemakaman yang jumlahnya mencapai 2035 makam, termasuk makam Putri Solo yaitu Putri Cempo. Makam-makam tersebut kemudian direlokasi ke daerah Sukoharjo dan Karanganyar.

Taman Bendung Tirtonadi di SoloDok. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta Taman Bendung Tirtonadi di Solo

Fungsi Bendung Karet Tirtonadi

Dilansir dari laman pu.go.id dan surakarta.go.id, Bendungan Tirtonadi memiliki fungsi pengendali banjir, dengan kemampuan menurunkan elevasi banjir sebesar 2,1 meter.

Selain itu keberadaan bendungan ini dapat mengurangi risiko banjir seluas 110 hektar di beberapa wilayah di Kota Solo seperti Kecamatan Banjarsari.

Sementara di daerah hilir, bendungan ini dapat mengurangi risiko banjir seluas kurang lebih 80 hektare di kawasan Pasar Kliwon dan Laweyan.

Pada saat musim hujan, kapasitas pengaliran air dapat mencapai 1.048 meter kubik per detik, atau lebih besar dari debit awal yang hanya 390 meter kubik per detik.

Sementara pada musim kemarau, Bendung Karet Tirtonadi akan ditutup, sehingga dapat berfungsi sebagai long storage yang memiliki kapasitas tampungan kurang lebih 1 juta meter kubik.

Fungsi lain Bendung Karet Tirtonadi adalah sebagai objek wisata edukasi dan ruang terbuka publik.

Keunikan Bendung Karet Tirtonadi

Sesuai namanya, keunikan Bendung Karet Tirtonadi ada pada teknologi yang diterapkan berupa bendung karet.

Inovasi ini menggunakan kantong karet yang dipasang melintang sungai dengan tujuan untuk menaikkan tinggi muka air.

Teknologi ini dilengkapi dengan gate panel yang terbuat dari baja dengan ketebalan 16 mm dan tinggi 305 cm saat pembangunan dan 32 cm saat kondisi flat.

Keunggulan dari teknologi bendung karet ini adalah waktu pengoperasian relatif singkat dan mampu melindungi air blader dari material sungai.

Selain itu, bendung karet juga tahan terhadap perubahan suhu ekstrim serta dapat terhindar dari vandalisme.

Jembatan Bendung Tirtonadi.sahabat.pu.go.id Jembatan Bendung Tirtonadi.

Bendung Karet Tirtonadi juga dikenal dengan keberadaan jembatan unik yang materialnya menggunakan kaca, baik di lantai maupun di kanan dan kiri pembatasnya.

Sebagai ruang terbuka publik, terdapat Taman Bendung Tirtonadi atau Taman Papan Kawruh yang kerap ramai dikunjungi masyarakat pada pagi dan sore hari.

Di taman ini masyarakat bisa mendapatkan pengetahuan tentang air dan pengendalian banjir, mengadakan kegiatan bersama komunitas, berolahraga, atau sekadar bersantai menikmati suasana.

Sumber:
sahabat.pu.go.id  
sda.pu.go.id  
djkn.kemenkeu.go.id  
surakarta.go.id  
surakarta.go.id  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bocah 14 Tahun di Bali Diperkosa 3 Pria Dewasa di Hotel, Korban Kenal Pelaku di Medsos

Bocah 14 Tahun di Bali Diperkosa 3 Pria Dewasa di Hotel, Korban Kenal Pelaku di Medsos

Regional
Viral, Unggahan Website Resmi Pemkot Posting Berita Wali Kota Semarang Maju Pilkada, Ini Penjelasan Kominfo

Viral, Unggahan Website Resmi Pemkot Posting Berita Wali Kota Semarang Maju Pilkada, Ini Penjelasan Kominfo

Regional
Tak Diizinkan Mancing, Pelajar SMP di Kalbar Nekat Bunuh Diri dengan Senapan Angin

Tak Diizinkan Mancing, Pelajar SMP di Kalbar Nekat Bunuh Diri dengan Senapan Angin

Regional
Pedagang di Ambon Plaza Mogok Jualan karena Harga Sewa Kios Naik

Pedagang di Ambon Plaza Mogok Jualan karena Harga Sewa Kios Naik

Regional
Melalui Festival Budaya Isen Mulang 2024, Gubernur Sugianto Kenalkan Potensi dan Budaya Kalteng

Melalui Festival Budaya Isen Mulang 2024, Gubernur Sugianto Kenalkan Potensi dan Budaya Kalteng

Kilas Daerah
Pelajar SMA di Morowali Tega Bunuh Ibunya Saat Tidur, Apa yang Terjadi?

Pelajar SMA di Morowali Tega Bunuh Ibunya Saat Tidur, Apa yang Terjadi?

Regional
Duduk Perkara Malapraktik di Prabumulih, Bidan yang Menjabat sebagai Lurah Jadi Tersangka

Duduk Perkara Malapraktik di Prabumulih, Bidan yang Menjabat sebagai Lurah Jadi Tersangka

Regional
Viral Video 4 Wanita dan Satu Polisi Merokok Sambil Konsumsi Miras, Diduga di Mapolres Sikka

Viral Video 4 Wanita dan Satu Polisi Merokok Sambil Konsumsi Miras, Diduga di Mapolres Sikka

Regional
Pilkada Demak, PPP Bakal Usung 3 Nama, Baru Satu yang Ambil Formulir

Pilkada Demak, PPP Bakal Usung 3 Nama, Baru Satu yang Ambil Formulir

Regional
Selundupkan Benih Lobster Senilai Rp 15,9 Miliar, 2 Pelaku Ditangkap

Selundupkan Benih Lobster Senilai Rp 15,9 Miliar, 2 Pelaku Ditangkap

Regional
Pemprov Jateng Buka Magang Jepang Tanpa Kuota Pendaftar, Ini Perinciannya

Pemprov Jateng Buka Magang Jepang Tanpa Kuota Pendaftar, Ini Perinciannya

Regional
Napi Anak Pembunuh Polisi Ungkap Caranya Kabur dari Lapas

Napi Anak Pembunuh Polisi Ungkap Caranya Kabur dari Lapas

Regional
Bus Rombongan Perangkat Desa Kecelakaan di Tol Tangerang Merak, 8 Luka-luka

Bus Rombongan Perangkat Desa Kecelakaan di Tol Tangerang Merak, 8 Luka-luka

Regional
Siswa Kelas 9 Tewas Saat 'Camping' di Bumi Perkemahan Sekipan Karanganyar

Siswa Kelas 9 Tewas Saat "Camping" di Bumi Perkemahan Sekipan Karanganyar

Regional
Lokasi Pencarian Korban Banjir Lahar Dingin Sumbar Diperluas

Lokasi Pencarian Korban Banjir Lahar Dingin Sumbar Diperluas

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com