Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyoal Pengusiran Pengungsi Rohingya oleh Mahasiswa di Aceh, Sisakan Trauma dan Ketakutan

Kompas.com - 30/12/2023, 06:42 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Insiden pemindahan paksa oleh ratusan mahasiswa terhadap pengungsi Rohingya di Banda Aceh menyisakan trauma dan ketakutan bagi korban.

“Karena bersaudara seiman, saya tidak menyangka mereka memperlakukan kami dengan tidak manusiawi seperti itu,” kata seorang pengungsi Rohingya.

Sementara, kelompok masyarakat sipil menyesalkan aksi pengusiran yang disertai kekerasan dan intimidasi.

Badan PBB yang menangani pengungsi, UNHCR, menyerukan agar pihak berwenang menjamin keselamatan para pengungsi yang kini totalnya berjumlah 1.608 orang di Aceh.

Baca juga: Sudah Ada Sejak 2011, Mengapa Penolakan Pengungsi Rohingya Baru Bermunculan Sekarang?

Secara terpisah, Menkopolhukam Mahfud MD mengatakan, pemerintah pusat akan mengambil langkah pemindahan sementara para pengungsi Rohingya di Aceh.

Mahfud juga mengingatkan kepolisian agar menjaga keselamatan mereka.

Sehari setelah pengepungan dan pemindahan paksa yang dilakukan gerombolan mahasiswa, sekitar 137 pengungsi Rohingya akhirnya kembali lagi ke penampungan di rubanah Gedung Balee Meuseraya Aceh (BMA), Kota Banda Aceh.

Mereka sebelumnya dipaksa dan digiring agar pindah dengan dua truk ke kantor Kementerian Hukum dan HAM Aceh dari Gedung BMA.

Pengungsi sebagian besar perempuan dan anak-anak, pipinya masih terlihat basah karena air mata.

“Mereka masih merasa ketakutan dan menghindar,” kata wartawan di Aceh, Hidayatullah yang melaporkan untuk BBC News Indonesia, Kamis (28/12/2023).

Baca juga: Beragam Informasi Keliru Terkait Pengungsi Rohingya

Mahasiswa bersama polisi menaikkan sejumlah imigran etnis Rohingya ke truk saat berlangsung pemindahan paksa di penampungan sementara gedung Balai Meuseuraya Aceh (BMA), Banda Aceh, Aceh, Rabu (27/12/2023).ANTARA FOTO via BBC Indonesia Mahasiswa bersama polisi menaikkan sejumlah imigran etnis Rohingya ke truk saat berlangsung pemindahan paksa di penampungan sementara gedung Balai Meuseuraya Aceh (BMA), Banda Aceh, Aceh, Rabu (27/12/2023).
Di antara mereka terdapat Rohimatun sedang mengelus badan anaknya yang diselimuti kain sarung. Bocah itu terlihat pulas.

Perempuan 27 tahun ini bersedia bercerita dan mengutarakan isi hatinya.

Ia mengatakan, anaknya sedang demam. Kemungkinan sakitnya itu dipicu peristiwa kemarin, saat dipindahkan paksa ke halaman Kantor Wilayah Kemenkumham Aceh.

"Saat mahasiswa datang beramai-ramai menyerbu kami, melempar semua pakaian, tas, dan segala macam ke atas kami, padahal di dalam tas itu ada Al.-Qur’an, ada Iqra, tapi itu dicampakkan ke atas kami…

"Kami sangat ketakutan dan kesakitan, sehingga menangis. Karena bersaudara seiman, saya tidak menyangka mereka memperlakukan kami dengan tidak manusiawi seperti itu,“ kata orang tua tunggal yang membawa serta tiga anaknya ke Aceh.

Baca juga: [HOAKS] Kapal Feri Berisi Pengungsi Rohingya Menuju Indonesia

Rohimatun menjelaskan alasannya berada di Aceh karena adanya "ancaman yang bertubi-tubi“ di Kamp Cox Bazar, Bangladesh. Di Aceh, ia punya harapan untuk masa depan anak-anaknya yang lebih baik "sebagaimana orang lain pada umumnya.“

Sebelumnya, ia mengungsi ke Bangladesh karena terjadi pembantaian besar-besaran yang terjadi di kampung halaman, di Myanmar pada 2017.

"Saat pergi itu saya membawa tiga orang anak dan terpisah dengan suami. Belakangan ketika sudah berada di Bangladesh, baru saya tahu kalau suami saya ditembak mati saat menyelamatkan diri, tapi saya tidak pernah melihat mayatnya,” kata Rohimatun.

Pengungsi Rohingya lainnya, yang bersedia bercerita adalah Muhammad Syakhi – di pengungsian, ia bersama dengan istri dan dua anak.

Syakhi mengatakan terpaksa mengungsi ke Aceh karena tidak ada jaminan keamanan di lokasi pengungsian di Bangladesh. “Setiap hari ada penculikan, tembak menembak, tidak ada kehidupan yang luas,” katanya.

Baca juga: 9 Pengungsi Rohingya Diduga Kabur dan Ditangkap di Aceh Utara

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pria Bacok Tetangga di Banyuwangi, Ngamuk Halaman Gudang Jadi Lokasi Parkir Tahlilan

Pria Bacok Tetangga di Banyuwangi, Ngamuk Halaman Gudang Jadi Lokasi Parkir Tahlilan

Regional
Jokowi Makan Malam di Kampung Melayu Lombok, Pesan Nasi Goreng Istimewa

Jokowi Makan Malam di Kampung Melayu Lombok, Pesan Nasi Goreng Istimewa

Regional
Ada Sengketa, KPU Tunda Penetapan 5 Caleg Terpilih di Sumbar

Ada Sengketa, KPU Tunda Penetapan 5 Caleg Terpilih di Sumbar

Regional
Imbas Letusan Gunung Ruang, 1.324 Warga Dievakuasi Keluar dari Pulau Tagulandang

Imbas Letusan Gunung Ruang, 1.324 Warga Dievakuasi Keluar dari Pulau Tagulandang

Regional
Pencarian Dihentikan, 2 Penambang Tertimbun Galian Batu Bara Dinyatakan Hilang

Pencarian Dihentikan, 2 Penambang Tertimbun Galian Batu Bara Dinyatakan Hilang

Regional
Gunung Ruang Keluarkan Asap Setinggi 600 Meter

Gunung Ruang Keluarkan Asap Setinggi 600 Meter

Regional
Kisah Relawan Tagana Sumbawa, 14 Tahun Berada di Garda Depan Bencana Tanpa Asuransi

Kisah Relawan Tagana Sumbawa, 14 Tahun Berada di Garda Depan Bencana Tanpa Asuransi

Regional
14 Mobil Damkar Berjibaku Bersihkan Bandara Sam Ratulangi dari Debu Gunung Ruang

14 Mobil Damkar Berjibaku Bersihkan Bandara Sam Ratulangi dari Debu Gunung Ruang

Regional
TKA di Kepri Wajib Bayar Restribusi 100 Dolar AS Tiap Bulan

TKA di Kepri Wajib Bayar Restribusi 100 Dolar AS Tiap Bulan

Regional
Aksi 'May Day' di Semarang Ricuh, Polisi Semprotkan Water Canon Saat Gerbang Didobrak Massa

Aksi "May Day" di Semarang Ricuh, Polisi Semprotkan Water Canon Saat Gerbang Didobrak Massa

Regional
Ayah di Manggarai Timur Diduga Cabuli Anak Kandung sampai Melahirkan

Ayah di Manggarai Timur Diduga Cabuli Anak Kandung sampai Melahirkan

Regional
Daftar ke 4 Parpol, Pj Walkot Bodewin Siap Bertarung di Pilkada Ambon

Daftar ke 4 Parpol, Pj Walkot Bodewin Siap Bertarung di Pilkada Ambon

Regional
Culik Warga, Anggota Geng Motor di Lhokseumawe Ditangkap

Culik Warga, Anggota Geng Motor di Lhokseumawe Ditangkap

Regional
Buruh Demak Terbagi 2, Ikut Aksi di Semarang atau Jalan Sehat Bersama Pemerintah

Buruh Demak Terbagi 2, Ikut Aksi di Semarang atau Jalan Sehat Bersama Pemerintah

Regional
Selingkuh Dengan Teman Kantor, Honorer di Bangka Barat Dipecat

Selingkuh Dengan Teman Kantor, Honorer di Bangka Barat Dipecat

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com