SAMARINDA, KOMPAS.com – Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) menjadi atensi Pemerintah Provinsi Kaltim.
Pasalnya selama tahun 2022, Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim mencatat sebanyak 5.500 kasus dan 39 anak di antaranya meninggal dunia.
Baca juga: Kasus DBD di Sikka Tembus 406, Bupati: Ini Kan Daerah Endemi
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim, Jaya Mualimin mengatakan, pada tahun 2023 ini pihaknya akan terus menekan laju penyakit DBD di Kaltim. Ia meminta para orangtua juga berperan serta dalam mendeteksi dini kondisi anak-anaknya dari DBD.
“Saya ingatkan deteksi diri terhadap anak-anak sehingga bisa ditangani cepat dan bisa mengantisipasi kematian. Karena DSS atau Dengue Shock Syndrome itu sudah mengalami penurunan kesadaran, nah ini biasanya kan kurang cairan,” ujarnya pada Senin (2/1/2023).
Baca juga: DB/DBD Meningkat di Kulon Progo pada Musim Hujan Ini
Menurut Mualimin, penyakit DBD sejatinya bisa diatasi jika segera ditindaklanjuti saat muncul gejalanya pada anak.
Hanya saja, banyak yang menyepelekan hal tersebut, sehingga anak mengalami kekurangan cairan dan berdampak pada penyakit lainnya yang makin membuat parah keadaan.
“DBD itu sendiri penyakit yang sebenarnya bisa pulih, karena virusnya itu hanya tujuh hari saja, setelah itu bisa recovery dengan baik. Cuma masalahnya virusnya itu menyebabkan cairan berkurang jadi komplikasi kemana-mana karena tidak tertangani dengan baik,” tuturnya.
Sejauh ini Pemprov Kaltim telah melakukan berbagai upaya dalam menekan laju kasus DBD. Mulai dari mengampanyekan pembersihan lingkungan, buang sampah, hingga pembersihan selokan.
Sebab dari kebersihan tersebut mencegah nyamuk demam berdarah berkembang biak di lingkungan warga.
“Alhamdulillah kita bisa menahan laju penularan dengan berbagai kegiatan. Salah satunya kita bisa lihat di semua kota dan kabupaten itu ada surat edaran kepada warga setiap minggu itu untuk bersih-bersih atau gotong royong selokan. Lalu kader jumantiknya ke rumah-rumah agar memastikan tidak ada jentik lagi di rumah warga,” jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.