KOMPAS.com - RF (10) asal Kampung Kolokoa, Malanuza, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur meninggal akibat ledakan meriam bambu.
Sekujur tubuhnya mengalami luka bakar terkena api dari ledakan meriam bambu yang ia mainkan.
Korban meninggal Jumat (29/12/2023) atau sehari setelah keluar dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD).
Sebelum meninggal, RF sempat dirawat di Puskesmas Koeloda, Kecamatan Golawe dan dirujuk ke RSUD Bajawa sejak 25 Desember 2023.
Karena tak mampu membiayai pengobatan RF, pihak keluarga memilih membawa pulang bocah 10 tahun itu dari RSUD Bajawa dan memilih pengobatan tradisional.
Baca juga: 2 Pelaku Pembunuhan dalam Kasus Rebutan 11 Bidang Tanah di Ngada NTT Ditangkap
Hingga akhirnya RF menghembuskan napas terakhirnya pada Jumat (29/12/2023).
Angelina Mogi, pihak keluarga yang sempat berupaya menggalang donasi untuk pengobatan membenarkan bahwa RF telah meninggal dunia.
Sebelumnya Feligius Nika, kakak kandung RF membenarkan bahwa adiknya telah keluar dari RSUD Bajawa sejak 27 Desember 2023.
"Kami sudah keluar dari RUSD mau rawat di luar," ujar Feligius, Kamis (28/12/2023).
Menurut Feligius, keluarga telah bersepakat untuk mencari pengobatan tradisional karena mereka tidak mampu membiayai pengobatan di RUSD Bajawa.
"Baru beberapa hari ini saja di rumah sakit sudah habis enam juta rupiah. Kami tidak mampu untuk biayai lagi ke depan, jadi kami pilih rawat di luar saja," ujar Feligius.
Baca juga: Diduga Terkait Hak dalam Rumah Adat, 1 Orang Tewas Terbunuh di Ngada NTT
Feligius menuturkan, RF memang tidak punya Kartu Indonesia Sehat (KIS) sehingga biaya pengobatan yang harus dikeluarkan keluarga cukup besar.
Mempertimbangkan waktu pengobatan di RUSD Bajawa yang bisa sampai sebulan dengan kondisi keuangan, keluarga bersepakat untuk menempuh pengobatan tradisional.
Feligius menuturkan, Rikardus Fono merupakan anak keenam dari tujuh bersaudara dan masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) Watuwula.
Sementara ibu mereka, Maria Goreti Mogi, adalah seorang petani berjuang sendiri.