KOMPAS.com - Sebanyak 30 orang mendatangi Mapolres Ogan Komering Ilir (OKI) pada Rabu (4/7/2023) pagi
Kedatangan mereka untuk melaporkan oknum kepala desa yang membongkar paksa ratusan makam kuno di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Panca Jambu, Desa Sugih Waras, Kecamatan Teluk Gelam, OKI.
Salah satu warga, Samsul Wahid mengatakan kedatangan mereka untuk mengadukan tindakan Kepala Desa Sugih Waras yang sewenang-wenang melakukan penggusuran terhadap makam keluarganya tersebut.
"Iya kami semua datang ke sini tidak lain dan tidak bukan untuk melaporkan tindakan kades dan saya ingin dia ditangkap dan diperkarakan," kata dia.
Baca juga: Pungli Pembuatan SPH Rp 682 Juta, Oknum Kades di OKI Ditahan Kejari
Menurutnya tidak ada solusi lain untuk dapat mengembalikan titik-titik lokasi puluhan makam sesuai tempat dan lokasi semula
"Karena kalau dibangun ulang tidak mungkin, logikanya saja kalau sudah rata dengan tanah dan tidak ada lagi plang nama kuburan. Gimana bisa tahu di mana tempatnya dan siapa pemilik makam. Tidak mungkin dikeruk lagi satu- persatu dan dipindahkan. Tentunya kita tidak dapat mengenalinya lagi," ungkapnya dengan nada kesal.
Ia mengatakan setidaknya ada 20 makam keluarga besarnya tak ikut terbongkar.
"Tentunya saya sangat menyesalkan adanya kejadian pembongkaran ini. Apalagi tidak ada negosiasi maupun informasi kepada masyarakat ataupun pihak keluarga pemilik makam," bebernya.
Kekecewaan serupa diutarakan Usmarian yang tak terima proses penggusuran tanpa diketahui ahli waris pemilik makam.
Baca juga: Puluhan Gajah Liar Keluar Hutan di OKI Sumsel, Diduga untuk Cari Makanan
"Setahu saya itu perintah dari oknum kades, pembongkaran dilakukan sekitar seminggu yang lalu dan beberapa hari kemudian kami baru mengetahui adanya peristiwa pembongkaran makam di TPU Tanjung Lubuk tersebut," kata dia.
"Setelah kami mengetahuinya, langsung mendatangi lokasi dan benar saja ratusan nisan kuburan sudah dibongkar dan rata dengan tanah," ungkapnya.
Menurutnya terdapat 4 orang keluarganya yang dimakamkan di TPU tersebut.
Ia juga menegaskan tidak ada pemberitahuan wacana pembongkaran dari pihak kade ke masyarakat setempat.
"Kemarin kami juga sempat menemui kades dan dia berucap siap bertanggung jawab apapun penyelesaiannya dan sekarang tidak adalagi kegiatan penggusuran di sana," tambahnya.
Akibat penggusuran tersebut, banyak warga yang kecewa karena tak bisa lagi ziarah ke makam sanak saudaranya.
Baca juga: Kapal Pengangkut Kepala Sawit di OKI Sumsel Dibajak, Pelaku Bawa Senjata Api Rakitan