Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Buaya Sering Muncul di Permukiman, Warga Kampung Mamolok Nunukan Berharap Ada Penangkaran

Kompas.com - 15/06/2023, 15:24 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Sejumlah buaya muara dengan panjang lebih 2 meter, kerap muncul di pemukiman warga, di kampung rumput laut Mamolok, Nunukan, Kalimantan Utara.

Keberadaan buaya yang selalu saja muncul setiap hari di bawah rumah rumah panggung warga, maupun di sekitar mess rumput laut, menjadi teror tersendiri bagi penduduk.

"Ada rasa ketakutan kita karena ada beberapa kasus warga kita diserang buaya, bahkan ada yang mati karena serangan buaya juga beberapa waktu lalu," ujar salah satu tokoh masyarakat Mamolok, Kamaruddin, Kamis (15/6/2023).

Baca juga: Niat Jaring Kepiting, Nelayan Ini Malah Dapat Buaya 4,7 Meter

Kamaruddin mengatakan, keberadaan buaya di perairan Mamolok tidak sedikit. Kerap kali para nelayan melewati buaya yang kadang mengira hanya sebuah balok kayu.

Di antara buaya yang terlihat, bahkan berukuran besar, dengan lebar bagian punggung yang terlihat seukuran papan.

"Kalau terlihat di air punggungnya selebar papan, sudah pasti tidak kecil itu buaya. Bagaimana pun, kita waswas dan harus ekstra hati-hati," imbuhnya.

Sebelum kemunculan buaya semakin sering, warga juga melihat adanya telur-telur predator ini di pinggiran sungai. Diduga kuat, telur tersebut kini sudah menjelma buaya dewasa.

Selain itu, adanya buaya di perairan Mamolok dan berkeliaran di sekitar mess rumput laut, tentu mengancam keselamatan para pembudidaya rumput laut.

Mereka harus turun ke air untuk mencuci tali rumput laut, maupun melakukan aktivitas lain. Karena mayoritas penduduk Mamolok mengandalkan sungai dalam mencari nafkah.

Baca juga: Seperti Apa Buaya Terbesar di Dunia yang Hidup di Penangkaran?

"Kampung Mamolok berada di atas air, jadi jarang pelihara ternak. Namun justru itu yang bikin tambah khawatir, karena bisa jadi orang yang bakal jadi sasaran mangsanya to," lanjutnya.

Dengan kekhawatiran tersebut, Kamaruddin meminta agar Pemerintah segera memikirkan solusi untuk menjamin keselamatan warga.

Dia menerangkan, sudah seharusnya Dinas Lingkungan Hidup (DLH) atau lembaga yang berwenang, mengambil langkah, sebelum terjadi korban.

Selama ini, lanjutnya, petugas dari Pemkab Nunukan maupun dari Provinsi Kaltara, datang ke Mamolok sekadar melihat dan memantau. Belum ada langkah atau tindakan pasti sebagai tindak lanjut dari survei tersebut.

"Dulu pernah ada wacana membuat penangkaran buaya. Ada lahan hibah disiapkan sekitar 20 hektar di daerah Sei Lancang. Itu yang kita harap direalisasikan, supaya kami aman dari serangan buaya," harapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kala Prajurit Kopassus Dilantik Tanpa Didampingi Keluarga Usai Jalani Pendidikan di Nusakambangan

Kala Prajurit Kopassus Dilantik Tanpa Didampingi Keluarga Usai Jalani Pendidikan di Nusakambangan

Regional
Usai Santap Makanan Pengajian, Puluhan Warga di Brebes Keracunan Massal

Usai Santap Makanan Pengajian, Puluhan Warga di Brebes Keracunan Massal

Regional
Berkunjung ke Aceh, Menpora Diminta Tambah Anggaran PON Rp 531 Miliar

Berkunjung ke Aceh, Menpora Diminta Tambah Anggaran PON Rp 531 Miliar

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Cerah Berawan

Regional
Tak seperti Pemilu, Peminat PPK dan PPS di Pilkada Menurun

Tak seperti Pemilu, Peminat PPK dan PPS di Pilkada Menurun

Regional
Mengenal Megathrust dan Hubungannya dengan Potensi Gempa dan Tsunami di Indonesia

Mengenal Megathrust dan Hubungannya dengan Potensi Gempa dan Tsunami di Indonesia

Regional
Usai Kecelakaan Maut Subang, Tim Gabungan Cek Kelayakan Bus Pariwisata di Banyumas

Usai Kecelakaan Maut Subang, Tim Gabungan Cek Kelayakan Bus Pariwisata di Banyumas

Regional
Soal 'Study Tour', Gibran: Jangan Dihilangkan

Soal "Study Tour", Gibran: Jangan Dihilangkan

Regional
Kebakaran Rumah di Bantaran Rel Kereta, Gibran Bakal Salurankan Bantuan Meski Tak ber-KTP Solo

Kebakaran Rumah di Bantaran Rel Kereta, Gibran Bakal Salurankan Bantuan Meski Tak ber-KTP Solo

Regional
Usai dari Lebak, 1.500 Warga Baduy Lanjutkan Perjalanan  Bertemu Pj Gubernur Banten

Usai dari Lebak, 1.500 Warga Baduy Lanjutkan Perjalanan Bertemu Pj Gubernur Banten

Regional
Kasus Penyerangan di Montong Lombok Barat, 2 Orang Ditetapkan Tersangka

Kasus Penyerangan di Montong Lombok Barat, 2 Orang Ditetapkan Tersangka

Regional
Siswi SMA Diperkosa Ayah Tiri dan Kakek, Pelaku Ancam Bunuh Ibu Korban

Siswi SMA Diperkosa Ayah Tiri dan Kakek, Pelaku Ancam Bunuh Ibu Korban

Regional
Isi Ratusan Liter BBM Subsidi di Kapal, 2 Warga Labuan Bajo Ditangkap

Isi Ratusan Liter BBM Subsidi di Kapal, 2 Warga Labuan Bajo Ditangkap

Regional
Sakit, 7 Calon Jemaah Haji Embarkasi Solo Ditunda Berangkat ke Tanah Suci

Sakit, 7 Calon Jemaah Haji Embarkasi Solo Ditunda Berangkat ke Tanah Suci

Regional
Tabungan Rp 5 Juta Terbakar, Penjual Angkringan di Solo: Padahal buat Mengembangkan Usaha

Tabungan Rp 5 Juta Terbakar, Penjual Angkringan di Solo: Padahal buat Mengembangkan Usaha

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com