POS Lintas Batas Negara (PLBN) Sota di Kabupaten Merauke, Papua Selatan, diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Minggu (3/10/2021). Keberadaan pos perbatasan ini sempat diwarnai rumor miring.
Rumor yang beredar, setiap pelintas perbatasan akan dipungut biaya setiap kali melewati PLBN Sota.
"Jadi masyarakat pertama takut lewat sini. Kita harus edukasi masyarakat bahwa kalau lewat sini tidak dipungut biaya," ujar Kepala PLBN Sota Ni Luh Puspa Jayaningsih, Senin (13/11/2023).
Padahal, kata Puspa, pelintas batas baru akan dikenai biaya apabila barang bawaannya bernilai di atas 300 dollar Amerika Serikat. Nominal ini setara sekitar Rp 4,5 juta menggunakan kurs saat ini.
Baca juga: Catatan Perjalanan Menuju Sota, Titik Nol Kilometer Paling Timur Indonesia
Pengenaan biaya tersebut sejauh ini jarang dijumpai PLBN Sota karena kebanyakan dari mereka adalah pelintas tradisional yang membawa bahan kebutuhan pokok.
"Mereka bawanya (barang untuk) konsumsi sendiri, bukan (untuk) impor atau ekspor," imbuh Puspa.
Karena itu, pada hari-hari pertama beroperasinya PLBN Sota, tak sedikit pelintas yang memasuki wilayah dua negara dengan menghindari PLBN Sota. Mereka lebih memilih jalur tikus yang tersebar di beberapa titik tak jauh dari PLBN Sota.
Perlahan, rumor itu mulai sirna seiring semakin giatnya sosialisasi mengenai fungsi PLBN Sota. Aktivitas warga di dua negara pun banyak melibatkan pos perbatasan ini.
PLBN Sota berdiri di atas lahan seluas 5,6 hektare. Desainnya mengadopsi ornamen dan kearifan lokal mulai dari bentuk, warna tifa, hingga motif suku lokal.
PLBN Sota masuk kategori C, yang artinya jumlah pelintas di pos ini masih berada di bawah 5.000 pelintas di setiap bulannya. Untuk PLBN Sota, setiap hari ada 20-30 pelintas batas yang melewati pos ini.
Pelintas asal Sota yang memasuki wilayah Papua Nugini biasanya hendak berburu rusa. Namun, tak sedikit pula dari mereka menjaring ikan di muara yang lokasinya tak begitu jauh dari PLBN Sota.
Baca juga: Diresmikan Jokowi, Ini Wajah Pos Lintas Batas Negara Sota di Merauke
Sedangkan warga Papua Nugini, khususnya mereka yang berasal dari Desa Wariaber, memasuki Indonesia untuk berbagai kebutuhan dan tujuan. Ini mulai dari mencari bahan pokok seperti beras dan minyak hingga mendapatkan sumber air yang disediakan petugas PLBN Sota.
Ada pula pelintas batas yang masuk wilayah Indonesia untuk mendapat akses pendidikan, kesehatan, dan peribadatan.
"Kalau dari sakit kita semua ke Indonesia karena paling dekat. Belanja semua ekonomi apa semua di dalam (Sota, Indonesia)," kata Ketua Adat Kanum Papua Nugini, Silasianay, kepada Kompas.com, Senin (13/11/2023).
Baca juga: Unik, Jalan Merauke-Sota Dikelilingi Musamus, Apa Itu?
Seturut redanya rumor miring di masyarakat, akses pelintasan PLBN Sota kini mulai menjadi jalur utama perlintasan warga perbatasan dua negara. Semoga tak ada lagi rumor-rumor yang bikin resah masyarakat.
Kompas.com berada di PLBN Sota untuk peliputan khusus sebagai kolaborasi bersama Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.