BENGKULU, KOMPAS.com - Romi Iskandar, Ketua Kelompok Tani Juragan Sakti 2, Desa Arah Tiga, Kecamatan Lubuk Pinang, Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, tersenyum puas menatap hamparan ratusan hektar sawah yang menguning.
Mesin Combine pemanen padi hilir mudik di tengah petak-petak sawah, memetik padi yang telah matang makin mengundang rasa suka cita Romi menyambut panen musim ini.
"Panen kali ini memang agak menurun karena kesulitan pupuk dan serangan hama. Namun hasilnya masih bisa untuk memenuhi kebutuhan keluarga termasuk sekolah ank-anak," kata Romi Iskandar saat ditemui di lokasi persawahan, Sabtu (2/9/2023).
Baca juga: Debit Air Waduk Malahayu Brebes Kritis, Pengairan 12.000 Hektar Sawah Terancam
Romi Iskandar mengucapkan, selagi air terus mengalir ke sawah maka hasil panen pasti mencukupi bahkan berlimpah untuk petani.
Rerata produksi padi di daerahnya mencapai 11,5 ton per hektar, jumlah yang luar biasa bila disesuaikan dengan harga gabah saat ini Rp 6.100 per kilogram.
"Meski hasil agak turun dibanding panen musim lalu, namun harga gabah lumayan bagus saat ini Rp 6.100 per kilogram. Sudah bisa membuat petani padi tersenyum," ujar Romi tertawa.
Baca juga: Bendung Tak Bisa Tampung Air, Ratusan Hektar Lahan Sawah di Sikka Terbengkalai
Romi menyatakan, rata-rata petani di daerah itu memiliki luas sawah 0,5 hektar, luasan itu sudah cukup untuk menghidupi satu keluarga dengan asumsi empat orang.
Sementara bila memiliki satu hektar sawah maka menurutnya sudah mampu untuk menghidupi empat orang anggota keluarga dan menguliahkan satu orang anak.
"Kalau memiliki satu hektar sawah itu cukup untuk menghidupi empat anggota keluarga serta menguliahkan satu orang anak ke kota," tambah Romi.
Di Kabupaten Mukomuko, khusus sawah yang telah teraliri air maka petani mampu memproduksi padi sebanyak tiga kali panen.
Air melimpah mengaliri ribuan hektar sawah di Kabupaten Mukomuko tak lepas dari peran vital Bendung Air Manjunto yang dibangun pada 1983 dan diresmikan Presiden Soeharto.
Meski hampir 40 tahun beroperasi memakmurkan ribuan petani, namun optimalisasi bendung belum maksimal. Dari total 9.493 hektar lahan potensial, baru 4.116 hektare sawah teraliri.
Potensi produksi gabah bila bendungan dimaksimalkan mencapai 336.000 ton gabah per tahun, cukup untuk makan masyarakat di beberapa kabupaten di Bengkulu.
Sementara saat ini hanya mampu menghasilkan 68.176,30 ton gabah per tahun menurut versi Dinas Pertanian setempat.
Bendung Air Manjunto, jantung perekonomian Kabupaten Mukomuko membentang di lima kecamatan, mengairi 27 desa mengaliri 4.116 hektare sawah, serta memakmurkan ribuan keluarga petani.