Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat Undip: Jokowi Panik hingga Sebut Presiden Boleh Memihak dan Kampanye

Kompas.com - 25/01/2024, 16:19 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Pengamat Politik Universitas Diponegoro (Undip) Wahid Abdulrahman menyebut, sikap Presiden Jokowi blak-blakan menyatakan dukungan untuk Prabowo-Gibran lantaran survei paslon 02 itu tidak aman.

Sebelumnya, Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran santer menyuarakan pemilu presiden satu putaran karena paslon 02 menang.

Namun belakangan survei Litbang "Kompas" Desember 2023 mencatat paslon 02 baru menguasai 39,3 persen suara pemilih. Angka ini cukup jauh dari 50 persen untuk menang dalam satu putaran.

Baca juga: Tanggapan Mentan soal Pernyataan Jokowi bahwa Presiden dan Menteri Boleh Kampanye

"Memang nampaknya ini semua terjadi ketika harapan untuk satu putaran itu sulit untuk terjadi," tutur Wahid melalui sambungan telepon, Kamis (25/1/2024).

Melihat situasi dan perkembangan survei yang terjadi, akhirnya Jokowi turun tangan terang-terangan menyatakan presiden memiliki hak untuk mendukung paslon tertentu.

Hal ini dinilai untuk menyelamatkan putra sulungnya agar dapat menang dalam satu putaran pemilu presiden 2024.

"Maka dengan waktu yang singkat (dengan hari pencoblosan 14 Februari) coba dimaksimalkan apapun yang bisa dilakukan. Karena melihat hasil survei nampaknya juga masih kecenderungannya dua putaran," terangnya.

Wahid menilai, sikap Jokowi ini membahayakan bagi demokrasi di Indonesia.

Pasalnya, meski secara lisan mengatakan tidak menggunakan fasilitas negara untuk berkampanye, faktanya terkadang berbeda.

"Menurut saya berbahaya. Karena kita akan sulit melihat apakah ini dalam konteks presiden atau 'tim pemenangan anaknya' dan tentu aksesnya jadi sangat tidak bagus, apalagi berkaitan dengan penggunaan fasilitas negara," lanjut Wahid.

Apalagi belakangan saat melakukan kunjungan kerja di Salatiga, muncul gestur tangan berpose angka dua dari dalam mobil presiden.

Belum lagi bansos yang disebut oleh Mendag Zulhas sebagai kemurahan hati Jokowi, hingga munculnya paket beras bulog yang dibagikan untuk warga ditempel stiker Prabowo-Gibran.

Baca juga: Sebut Boleh Memihak dan Kampanye, Jokowi Dianggap Petak Umpet dengan Aturan

Melihat pernyataan dukungan Jokowi, dan besarnya koalisi Indonesia Maju dengan sokongan sederet menteri dalam TKN Prabowo-Gibran, Wahid meragukan Bawaslu dapat menjalankan tugasnya.

"Di sana bukannya pesimis, tapi kemudian Bawaslu tidak akan bisa memaksimalkan tekanannya. Tinggal bagaimana kita berharap pada pengawasan masyarakat, ini menjadi penting," tegasnya.

Apalagi bila melihat beberapa kecenderungan dari potensi dugaan pelanggaran kampanye selama ini, Bawaslu belum maksimal.

Bahkan Bawaslu sempat dituntut secara hukum oleh TKN paslon 02 usai memberi peringatan saat berkampanye di Batam.

"Apalagi kalau nanti (pelanggaran) dilakukan oleh presiden. Saya pesimis kalau itu bisa ditindak dengan adil," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ada Buruh di Demak yang Terpaksa Bekerja Saat Peringatan Hari Buruh

Ada Buruh di Demak yang Terpaksa Bekerja Saat Peringatan Hari Buruh

Regional
Heboh Hoaks Perampokan Klinik di Padang, Polisi Dituduh Aniaya Pelaku

Heboh Hoaks Perampokan Klinik di Padang, Polisi Dituduh Aniaya Pelaku

Regional
Dandan Riza Wardana Maju Pilkada Bandung 2024, Diusung Atalia Praratya dan Tokoh Jabar

Dandan Riza Wardana Maju Pilkada Bandung 2024, Diusung Atalia Praratya dan Tokoh Jabar

Regional
Gelar Aksi 'May Day', Buruh di Brebes Keluhkan Besaran Gaji sampai Lampu Jalan

Gelar Aksi "May Day", Buruh di Brebes Keluhkan Besaran Gaji sampai Lampu Jalan

Regional
Pembangunan Zona Hijau di Candi Borobudur Dimulai, Tempat Parkir Ditutup

Pembangunan Zona Hijau di Candi Borobudur Dimulai, Tempat Parkir Ditutup

Regional
Pencarian Warga Serang Lompat ke Laut Dihentikan

Pencarian Warga Serang Lompat ke Laut Dihentikan

Regional
Eks Wali Kota Semarang akan Maju Pilkada 2024 lewat PKB

Eks Wali Kota Semarang akan Maju Pilkada 2024 lewat PKB

Regional
Kebakaran Gudang BBM di Lampung, Api Sempat Menyambar Mobil Pemadam

Kebakaran Gudang BBM di Lampung, Api Sempat Menyambar Mobil Pemadam

Regional
Heboh Perampokan Klinik Kecantikan di Padang, Hoaks untuk Konten Medsos

Heboh Perampokan Klinik Kecantikan di Padang, Hoaks untuk Konten Medsos

Regional
Jadi Bakal Calon Gubernur Banten, Dimyati Janji Gratiskan Pendidikan TK sampai S3

Jadi Bakal Calon Gubernur Banten, Dimyati Janji Gratiskan Pendidikan TK sampai S3

Regional
Suami di Bogor Pukul Istri Usai Disusul dan Disuruh Pulang Saat Nongkrong

Suami di Bogor Pukul Istri Usai Disusul dan Disuruh Pulang Saat Nongkrong

Regional
Duel Berujung Maut Dua Pria di Bogor, Korban Dianiaya Sempat Minta Tolong Warga

Duel Berujung Maut Dua Pria di Bogor, Korban Dianiaya Sempat Minta Tolong Warga

Regional
Presiden Jokowi Akan Panen Raya Jagung di Sumbawa, 710 Personel Keamanan Disiagakan

Presiden Jokowi Akan Panen Raya Jagung di Sumbawa, 710 Personel Keamanan Disiagakan

Regional
Buruh Semarang Mengeluh 'Terlindas' Gaji Rendah dan Tingginya Biaya Pendidikan Anak

Buruh Semarang Mengeluh "Terlindas" Gaji Rendah dan Tingginya Biaya Pendidikan Anak

Regional
Anak Punk Tewas Terlindas Saat Cegat Truk di Magelang

Anak Punk Tewas Terlindas Saat Cegat Truk di Magelang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com