NUNUKAN, KOMPAS.com – Wakil Presiden (Wapres) RI, Ma’ruf Amin melakukan kunjungan kerja ke Pulau Sebatik, Nunukan, Kalimantan Utara, Kamis (3/8/2023).
Orang nomor dua di Indonesia tersebut, akan mengukuhkan Komite Daerah Ekonomi Syariah Kaltara (KDESK). Selain itu Wapres juga akan meresmikan dimulainya pembangunan asrama santri Ponpes As’adiyah Sebatik, dengan melakukan peletakan batu pertama.
Dari pers rilis yang diterima Kompas.com, asrama tersebut merupakan bangunan tiga lantai di atas lahan seluas 15.730 m².
‘’Harapannya rusun ini akan sangat membantu agar santri-santri di wilayah perbatasan kita mendapat fasilitas yang layak untuk menempuh pendidikan,” kata Direktur Jenderal (Dirjen) Perumahan Kementerian PUPR, Iwan Suprijanto, melalui pers rilis yang dibagikan oleh Setkab Nunukan, Bagian Protokol dan Koordinasi Pimpinan (Prokopim), kepada wartawan, Kamis (3/8/2023).
Iwan mengatakan, asrama santri tersebut telah dilengkapi dengan tempat tidur, lemari pakaian, serta fasilitas pendukung lainnya. Sehingga dapat menjadi tempat tinggal yang nyaman bagi para santri.
Tipe bangunan dibuat layaknya barak, dengan kapasitas hunian 128 orang. Bangunan, dilengkapi dengan fasilitas meubelair yakni 64 unit tempat tidur susun, dan 64 unit lemari 2 pintu.
‘’Rusun tersebut rencananya akan berkontrak di bulan September ini, dengan estimasi pelaksanaan pekerjaan mulai Oktober 2023 sampai dengan Mei 2024. Estimasi biaya fisik dan manajemen konstruksi senilai Rp 9,68 miliar,’’ imbuhnya.
Iwan berharap, rencana pembangunan Rusun Ponpes As’adiyah Sebatik ini, berjalan sesuai dengan rencana dan bisa secepatnya dimanfaatkan.
Untuk diketahui Ponpes As’adiyah Pulau Sebatik, dibangun pada 2014 oleh salah satu tokoh masyarakat Sebatik, Haji Ali Karim. Ponpes tersebut merupakan cabang dari Ponpes yang berpusat di Sengkang, Sulawesi Selatan.
Baca juga: Wapres Maruf Amin Yakini Ekonomi Syariah di Banten Akan Berkembang Pesat
Selain menjadi pusat literasi religi di Perbatasan Negara, Ponpes yang dipimpin oleh Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, Nasrudin Umar itu, juga menjadi lokasi pendidikan alternatif bagi para anak-anak TKI di Malaysia.
Ada sekitar 1.286 santri yang mondok di As’adiyah Sebatik, terdiri dari 646 santri putra dan 640 santri putri, berasal dari Kaltara, Sulsel dan anak-anak TKI Malaysia.
Saat sebagian santri/santriwati, masih bermukim di rumah rumah penduduk yang disewakan. Sehingga bantuan Rusunawa dari Pemerintah untuk kebutuhan tempat tinggal yang layak bagi para santri, menjadi hal yang cukup penting.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.