Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bocah 10 Tahun di Ngada Meninggal Terkena Ledakan Meriam Bambu, Sempat Dirawat di RS, tapi...

Kompas.com - 31/12/2023, 07:07 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - RF (10) asal Kampung Kolokoa, Malanuza, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur meninggal akibat ledakan meriam bambu.

Sekujur tubuhnya mengalami luka bakar terkena api dari ledakan meriam bambu yang ia mainkan.

Korban meninggal Jumat (29/12/2023) atau sehari setelah keluar dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD).

Sebelum meninggal, RF sempat dirawat di Puskesmas Koeloda, Kecamatan Golawe dan dirujuk ke RSUD Bajawa sejak 25 Desember 2023.

Karena tak mampu membiayai pengobatan RF, pihak keluarga memilih membawa pulang bocah 10 tahun itu dari RSUD Bajawa dan memilih pengobatan tradisional.

Baca juga: 2 Pelaku Pembunuhan dalam Kasus Rebutan 11 Bidang Tanah di Ngada NTT Ditangkap

Hingga akhirnya RF menghembuskan napas terakhirnya pada Jumat (29/12/2023).

Angelina Mogi, pihak keluarga yang sempat berupaya menggalang donasi untuk pengobatan membenarkan bahwa RF telah meninggal dunia.

Sebelumnya Feligius Nika, kakak kandung RF membenarkan bahwa adiknya telah keluar dari RSUD Bajawa sejak 27 Desember 2023.

"Kami sudah keluar dari RUSD mau rawat di luar," ujar Feligius, Kamis (28/12/2023).

Menurut Feligius, keluarga telah bersepakat untuk mencari pengobatan tradisional karena mereka tidak mampu membiayai pengobatan di RUSD Bajawa.

"Baru beberapa hari ini saja di rumah sakit sudah habis enam juta rupiah. Kami tidak mampu untuk biayai lagi ke depan, jadi kami pilih rawat di luar saja," ujar Feligius.

Baca juga: Diduga Terkait Hak dalam Rumah Adat, 1 Orang Tewas Terbunuh di Ngada NTT

Feligius menuturkan, RF memang tidak punya Kartu Indonesia Sehat (KIS) sehingga biaya pengobatan yang harus dikeluarkan keluarga cukup besar.

Mempertimbangkan waktu pengobatan di RUSD Bajawa yang bisa sampai sebulan dengan kondisi keuangan, keluarga bersepakat untuk menempuh pengobatan tradisional.

Feligius menuturkan, Rikardus Fono merupakan anak keenam dari tujuh bersaudara dan masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) Watuwula.

Sementara ibu mereka, Maria Goreti Mogi, adalah seorang petani berjuang sendiri.

"Mama juga sekarang sakit - sakit," ujar Feligius.

Feligius mengatakan, RF yang masih duduk di bangku SD sangat peduli dengan kondisi keluarga terutama ibunya.

Baca juga: Anggota DPRD Ngada Meninggal Dunia di Kamar Hotel di Kupang

Setiap Sabtu, saat hari pasar di Malanuza, RF biasanya mendorong gerobak barang untuk membatu ekonomi keluarga.

Menyadari kondisi yang dihadapi keluarga saat ini, Feligius berharap ada uluran tangan dari pihak mana saja yang berkenan membantu biaya pengobatan RF.

"Semoga ada yang bisa bantu kami," harapnya

Sementara itu Dokter Paulina, Direktris RSUD Bajawa membenarkan bahwa Rikardus Fono tidak punya Kartu Indonesia Sehat (KIS).

Dirinya sudah berkonsultasi dengan pihak BPJS Kesehatan Kantor Unit Ngada mendaftarkan RF guna meringankan biaya pengobatan, namun tidak ada solusi.

Dia menyebut RF saat ini bukan telah keluar dari RSUD Bajawa atas permintaan keluarga.

"Kasus pasien ini, luka bakar disebabkan karena (karena) kelalaian sendiri (bermain meriam bambu) maka kalaupun pun ada KIS tidak bisa di-cover. Ini pun sudah kami konsultasikan ke pihak BPJS," ujar dr. Paulina, Kamis (28/12/2023).

Baca juga: Remaja di Ngada NTT Hilang Usai Terseret Ombak di Pantai Waebela

Lepas dari kasus yang menimpa RF, dr. Paulina menegaskan KIS sangat penting sehingga masyarakat perlu memerhatikan secara serius.

"Kami selama ini sudah edukasi untuk pasien yg dirawat tidak pnya kartu KIS agar saat mereka pulang segera urus KIS, jangan tunggu masuk dirawat dulu baru urus, karena jangka waktu untuk aktif kartu KIS itu 14 hari," tambahnya.

Marak dimainkan

Meski tergolong berbahaya, permainan meriam bambu masih marak di wilayah Kabupaten Ngada. Meriam bambu kerap dimainkan jelang dan saat perayaan Natal dan Tahun Baru.

Pantauan di Kota Bajawa, dua minggu sebelum perayaan Natal bunyi meriam terdengar dari berbagai arah. Kebanyakan yang bermain meriam adalah anak-anak dan remaja.

Kasie Humas Polres Ngada, Iptu Sukandar menerangkan, Polres Ngada melalui Bhabinkamtibmas sudah mensosialisasikan kepada masyarakat agar menghindari permainan berbahaya termasuk meriam bambu. Polres Ngada juga tengah mendalami kejadian di Kampung Kolokoa.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Sekujur Tubuh Alami Luka Bakar, Bocah Korban Ledakan Meriam Bambu di Ngada Meninggal Dunia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Selundupkan Benih Lobster Senilai Rp 15,9 Miliar, 2 Pelaku Ditangkap

Selundupkan Benih Lobster Senilai Rp 15,9 Miliar, 2 Pelaku Ditangkap

Regional
Pemprov Jateng Buka Magang Jepang Tanpa Kuota Pendaftar, Ini Perinciannya

Pemprov Jateng Buka Magang Jepang Tanpa Kuota Pendaftar, Ini Perinciannya

Regional
Napi Anak Pembunuh Polisi Ungkap Caranya Kabur dari Lapas

Napi Anak Pembunuh Polisi Ungkap Caranya Kabur dari Lapas

Regional
Bus Rombongan Perangkat Desa Kecelakaan di Tol Tangerang Merak, 8 Luka-luka

Bus Rombongan Perangkat Desa Kecelakaan di Tol Tangerang Merak, 8 Luka-luka

Regional
Siswa Kelas 9 Tewas saat Camping di Bumi Perkemahan Sekipan Karanganyar

Siswa Kelas 9 Tewas saat Camping di Bumi Perkemahan Sekipan Karanganyar

Regional
Lokasi Pencarian Korban Banjir Lahar Dingin Sumbar Diperluas

Lokasi Pencarian Korban Banjir Lahar Dingin Sumbar Diperluas

Regional
Etik Suryani dan Agus Santoso Kembalikan Formulir Pendaftaran Calon Bupati Sukoharjo

Etik Suryani dan Agus Santoso Kembalikan Formulir Pendaftaran Calon Bupati Sukoharjo

Regional
Kisah Para Relawan yang Tinggalkan Pekerjaan untuk Bantu Korban Banjir di Sumbar, Sebut Panggilan Hati

Kisah Para Relawan yang Tinggalkan Pekerjaan untuk Bantu Korban Banjir di Sumbar, Sebut Panggilan Hati

Regional
Sempat Alami Keterlambatan di 5 Hari Pertama, Penerbangan Calon Jemaah Haji Embarkasi Solo Mulai Lancar

Sempat Alami Keterlambatan di 5 Hari Pertama, Penerbangan Calon Jemaah Haji Embarkasi Solo Mulai Lancar

Regional
Angkutan Kota Salatiga Terbakar saat Parkir di Depan Ruko

Angkutan Kota Salatiga Terbakar saat Parkir di Depan Ruko

Regional
Hari Jadi Ke-78 Sumsel, Pemprov Serahkan Berbagai Bantuan untuk Panti Asuhan hingga Ponpes 

Hari Jadi Ke-78 Sumsel, Pemprov Serahkan Berbagai Bantuan untuk Panti Asuhan hingga Ponpes 

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
DPC PDI-P Kota Yogyakarta Perpanjang Penjaringan Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota

DPC PDI-P Kota Yogyakarta Perpanjang Penjaringan Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota

Regional
Napi Anak Pembunuh Polisi Ditangkap, Menyamar Jadi Penumpang Travel

Napi Anak Pembunuh Polisi Ditangkap, Menyamar Jadi Penumpang Travel

Regional
Mengamuk, ODGJ di Lampung Tengah Bunuh Nenek Penderita Stroke

Mengamuk, ODGJ di Lampung Tengah Bunuh Nenek Penderita Stroke

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com