Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Aceh Timur yang Mengungsi akibat Bau Gas PT Medco Bertambah Jadi 678 Orang

Kompas.com - 28/09/2023, 16:29 WIB
Masriadi ,
Andi Hartik

Tim Redaksi

LHOKSEUMAWE, KOMPAS.com – Jumlah pengungsi akibat bau gas yang diduga berasal dari PT Medco E&P Malaka di Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh, kini bertambah.

Dua hari lalu, pengungsi hanya sebanyak 446 jiwa dari Desa Panton Rayeuk T, Kecamatan Banda Alam, Aceh Timur. Kini, jumlah warga yang mengungsi bertambah menjadi 678 orang. Mereka mengungsi di halaman Kantor Kecamatan Banda Alam, Aceh Timur.

Selain itu, warga Desa Panton Rayeuk A, Kecamatan Banda Alam, juga telah mengungsi. Mereka mengungsi di kantor desa.

Baca juga: Kondisi Warga Korban Keracunan Gas PT Medco di Aceh Sudah Membaik

Camat Banda Alam, Kabupaten Aceh Timur, Iskandar Syah, menyebutkan, khusus untuk pengungsi di Desa Panton Rayeuk A belum diketahui jumlah pastinya.

“Mungkin di Desa Panton Rayeuk A jumlahnya sekitar enam atau tujuh kepala keluarga. Mereka mengungsi di desa itu juga, tidak ke halaman kantor camat," kata Iskandar Syah saat dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu (27/9/2023).

Baca juga: Puluhan Warga Aceh Timur Keracunan Gas, Walhi Minta Izin PT Medco Dibekukan

Tunggu komitmen perusahaan

Dia menyebutkan, pengungsi masih menunggu komitmen perusahaan untuk menjamin bau gas tersebut tidak akan pernah tercium lagi.

“Kata pengungsi, jika sudah ada komitmen maka segera mereka pulang ke desa. Misalnya, jika hari ini sudah ada komitmen, besok langsung mereka tinggalkan lokasi pengungsian,” terangnya.

Pihaknya mengaku sudah memfasilitasi pertemuan antara masyarakat terdampak dengan PT Medco.

“Kita sudah fasilitasi duduk bersama antara masyarakat dengan PT Medco. Muspika sebagai fasilitator. Intinya masyarakat meminta jaminan agar bau gas H2S itu tidak lagi sampai ke desa mereka," katanya.

Jika perusahaan menyanggupi, maka masyarakat akan pulang ke kampung dan meninggalkan lokasi pengungsian di halaman Kantor Camat Banda Alam, Kabupaten Aceh Timur.

“Ada beberapa tuntutan yang disampaikan, termasuk soal alat pendeteksi gas di sekitar warga, kompensasi dan lain sebagainya. Nah, jika sudah dipenuhi tuntutan itu, mungkin masyarakat akan langsung pulang dari lokasi pengungsian,” kata Iskandar.

Sementara itu, staf hubungan masyarakat PT Medco E&P Malaka, Rahmad Fitriadi mengatakan akan mengirimkan respons secara resmi terkait tuntutan masyarakat itu.

“Saya minta respons resmi dari perusahaan dulu,” jawabnya ringkas.

Sebelumnya diberitakan, warga Gampong Panton Rayeuk T, Kecamatan Banda Alam, keracunan diduga akibat menghirup gas beracun. Mereka mual-mual dan muntah sehingga harus dilarikan ke Rumah Sakit Umum Zubir Mahmud Aceh Timur.

PT Medco E&P Malaka dalam keterangan persnya menyatakan siap berkoordinasi dengan seluruh instansi dan lembaga untuk menangani persoalan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Aksi 'May Day' di Semarang Ricuh, Polisi Semprotkan Water Canon Saat Gerbang Didobrak Massa

Aksi "May Day" di Semarang Ricuh, Polisi Semprotkan Water Canon Saat Gerbang Didobrak Massa

Regional
Ayah di Manggarai Timur Diduga Cabuli Anak Kandung sampai Melahirkan

Ayah di Manggarai Timur Diduga Cabuli Anak Kandung sampai Melahirkan

Regional
Daftar ke 4 Parpol, Pj Walkot Bodewin Siap Bertarung di Pilkada Ambon

Daftar ke 4 Parpol, Pj Walkot Bodewin Siap Bertarung di Pilkada Ambon

Regional
Culik Warga, Anggota Geng Motor di Lhokseumawe Ditangkap

Culik Warga, Anggota Geng Motor di Lhokseumawe Ditangkap

Regional
Buruh Demak Terbagi 2, Ikut Aksi di Semarang atau Jalan Sehat Bersama Pemerintah

Buruh Demak Terbagi 2, Ikut Aksi di Semarang atau Jalan Sehat Bersama Pemerintah

Regional
Selingkuh Dengan Teman Kantor, Honorer di Bangka Barat Dipecat

Selingkuh Dengan Teman Kantor, Honorer di Bangka Barat Dipecat

Regional
Pilkada Banten 2024, Airin Rachmi Diany Berharap Restu Megawati dan Cak Imin

Pilkada Banten 2024, Airin Rachmi Diany Berharap Restu Megawati dan Cak Imin

Regional
Mengenang Mei 1923, Saat Mogok Buruh Lumpuhkan Transportasi Semarang

Mengenang Mei 1923, Saat Mogok Buruh Lumpuhkan Transportasi Semarang

Regional
Curhat Lewat Buku Harian, Remaja di Jember Diperkosa Pamannya Sebanyak 10 Kali

Curhat Lewat Buku Harian, Remaja di Jember Diperkosa Pamannya Sebanyak 10 Kali

Regional
Jalur Aceh-Sumut Diterjang Longsor, Polisi Berlakukan Sistem Buka-Tutup

Jalur Aceh-Sumut Diterjang Longsor, Polisi Berlakukan Sistem Buka-Tutup

Regional
17 Sapi di Aceh Mati Disambar Petir

17 Sapi di Aceh Mati Disambar Petir

Regional
Modus Penipu Jasa Foto Pernikahan di Lamongan, Minta Transfer Uang tapi Tidak Datang

Modus Penipu Jasa Foto Pernikahan di Lamongan, Minta Transfer Uang tapi Tidak Datang

Regional
Ada Buruh di Demak yang Terpaksa Bekerja Saat Peringatan Hari Buruh

Ada Buruh di Demak yang Terpaksa Bekerja Saat Peringatan Hari Buruh

Regional
Heboh Hoaks Perampokan Klinik di Padang, Polisi Dituduh Aniaya Pelaku

Heboh Hoaks Perampokan Klinik di Padang, Polisi Dituduh Aniaya Pelaku

Regional
Jelang Pilkada Kota Bandung, Saatnya Aktivis Pramuka Pimpin Kota Bandung

Jelang Pilkada Kota Bandung, Saatnya Aktivis Pramuka Pimpin Kota Bandung

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com