Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kecelakaan Bus Rombongan Pesantren Gontor Masuk Jurang di Sulteng, 1 Jenazah Korban Dibawa Keluarga ke Sulbar

Kompas.com - 04/05/2023, 19:29 WIB
Erna Dwi Lidiawati,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

PALU, KOMPAS.com - Dua jenazah santri Pesantren Gontor Ponorogo atas nama Moh Riski Pratama asal Riau, Elrangga Agustian asal Ponorogo sudah tiba di Palu, Sulawesi Tengah.

Dan saat ini, jasad keduanya disemayamkan di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Polda Sulteng. Sementara satu jenazah atas nama Mohamad Fatir asal Manado dibawa keluarganya ke Sulawesi Barat (Sulbar).

Baca juga: Bus Rombongan Santri Gontor Ponorogo Jatuh ke Jurang di Parimo, Jenazah Korban Tewas Dipulangkan ke Daerah Asal

Demikian disampaikan Kabid Humas Polda Sulteng, Komisaris Besar Polisi Joko Wienartono. Dua Jenazah lainnya direncanakan besok akan diterbangkan di kampung halamanya di Ponorogo, Jawa Timur dan Riau.

"Besok (Jumat) dua jenazah dijemput pihak keluarga dan akan diterbangkan ke kampung halamannya untuk dimakamkan," katanya, dihubungi KOMPAS.com, Kamis (4/5/2023).

Para santri ini baru lulus dari pesantren Gontor Ponorogo, dan kedatangannya ke Kabupaten Poso untuk mengabdi atau magang selama satu tahun.

Namun saat menuju ke lokasi, mobil bus yang ditumpangi mengalami kecelakaan tunggal. Mobil bus dengan total 33 orang penumpang dan sopir itu terjun bebas ke dalam jurang sedalam 30 meter.

Tiga orang santri tewas dalam peristiwa itu. Sementara lainnya mengalami luka ringan. Saat ini mereka masih dirawat di RSUD Anuntaloko Parigi Moutong.

Baca juga: Kronologi Bus Rombongan Alumni Gontor Ponorogo Kecelakaan di Sulteng, Rencana Akan Mengajar ke Poso

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jembatan Penghubung Desa di Kepulauan Meranti Ambruk

Jembatan Penghubung Desa di Kepulauan Meranti Ambruk

Regional
Universitas Andalas Buka Seleksi Mandiri, Bisa lewat Jalur Tahfiz atau Difabel

Universitas Andalas Buka Seleksi Mandiri, Bisa lewat Jalur Tahfiz atau Difabel

Regional
Pemkab Bandung Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut dari BPK RI

Pemkab Bandung Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut dari BPK RI

Regional
Berikan Pelayanan Publik Prima, Pemkab HST Terima Apresiasi dari Gubernur Kalsel

Berikan Pelayanan Publik Prima, Pemkab HST Terima Apresiasi dari Gubernur Kalsel

Regional
Penculik Balita di Bima Ditangkap di Dompu, Korban dalam Kondisi Selamat

Penculik Balita di Bima Ditangkap di Dompu, Korban dalam Kondisi Selamat

Regional
Candi Ngawen di Magelang: Arsitektur, Relief, dan Wisata

Candi Ngawen di Magelang: Arsitektur, Relief, dan Wisata

Regional
Pria di Magelang Perkosa Adik Ipar, Korban Diancam jika Lapor

Pria di Magelang Perkosa Adik Ipar, Korban Diancam jika Lapor

Regional
Rambutan Parakan Terima Sertifikat Indikasi Geografis Pertama

Rambutan Parakan Terima Sertifikat Indikasi Geografis Pertama

Regional
Air Minum Dalam Kemasan Menjamur di Sumbar, Warga Wajib Waspada

Air Minum Dalam Kemasan Menjamur di Sumbar, Warga Wajib Waspada

Regional
Bersama Mendagri dan Menteri ATR/BPN, Walkot Makassar Diskusikan Kebijakan Pemda soal Isu Air di WWF 2024

Bersama Mendagri dan Menteri ATR/BPN, Walkot Makassar Diskusikan Kebijakan Pemda soal Isu Air di WWF 2024

Regional
Ditahan 3 Hari, Dokter yang Cabuli Istri Pasien di Palembang Kena DBD

Ditahan 3 Hari, Dokter yang Cabuli Istri Pasien di Palembang Kena DBD

Regional
Pegi Disebut Otak Pembunuhan Vina Cirebon, Polisi: Ini Masih Pendalaman

Pegi Disebut Otak Pembunuhan Vina Cirebon, Polisi: Ini Masih Pendalaman

Regional
Tabrak Tiang Lampu, Pembonceng Sepeda Motor Asal Semarang Tewas di TKP

Tabrak Tiang Lampu, Pembonceng Sepeda Motor Asal Semarang Tewas di TKP

Regional
Tembok Penahan Kapela di Ende Ambruk, 2 Pekerja Tewas

Tembok Penahan Kapela di Ende Ambruk, 2 Pekerja Tewas

Regional
Kekecewaan Pedagang di Pasar Apung 3 Mardika, Sudah Bayar Rp 30 Juta tapi Dibongkar

Kekecewaan Pedagang di Pasar Apung 3 Mardika, Sudah Bayar Rp 30 Juta tapi Dibongkar

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com