LEMBATA, KOMPAS.com - Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), kembali mengalami erupsi, Kamis (11/5/2023).
Kepala Pos Pemantau Gunung Api Ile Lewotolok Stanislaus Ara Kian mengungkapkan, erupsi terjadi pukul 06.32 Wita dengan tinggi kolom abu mencapai 500 meter di atas puncak.
Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 37.5 mm dan durasi gempa kurang lebih 2 menit 3 detik.
"Erupsi disertai dentuman dan gemuruh sedang. Kolom abu juga teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal condong ke arah barat daya," ujar Stanislaus, Rabu pagi.
Baca juga: 5 Desa di Lembata Terdampak Hujan Abu dari Gunung Ile Lewotolok, Warga Diminta Waspada
Sandro Boro (38), warga Desa Todanara, Kecamatan Ile Ape, mengaku mendengar suara gemuruh kuat saat terjadi erupsi.
"Tadi dentumannya cukup kuat sampai terasa ke Desa Todanara," ujar Sandro.
Sandro menuturkan, sejak sebulan terakhir, Todanara dan beberapa desa di lereng Ile Lewotolok sangat terdampak. Tidak hanya suara gemuruh, tetapi hujan abu.
"Hampir setiap hari terjadi hujan abu. Kalau dengar gemuruh satu hari lebih dari 10 kali," ujarnya.
Meski begitu, tambahnya, warga desa mengaggap biasa lantaran sudah sering terjadi.
Sementara pada periode Rabu (10/5/2023), PGA Ile Lewotolok melaporkan, terjadi 37 kali letusan dengan tinggi kolom abu 300-400 meter dan warna asap putih dan kelabu.
Baca juga: Gunung Ile Lewotolok NTT Meletus, Warga: Gemuruh Sebabkan Jendela Bergetar
Letusan disertai gemuruh dan dentuman lemah, sedang, hingga kuat. Teramati lontaran lava pijar setinggi 400 meter dari puncak ke segala arah.
Selain itu, asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tipis hingga sedang dan tinggi 100-400 meter di atas puncak kawah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.