Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Tunanetra Penyadap Nira di NTT, 27 Tahun Panjat Pohon 20 Meter demi Hidupi Diri

Kompas.com - 24/07/2023, 14:31 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

 KUPANG, KOMPAS.com - Matahari masih malu-malu menampakan sinar saat Dominggus Hendrik Luin alias Rik beranjak keluar dari rumahnya di Desa Letbaun, Kecamatan Semau, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Minggu (23/7/2023).

Mengenakan kaus berkerah warna abu-abu dengan celana olahraga hijau tanpa alas kaki, Rik berjalan menuju pohon lontar yang berjarak sekitar 200 meter dari tempat ia tinggal.

Baca juga: Perjuangan Fadillah Arbi Juara JuniorGP Barcelona, 5 Bulan di Spanyol Tanpa Keluarga

Rik sempat berhenti di sebuah bak. Dia meraih segayung air dan membasuh wajah.

Kemudian, dengan langkah perlahan, Rik membawa dua jeriken bekas berukuran lima liter yang dipikul di bahunya, menggunakan alat dari bambu.

Langkah kaki pria berusia 47 tahun itu kadang terhenti, karena keterbatasan fisiknya. Rik adalah seorang penyandang tunanetra.

Namun hal itu tak menyurutkan langkah Rik menyadap nira demi menyambung hidup.

"Hanya ini yang bisa saya lakukan untuk membantu menafkahi diri dan orangtua," kata Rik sembari tersenyum, Minggu.

Baca juga: Perjuangan Siswa Fatih Bilingual School Aceh Ukir Prestasi di Olimpiade Fisika 2023 Jepang

Panjat pohon 20 meter

Rik menyadap nira dari pohon lontar setinggi 20 meter. Selanjutnya hasilnya diolah menjadi minuman yang bisa dia jual.

Uang hasil penjualan minuman digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.

Dengan keadaan fisik Rik, proses untuk menyadap nira tidak mudah. Rik memanjat pohon lontar tanpa mengenakan alat pengaman apa pun.

Peralatan yang dibawanya saat naik ke pohon hanya sebilah pisau yang diselipkan di bagian pinggang kiri. Dia juga membawa karung plastik berwarna putih yang berisi dua jeriken.

Baca juga: Kisah Pilu Emanuel Johan, Bocah Tunadaksa dan Wicara, Orangtua Tak Punya Biaya untuk Pengobatan

Karung itu dililitkan di bagian pinggang dan dikaitkan dengan ikat pinggang, sehingga tidak terjatuh saat memanjat.

Rutinitas anak pertama dari delapan bersaudara pasangan suami-istri almarhum Hermanus Luin (alm) dan Dortia Luin-Neno (68) tersebut telah dilakukan selama 27 tahun.

Rik melakukan kegiatan tersebut setiap pagi dan sore dilakukan, tanpa bantuan orang lain.

Meski tak dapat melihat, Rik bisa mengetahui setiap pohon lontar yang disadap. Dia tidak pernah salah mendatangi pohon-pohon lontar mana yang akan dipanjat.

Halaman:


Terkini Lainnya

Pj Bupati Lombok Barat Imbau Warga Tak Sebarkan Video Penyerangan

Pj Bupati Lombok Barat Imbau Warga Tak Sebarkan Video Penyerangan

Regional
Rem Blong, Truk Molen Tabrak Mobil dan Rumah di Ungaran

Rem Blong, Truk Molen Tabrak Mobil dan Rumah di Ungaran

Regional
Pernah Bunuh Pencuri Kambing dan Dipenjara, Muhyani Kembali Kecurian

Pernah Bunuh Pencuri Kambing dan Dipenjara, Muhyani Kembali Kecurian

Regional
431 Calon Haji Kota Tangerang Berangkat ke Tanah Suci, Pj Walkot: Utamakan Ibadah dan Jalani Sepenuh Hati

431 Calon Haji Kota Tangerang Berangkat ke Tanah Suci, Pj Walkot: Utamakan Ibadah dan Jalani Sepenuh Hati

Regional
Buntut Penyerangan di Lombok Barat, Keluarga Korban Lapor ke Polda NTB

Buntut Penyerangan di Lombok Barat, Keluarga Korban Lapor ke Polda NTB

Regional
Anak di Rohil Selamat Usai Minum Kopi Beracun Pemberian Ibu Tiri

Anak di Rohil Selamat Usai Minum Kopi Beracun Pemberian Ibu Tiri

Regional
Mendaftar ke 6 Partai, Wakil Walkot Padang Ekos Albar Maju Pilkada Padang

Mendaftar ke 6 Partai, Wakil Walkot Padang Ekos Albar Maju Pilkada Padang

Regional
Tanggapan BBKSDA Riau soal Pekerja Tewas Diterkam Harimau Sumatera

Tanggapan BBKSDA Riau soal Pekerja Tewas Diterkam Harimau Sumatera

Regional
Baru Kelas 6 SD, Bocah di Jambi Punya Tinggi 2 Meter

Baru Kelas 6 SD, Bocah di Jambi Punya Tinggi 2 Meter

Regional
Bocah SMP di Garut Saksikan Sang Ibu Dibunuh Perampok di Kamar Mandi, Tangannya Sempat Diikat

Bocah SMP di Garut Saksikan Sang Ibu Dibunuh Perampok di Kamar Mandi, Tangannya Sempat Diikat

Regional
Isi Surat Wasiat di Dekat Jasad Bayi Dalam 'Paper Bag' di Bali, Ada Uang Rp 1 Juta untuk Pemakaman

Isi Surat Wasiat di Dekat Jasad Bayi Dalam "Paper Bag" di Bali, Ada Uang Rp 1 Juta untuk Pemakaman

Regional
Warga Tembalang dan Candisari Deklarasikan Dukungan kepada Mbak Ita untuk Maju Pilwakot Semarang 2024

Warga Tembalang dan Candisari Deklarasikan Dukungan kepada Mbak Ita untuk Maju Pilwakot Semarang 2024

Regional
Dipolisikan Rektor Unri karena Kritik UKT, Khariq: Saya Tetap Berjuang meski Dipenjara

Dipolisikan Rektor Unri karena Kritik UKT, Khariq: Saya Tetap Berjuang meski Dipenjara

Regional
Warga Gayamsari Deklarasikan Dukungan Mbak Ita Maju Pilwakot Semarang 2024

Warga Gayamsari Deklarasikan Dukungan Mbak Ita Maju Pilwakot Semarang 2024

Regional
Malam Mencekam di Lombok, 1 Desa Diserang Puluhan Warga dengan Sajam

Malam Mencekam di Lombok, 1 Desa Diserang Puluhan Warga dengan Sajam

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com