ACEH, KOMPAS.com- Fauziah mengungkap telepon terakhir dari putranya, Imam Masykur (25) yang diduga tewas dianiaya oleh oknum anggota Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres).
Menurut warga Mon Keulayu, Kecamatan Gandapura, Kabupaten Bireun, Aceh tersebut, putranya Imam sempat mengabarkan telah diculik pada 12 Agustus 2023, melalui sambungan telepon.
Baca juga: Oknum Paspampres yang Diduga Aniaya Warga Asal Aceh Ditahan di Pomdam Jaya
Imam yang merantau ke Jakarta sejak setahun lalu pun meminta uang sebesar Rp 50 juta sebagai tebusan.
Fauziah juga mendengar suara lain dari terduga pelaku.
"Dia bilang, kalau sayang anak, kirim duit Rp 50 juta. Saya bilang, iya saya kirim, jangan dipukul anak saya," kata Fauziah kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Minggu (27/8/2023)
Baca juga: Putranya Tewas Diduga Dianiaya Oknum Paspampres, Ibu di Aceh: Apa Salah Anak Saya?
Ketika itu, suara di seberang telepon juga mengancam akan membunuh Imam dan membuang mayatnya ke sungai jika uang tidak dikirim.
Sekitar 13 hari berselang, Fauziah mendapat kabar kematian anaknya.
Imam disebut telah meninggal dunia di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat.
Oleh Kodam Jayakarta, jasad Imam diserahkan dan diberangkatkan ke Aceh.
Fauziah mengaku tidak mengetahui masalah apa yang membuat putranya dianiaya.
Yang dia tahu, empat bulan terakhir anaknya membuka usaha kios kosmetik sendiri di Tangerang Selatan.
"Sampai anak saya meninggal, saya tidak tahu salah anak saya apa," katanya.
Fauziah mendesak Presiden Jokowi turun tangan langsung untuk mengusut kasus kematian putranya.
"Apa salah anak saya Pak Jokowi, sampai dibunuh oleh oknum pengawal Bapak?” kata dia.
Fauziah meminta pelaku dihukum setimpal.