FLORES TIMUR, KOMPAS.com - Para pengungsi korban erupsi Gunung Lewotobi, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengeluhkan listrik yang sering padam.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, Senin (15/1/2024) malam, listrik di sejumlah desa di lereng Lewotobi Laki-laki seperti Boru, Hokeng Jaya, Nawokote dan Klatanlo, sempat padam beberapa menit.
Untuk penerangan warga terpaksa menggunakan lilin, dan senter. Sementara di kamp pengungsian di SMP Negeri Wulanggitang dan SDK Kemiri menggunakan genset.
Baca juga: Puncak Lewotobi Dilanda Hujan Deras, Warga Diminta Waspada Banjir Lahar Dingin
Tak berselang lama, listrik kembali padam. Kemudian padam lagi, lalu kembali menyala.
"Kami kadang terganggu kalau kondisi listrik hidup mati seperti ini. Kasihan kan anak-anak di pengungsian," ujar Robertus Tolok (35), salah seorang pengungsi asal Hokeng Jaya.
Robertus mengungkapkan, meski di lokasi pengungsian sudah disiapkan genset, namun pemadaman listrik yang tiba-tiba membuat warga panik.
Manajer PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan Timur, Rully Agus Widanarto mengatakan, pihaknya segera menerjunkan petugas untuk memastikan penyebab listrik mati di sejumlah desa di lereng Lewotobi.
"Baik, terima kasih informasinya, biar petugas kita pastikan dulu penyebabnya," ujar Rully saat dihubungi, Senin malam.
Sementara itu, Pos Pemantau Gunung Api (PGA) Lewotobi Laki-laki melaporkan, pada periode pengamatan pukul 12.00 Wita-18.00 Wita, cuaca di gunung itu cerah, berawan, mendung, dan hujan. Angin bertiup lemah ke arah timur laut. Suhu udara 25-30 derajat celcius.
Secara visual gunung jelas, kabut 0-I, hingga kabut 0-II. Asap kawah bertekanan sedang hingga kuat teramati berwarna putih dan kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 300 meter di atas puncak kawah.
Teramati tiga kali awan panas guguran dengan jarak luncur 1.000-1.500 meter mengarah ke utara.
Baca juga: Kisah Warga Berbagi Rumah dengan 29 Pengungsi Lewotobi
PGA Lewotobi Laki-laki juga melaporkan, teramati guguran dengan jarak luncur 1.500-2.000 meter ke arah timur laut.
Selain itu, aliran lava teramati dengan jarak luncur 1.500-2.000 meter ke arah timur laut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.