JAKARTA, KOMPAS.com – Kabupaten Biak Numfor, Papua terdiri dari dua pulau besar, yakni Biak dan Numfor, serta gugusan kepulauan di sekitarnya. Kabupaten ini memiliki 19 kecamatan dan 257 desa dengan jumlah penduduk 146.000 jiwa.
Karena letaknya yang strategis di wilayah timur Indonesia, Kabupaten Biak Numfor memiliki berbagai potensi yang bisa dikembangkan.
Baca juga: Pemerintah Biak Numfor Yakini Produk UMKM Daerahnya Bisa Tembus Pasar ASEAN
Bupati Biak Numfor Herry Ario Naap menyebutkan, Kabupaten Biak Numfor sebagai beranda Indonesia di kawasan Pasifik. Pasalnya, Biak Numfor merupakan pintu gerbang di Indonesia menuju Lautan Pasifik.
Herry menjelaskan bahwa sebagai kawasan kepulauan, Kabupaten Biak Numfor memiliki potensi besar di bidang perikanan.
Baca juga: Pemerintah Biak Numfor Yakini Produk UMKM Daerahnya Bisa Tembus Pasar ASEAN
Berdasarkan survei yang dilakukan Kementerian Perikanan dan Kelautan (KKP), Kabupaten Biak Numfor memiliki potensi tuna sirip kuning (yellow fin tuna) sebesar 1,1 juta ton per tahun.
“Seandainya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Biak Numfor mampu mengekspor 600.000 sampai 800.000 ton tuna per tahun. Dari potensi ini, kami dapat menyumbangkan devisa bagi negara,” ujar Herry.
Herry menjelaskan bahwa pada saat pandemi Covid-19 pada Agustus 2021, Kabupaten Biak Numfor melakukan ekspor perdana tuna sirip kuning ke Singapura. Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut B Pandjaitan turut melepas kegiatan ekspor perdana itu.
Setelah ke Singapura, Pemkab Biak Numfor juga melakukan ekspor tuna ke Jepang. Pasalnya, kebutuhan tuna di Jepang tergolong tinggi.
Meski demikian, Pemkab Biak Numfor mengaku belum mampu memenuhi kebutuhan ekspor tuna ke Jepang secara maksimal. Pasalnya, ada beberapa kendala, salah satunya konektivitas pengiriman.
“Jika ingin mengekspor tuna ke Jepang, (ada prosedur bahwa) perusahaan yang ada di Biak harus mengirimkannya dari Jakarta. Padahal, jarak dari Biak ke Jepang lebih dekat ketimbang pengiriman dari Jakarta. (Kalau bisa dikirim langsung mestinya) kualitas ikannya dapat dipertahankan ketimbang harus mengirimkannya dari Jakarta,” tuturnya.
Baca juga: 5 Aktivitas Liburan di Biak Numfor, Lihat Telaga bak di Negeri Dongeng
Herry mengaku telah menyampaikan hal itu kepada pemerintah pusat. KIni, pihaknya masih menunggu langkah lebih lanjut dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang sebelumnya telah melakukan peninjauan jalur ekspor tuna dari Kabupaten Biak Numfor ke Jepang.
Hal lain yang ia jelaskan adalah terkait penyimpanan ikan. Saat ini, Pemkab Biak Numfor memiliki tempat penyimpanan ikan cold storage berkapasitas 200 ton.
“Selain itu, pemerintah pusat melalui KKB juga akan membangun cold storage dan pabrik es untuk menopang ekspor ikan di Kabupaten Biak Numfor,” ujarnya.
Selain potensi di bidang perikanan, Herry melanjutkan bahwa Kabupaten Biak Numfor memiliki keindahan alam yang tak kalah indah dengan Bali atau Raja Ampat. Pasalnya, Kabupaten Biak Numfor memiliki hamparan pasir putih beserta gugusan kepulauan dengan laut birunya yang indah.
Salah satu tempat wisata air yang terkenal di Kabupaten Biak Numfor adalah Telaga Biru dan Telaga Hijau. Spot ini kerap menjadi tujuan wisatawan selama mengunjungi Kabupaten Biak Numfor. Telaga Biru merupakan telaga dengan air yang masih biru dan dikelilingi pepohonan. Bahkan, di dalam telaga, terdapat rumput berwarna hijau yang indah. Tak heran, spot ini disebut memiliki keindahan layaknya negeri dongeng.