Tangis Haru Keluarga Sambut Kedatangan Jenazah Dosen yang Dibunuh Buruh Bangunan

MATARAM, KOMPAS.com - Keluarga almarhum Wahyu Dian Silviani (34), korban pembunuhan di Solo, tak kuasa menahan tangis saat jenazah dosen itu tiba di rumah orangtuanya di Kelurahan Pejeruk, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram, Jumat (25/8/2023) malam.

Pantauan Kompas.com, tampak keluarga dan kerabat menangis sambil memegang jenazah pengajar di Universitas Islam Negeri Raden Mas Said, Surakarta, Jawa Tengah itu.

Tangisan bersahutan dengan suara sirine mobil ambulans.

Suparman (35), paman dari Dian mengaku sangat kaget dengan insiden yang menimpa keponakannya itu.

Baca juga: Disebut Tukang Kok Amatiran Jadi Penyebab D Bunuh Dosen UIN Raden Mas Said di Sukoharjo

"Betul-betul saya kaget, mendengar berita keponakan saya meninggal dibunuh, tidak pernah terbayangkan," kata Suparman.

Suparman menuturkan, sosok Dian merupakan orang yang ramah dan dikenal pintar.

"Umur saya itu jaraknya satu tahun, saya kenal dia orang yang ramah. Tapi semenjak dia kuliah dan mengenyam pendidikan di luar negeri, saya jarang ketemu, pas hari besar aja kita ketemu," kata Suparman.

Baca juga: Pembunuh Dosen UIN Raden Mas Said Surakarta Ditangkap, Diduga Sakit Hati

Suparman menyebutkan, bahwa kondisi dari ibunya Dian sangat terpukul dengan musibah yang dialami atas kehilangan anaknya.

"Kondisi ibunya sangat-sangat syok. Ibunya selalu menceritakan tentang Dian. Kami berdoa semoga beliau bisa menerima semunya yang terjadi," kata Suparman.

Baca juga: Pelaku Sudah Rencanakan Bunuh Dosen UIN Raden Mas Said Surakarta, Ini Kronologinya

Sebelumnya diberitakan, Dian ditemukan tewas di dalam rumah sebuah perumahan di Desa Tempel, Kecamatan Gatak, Sukoharjo, Jawa Tengah, pada Kamis (24/8/2023).

Belakangan, korban diketahui merupakan korban pembunuhan oleh kuli bangunan, berinisial DF (23), warga Desa Tempel, Kecamatan Gatak, Sukoharjo.

DF mengaku sudah merencanakan pembunuhan terhadap Dian karena merasa sakit hati setelah dikatai "tukang amatiran".