Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Petugas Sortir Surat Suara, Aris: Lebih Baik dan Bersih daripada Jadi Kuli

Kompas.com - 05/01/2024, 19:37 WIB
Dian Ade Permana,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

UNGARAN, KOMPAS.com - Pemilu selain sebagai wujud pesta demokrasi dan ajang para politisi untuk mendulang serta berebut suara, ternyata juga menjadi berkah tersendiri bagi masyarakat kecil.

Hal itu salah satunya dialami oleh Aris, (24), warga Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Ia bersama dengan 250 orang lainnya bekerja menjadi tenaga penyortir surat suara

Baca juga: KPU Palopo Terima Surat Suara Pilpres dan DPD, Satu Dus Kemasannya Rusak

Sehari-hari, Aris bekerja menjadi kuli serabutan.

Saat ada informasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Semarang membutuhkan tenaga sortir surat suara, dia mendaftar dan diterima.

"Seleksinya gampang, melamar seperti biasa lalu tes mata untuk cek buta warna. Kemudian diberi pelatihan untuk sortir dan pelipatan," ujarnya saat ditemui di GOR Wujil Kabupaten Semarang, Rabu (3/1/2024).

Baca juga: Publik Ragukan Gibran, Kaesang: Anak Muda Pemimpin Masa Kini

Baca juga: Bawaslu Lombok Tengah Temukan 6.327 Surat Suara Rusak

Senang dan bangga

Aris mengaku senang dirinya lolos menjadi tenaga sortir surat suara.

"Kerjanya lebih mudah dan yang pasti lebih bersih daripada menjadi kuli. Soal bayaran, ya sama saja, malah lebih baik saat ini karena kerjanya juga tidak terlalu berat. Saya bersama lima orang teman, sekarang jadi sortir surat suara," ungkapnya.

"Bangga juga ya kerja jadi sortir surat suara. Karena meski mungkin tak dianggap, tapi ikut berperan dalam proses pemilu, ikut demokrasi. Saya senang dan bangga, karena selain kerja juga ikut mensukseskan pemilu," imbuhnya.

Baca juga: Diisukan Jadi Sekjen PBB, Ini Respons Jokowi

Tidak ada target khusus

Ketua KPU Kabupaten Semarang Bambang SetyonoKOMPAS.com/Dian Ade Permana Ketua KPU Kabupaten Semarang Bambang Setyono

Sementara itu, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Semarang Bambang Setyono mengatakan, sortir lipat diawali dengan kertas suara dari DPR RI Dapil Jateng 1.

"Ada 250 petugas sortir dan 15 pengawas, dibantu PPK dari Dapil 1 Kabupaten Semarang, mereka petugas yang sudah terlatih," ujarnya, Rabu.

Bambang mengungkapkan, pekerja sortir menerima upah Rp 300 per lembar kertas suara.

"Pekerja dilarang membawa makanan dan minuman, tas, dan ponsel. Jadi masuk ke ruangan clean, ini juga untuk langkah antisipasi agar kertas suara tetap sesuai ketentuan," kata dia.

Baca juga: Visi Misi Lengkap Anies-Cak Imin di Pilpres 2024, Apa Saja?

"Para pekerja tidak ada target khusus dalam sehari harus selesai berapa lembar, karena kita utamakan kualitas. Dari hasil verifikasi awal, kertas suara yang tidak memenuhi syarat tidak banyak, per karton ada satu atau dua lembar, efek tinta saat di percetakan," kata Bambang.

Menurutnya, pengerjaan penyortiran surat suara ini akan berakhir pada 10 Januari 2024.

"Karena itu terus berkesinambungan, dari kertas suara DPR RI, nanti DPRD Provinsi dan Kabupaten, lalu Presiden-Wakil Presiden, dan DPD," pungkasnya.

Baca juga: Visi Misi Lengkap Ganjar-Mahfud di Pilpres 2024, Apa Saja?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pria Bacok Tetangga di Banyuwangi, Ngamuk Halaman Gudang Jadi Lokasi Parkir Tahlilan

Pria Bacok Tetangga di Banyuwangi, Ngamuk Halaman Gudang Jadi Lokasi Parkir Tahlilan

Regional
Jokowi Makan Malam di Kampung Melayu Lombok, Pesan Nasi Goreng Istimewa

Jokowi Makan Malam di Kampung Melayu Lombok, Pesan Nasi Goreng Istimewa

Regional
Ada Sengketa, KPU Tunda Penetapan 5 Caleg Terpilih di Sumbar

Ada Sengketa, KPU Tunda Penetapan 5 Caleg Terpilih di Sumbar

Regional
Imbas Letusan Gunung Ruang, 1.324 Warga Dievakuasi Keluar dari Pulau Tagulandang

Imbas Letusan Gunung Ruang, 1.324 Warga Dievakuasi Keluar dari Pulau Tagulandang

Regional
Pencarian Dihentikan, 2 Penambang Tertimbun Galian Batu Bara Dinyatakan Hilang

Pencarian Dihentikan, 2 Penambang Tertimbun Galian Batu Bara Dinyatakan Hilang

Regional
Gunung Ruang Keluarkan Asap Setinggi 600 Meter

Gunung Ruang Keluarkan Asap Setinggi 600 Meter

Regional
Kisah Relawan Tagana Sumbawa, 14 Tahun Berada di Garda Depan Bencana Tanpa Asuransi

Kisah Relawan Tagana Sumbawa, 14 Tahun Berada di Garda Depan Bencana Tanpa Asuransi

Regional
14 Mobil Damkar Berjibaku Bersihkan Bandara Sam Ratulangi dari Debu Gunung Ruang

14 Mobil Damkar Berjibaku Bersihkan Bandara Sam Ratulangi dari Debu Gunung Ruang

Regional
TKA di Kepri Wajib Bayar Restribusi 100 Dolar AS Tiap Bulan

TKA di Kepri Wajib Bayar Restribusi 100 Dolar AS Tiap Bulan

Regional
Aksi 'May Day' di Semarang Ricuh, Polisi Semprotkan Water Canon Saat Gerbang Didobrak Massa

Aksi "May Day" di Semarang Ricuh, Polisi Semprotkan Water Canon Saat Gerbang Didobrak Massa

Regional
Ayah di Manggarai Timur Diduga Cabuli Anak Kandung sampai Melahirkan

Ayah di Manggarai Timur Diduga Cabuli Anak Kandung sampai Melahirkan

Regional
Daftar ke 4 Parpol, Pj Walkot Bodewin Siap Bertarung di Pilkada Ambon

Daftar ke 4 Parpol, Pj Walkot Bodewin Siap Bertarung di Pilkada Ambon

Regional
Culik Warga, Anggota Geng Motor di Lhokseumawe Ditangkap

Culik Warga, Anggota Geng Motor di Lhokseumawe Ditangkap

Regional
Buruh Demak Terbagi 2, Ikut Aksi di Semarang atau Jalan Sehat Bersama Pemerintah

Buruh Demak Terbagi 2, Ikut Aksi di Semarang atau Jalan Sehat Bersama Pemerintah

Regional
Selingkuh Dengan Teman Kantor, Honorer di Bangka Barat Dipecat

Selingkuh Dengan Teman Kantor, Honorer di Bangka Barat Dipecat

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com