Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Warga Pekanbaru Kembali "Telan" Asap Karhutla

Kompas.com - 03/10/2023, 19:53 WIB
Idon Tanjung,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Muhammad Fikri, seorang pria tua duduk di bangku pedestarian di depan kantor Wali Kota Pekanbaru lama, Jalan Jenderal Sudirman.

Pria berusia 73 tahun ini melihat-lihat kendaraan yang melintas sembari menunggu jemputan anaknya.

Ketika ditemui Kompas.com, Selasa (3/10/2203), Fikri membuka cerita soal kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang menyelimuti Pekanbaru.

"Asap parah lagi sekarang, makanya saya pakai masker," tutur Fikri.

Baca juga: Sekolah di Pekanbaru Bakal Diliburkan jika Kabut Asap Makin Buruk

Warga Kecamatan Pekanbaru Kota, ini keluar memakai masker karena rentan terpapar kabut asap.

Apalagi, dia mengaku dalam dua hari ini merasakan sesak napas karena menghirup asap.

"Saya merasa sesak dua hari ini karena menghirup asap. Saya sekarang keluar karena ada urusan, kalau tidak saya di rumah saja," ujar pria tiga anak ini.

Muhammad Fikri (73), seorang warga Pekanbaru, Riau, memakai masker untuk mencegah paparan kabut asap karhutla, Selasa (3/10/2023).KOMPAS.COM/IDON Muhammad Fikri (73), seorang warga Pekanbaru, Riau, memakai masker untuk mencegah paparan kabut asap karhutla, Selasa (3/10/2023).

Kemarin, Fikri mengaku pergi ke puskesmas untuk berobat karena sesak napas akibat kabut asap.

Kabut asap karhutla yang terjadi di Riau merupakan bencana yang berulang. Rentang waktunya selama empat tahun.

Baca juga: Kualitas Udara di Sumbar Membaik meski Masih Diselimuti Kabut Asap

Bencana asap terparah pada 2015, terburuk sepanjang sejarah.

Kala itu, jarak pandang sangat terbatas dan udara sudah level berbahaya. Kondisi ini sangat berdampak kepada kesehatan masyarakat, lingkungan dan perekonomian.

Setelah asap 2015 berlalu, empat tahun kemudian pada 2019, asap karhutla muncul lagi. Memang tak separah dari 2015.

Dua kejadian buruk itu tak hilang dari ingatan Fikri. Dia merasakan dampak kabut asap.

"Saya ingat betul, tahun 2015 dan 2019 itu kita dikerumuni asap. Kita tak bisa keluar rumah. Kebakaran hutan dan lahan dimana-mana. Kondisi yang sangat buruk kala itu," kenang Fikri.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NUSANTARA] Cerita Keluarga Korban Pesawat Jatuh di BSD | Wanita Tampar Polisi di Makassar Ditahan

[POPULER NUSANTARA] Cerita Keluarga Korban Pesawat Jatuh di BSD | Wanita Tampar Polisi di Makassar Ditahan

Regional
3 Kurir Bawa 3 Kg Sabu Ditangkap di Semarang, Diminta Kirim Narkoba dari Medsos

3 Kurir Bawa 3 Kg Sabu Ditangkap di Semarang, Diminta Kirim Narkoba dari Medsos

Regional
Saat Markas OPM di Maybrat Dikuasai TNI, Sempat Terjadi Baku Tembak

Saat Markas OPM di Maybrat Dikuasai TNI, Sempat Terjadi Baku Tembak

Regional
Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada ke PSI, Sekda Kota Semarang Ungkap Alasannya

Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada ke PSI, Sekda Kota Semarang Ungkap Alasannya

Regional
Umat Buddha di Candi Borobudur Lantunkan Doa Perdamaian Dunia, Termasuk untuk Palestina

Umat Buddha di Candi Borobudur Lantunkan Doa Perdamaian Dunia, Termasuk untuk Palestina

Regional
Pasangan Sesama Jenis Menikah di Halmahera Selatan Ditangkap, Polisi: Antisipasi Amukan Warga

Pasangan Sesama Jenis Menikah di Halmahera Selatan Ditangkap, Polisi: Antisipasi Amukan Warga

Regional
Bentrokan Warga di Kupang, 3 Rumah Rusak, 2 Sepeda Motor Rusak dan Sejumlah Orang Luka

Bentrokan Warga di Kupang, 3 Rumah Rusak, 2 Sepeda Motor Rusak dan Sejumlah Orang Luka

Regional
Deklarasi Maju Pilkada Lombok Barat, Farin-Khairatun Naik Jeep Era Perang Dunia II

Deklarasi Maju Pilkada Lombok Barat, Farin-Khairatun Naik Jeep Era Perang Dunia II

Regional
Begal Meresahkan di Semarang Dibekuk, Uangnya untuk Persiapan Pernikahan

Begal Meresahkan di Semarang Dibekuk, Uangnya untuk Persiapan Pernikahan

Regional
Resmikan Co-working Space BRIN Semarang, Mbak Ita Sebut Fasilitas Ini Akan Bantu Pemda

Resmikan Co-working Space BRIN Semarang, Mbak Ita Sebut Fasilitas Ini Akan Bantu Pemda

Kilas Daerah
Penertiban PKL di Jambi Ricuh, Kedua Pihak Saling Lapor Polisi

Penertiban PKL di Jambi Ricuh, Kedua Pihak Saling Lapor Polisi

Regional
Pria di Kudus Aniaya Istri dan Anak, Diduga Depresi Tak Punya Pekerjaan

Pria di Kudus Aniaya Istri dan Anak, Diduga Depresi Tak Punya Pekerjaan

Regional
Setelah PDI-P, Ade Bhakti Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada di PSI

Setelah PDI-P, Ade Bhakti Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada di PSI

Regional
Soal 'Study Tour', Bupati Kebumen: Tetap Dibolehkan, tapi...

Soal "Study Tour", Bupati Kebumen: Tetap Dibolehkan, tapi...

Regional
Ingin Bantuan Alat Bantu Disabilitas Merata, Mas Dhito Ajak Warga Usulkan Penerima Bantuan

Ingin Bantuan Alat Bantu Disabilitas Merata, Mas Dhito Ajak Warga Usulkan Penerima Bantuan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com