Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Kawin Tangkap di Sumba, Bagaimana Seharusnya Tradisi Ini Dilakukan?

Kompas.com - 09/09/2023, 16:25 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Praktik kawin tangkap yang terjadi di daerah Sumba, Nusa Tenggara Timur, kembali menuai perhatian.

Video viral aksi ‘penculikan’ seorang perempuan oleh sejumlah orang yang mengenakan baju adat tersebut dilakukan di tempat umum dan dan menjadi tontonan masyarakat sekitar.

Baca juga: Apa Itu Kawin Tangkap yang Terjadi di Sumba? Ini Penjelasan Budayawan

Perempuan yang tengah berjalan di sisi jalan tersebut terlihat berhasil ditangkap dan dibawa kabur menggunakan mobil bak terbuka.

Video yang merekam praktik tradisi kawin tangkap ini terjadi di Kecamatan Wewewa Barat, Kabupaten Sumba Barat Daya, NTT, dan menjadi viral di media sosial pada Kamis (7/9/2023).

Baca juga: Fakta di Balik 4 Pria Ditangkap Usai Aksi Kawin Tangkap di Sumba Barat Daya

Tradisi kawin tangkap tersebut diyakini masyarakat adat dan merupakan warisan nenek moyang masyarakat Sumba yang telah dilakukan secara turun-temurun.

Namun pergeseran dalam pelaksanaan kawin tangkap dinilai berbagai pihak sebagai praktik kekerasan terhadap perempuan yang mengatasnamakan tradisi.

Lalu apa itu tradisi kawin tangkap dan bagaimana sebenarnya pelaksanaan yang sesuai dengan tradisi atau adat masyarakat Sumba?

Baca juga: Kisah-kisah Kawin Tangkap di Sumba, dari Alasan Nama Baik hingga Tuntutan Adat

Mengenal Tradisi Kawin Tangkap

Tradisi kawin tangkap adalah bentuk perkawinan yang yang dilaksanakan berdasarkan ketentuan adat di daerah Sumba, Nusa Tenggara Timur.

Praktik tradisi ini pernah diulas dalam penelitian yang dilakukan Mahasiswa Universitas Katolik Parahyangan, Regina Wahyono Vania Blancha yang berjudul Peran Hukum Adat dalam Menghadapi Dinamika Budaya Kawin Tangkap dalam Masyarakat Sumba, Nusa Tenggara Timur (2021).

Kawin tangkap dikenal dengan berbagai macam nama, seperti Wenda Mawine yang artinya kawin culik di Sumba Barat Daya (Suku Wewewa), Yappa Mawinni yang artinya tangkap perempuan di Sumba Tengah (dialek Anakalang) dan Kedu Ngidi Mawineyang berarti membawa lari perempuan di Sumba Barat (dialek Loli).

Pelaksanaan kawin tangkap tentunya memiliki aturan yaitu hukum adat perkawinan Sumba yang dipegang kuat oleh masyarakat adat yang biasanya memiliki tua-tua adat atau kepala adat sebagai penegak atau penjaga hukum adat.

Kawin tangkap juga tidak boleh dilakukan oleh sembarang orang atau asal menentukan sosok perempuan sebagai calon pengantin wanitanya.

Menurut Martha Hebi, anggota Solidaritas Perempuan dan Anak Sumba (SOPAN) yang juga merupakan masyarakat asli Sumba kawin tangkap biasa dilakukan dalam konteks kekerabatan keluarga, klan, atau suku, dimana salah satu tujuannya adalah untuk mengikat hubungan kekerabatan.

Hal ini menjadi alasan perempuan yang nantinya akan menjadi calon mempelai wanita biasanya dipilih dari keluarga yang memiliki hubungan kekerabatan erat dengan keluarga calon mempelai pria.

Sementara dilansir dari Pustaka Budaya Sumba (1976), kawin tangkap menjadi tradisi yang dilakukan oleh para pria Sumba sebagai upaya untuk keluar dari budaya matriarki.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

16 Pekerja Migran Non Prosedural Terdampar di Pulau Kosong Nongsa

16 Pekerja Migran Non Prosedural Terdampar di Pulau Kosong Nongsa

Regional
Jokowi: Harus Relokasi, Tak Mungkin Pembangunan di Jalur Bahaya Marapi

Jokowi: Harus Relokasi, Tak Mungkin Pembangunan di Jalur Bahaya Marapi

Regional
Sopir Mobil yang Terbakar di Banyumas Masih Misterius, Sempat Terekam Berjalan Santai Menjauhi TKP

Sopir Mobil yang Terbakar di Banyumas Masih Misterius, Sempat Terekam Berjalan Santai Menjauhi TKP

Regional
Pemkab Kediri Alokasikan Dana Hibah Rp 5 Miliar, Mas Dhito: Komitmen Tuntaskan PTSL

Pemkab Kediri Alokasikan Dana Hibah Rp 5 Miliar, Mas Dhito: Komitmen Tuntaskan PTSL

Regional
Kunjungi Korban Banjir Lahar Dingin di Sumbar, Jokowi Bagikan Sembako

Kunjungi Korban Banjir Lahar Dingin di Sumbar, Jokowi Bagikan Sembako

Regional
Masuk Musim Kemarau, 80 KK di Semarang Kekurangan Air Bersih

Masuk Musim Kemarau, 80 KK di Semarang Kekurangan Air Bersih

Regional
Bocah 14 Tahun di Bali Diperkosa 3 Pria Dewasa di Hotel, Korban Kenal Pelaku di Medsos

Bocah 14 Tahun di Bali Diperkosa 3 Pria Dewasa di Hotel, Korban Kenal Pelaku di Medsos

Regional
Viral, Unggahan Website Resmi Pemkot Posting Berita Wali Kota Semarang Maju Pilkada, Ini Penjelasan Kominfo

Viral, Unggahan Website Resmi Pemkot Posting Berita Wali Kota Semarang Maju Pilkada, Ini Penjelasan Kominfo

Regional
Tak Diizinkan Mancing, Pelajar SMP di Kalbar Nekat Bunuh Diri dengan Senapan Angin

Tak Diizinkan Mancing, Pelajar SMP di Kalbar Nekat Bunuh Diri dengan Senapan Angin

Regional
Pedagang di Ambon Plaza Mogok Jualan karena Harga Sewa Kios Naik

Pedagang di Ambon Plaza Mogok Jualan karena Harga Sewa Kios Naik

Regional
Melalui Festival Budaya Isen Mulang 2024, Gubernur Sugianto Kenalkan Potensi dan Budaya Kalteng

Melalui Festival Budaya Isen Mulang 2024, Gubernur Sugianto Kenalkan Potensi dan Budaya Kalteng

Kilas Daerah
Pelajar SMA di Morowali Tega Bunuh Ibunya Saat Tidur, Apa yang Terjadi?

Pelajar SMA di Morowali Tega Bunuh Ibunya Saat Tidur, Apa yang Terjadi?

Regional
Duduk Perkara Malapraktik di Prabumulih, Bidan yang Menjabat sebagai Lurah Jadi Tersangka

Duduk Perkara Malapraktik di Prabumulih, Bidan yang Menjabat sebagai Lurah Jadi Tersangka

Regional
Viral Video 4 Wanita dan Satu Polisi Merokok Sambil Konsumsi Miras, Diduga di Mapolres Sikka

Viral Video 4 Wanita dan Satu Polisi Merokok Sambil Konsumsi Miras, Diduga di Mapolres Sikka

Regional
Pilkada Demak, PPP Bakal Usung 3 Nama, Baru Satu yang Ambil Formulir

Pilkada Demak, PPP Bakal Usung 3 Nama, Baru Satu yang Ambil Formulir

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com