Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

25 Pekerja Migran Asal Bima NTB Meninggal dalam 4 Tahun Terakhir

Kompas.com - 01/12/2022, 12:15 WIB
Junaidin,
Andi Hartik

Tim Redaksi

BIMA, KOMPAS.com - Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), mencatat 25 orang Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Bima meninggal di negara penempatan selama 4 tahun terakhir.

Dari 25 orang itu, hanya satu yang teridentifikasi berangkat secara prosedural. PMI tersebut tewas gantung diri di Taiwan karena persoalan asmara dengan kekasihnya di kampung halaman.

Sementara 24 orang lainnya adalah pekerja migran yang berangkat secara ilegal ke Malaysia.

Baca juga: Pekerja Migran Asal Bima Dikabarkan Meninggal di Malaysia

"Rata-rata meninggal karena sakit, kecuali satu orang di Taiwan yang bunuh diri tahun 2021 lalu," kata Kepala Bidang Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja (Binapenta) Disnakertrans Bima, Ruvaidah saat dikonfirmasi, Kamis (1/12/2022).

Ruvaidah menyebutkan, tahun 2019 tercatat empat orang meninggal dunia, tahun 2020 ada enam orang, tahun 2021 ditemukan 10 orang dan tahun 2022 ini terdata lima orang.

Baca juga: Tinggal di Indonesia Secara Ilegal, WN Malaysia di Bima Dideportasi

Dari lima kasus terakhir di tahun 2022, empat orang berjenis kelamin laki-laki dan bekerja di sektor perkebunan kelapa sawit. Sementara untuk satu orang perempuan menjadi asisten rumah tangga.

Kelima orang tersebut meninggal karena sakit di Malaysia, negara tempat mereka bekerja secara ilegal.

"Meninggal karena sakit, tidak ada yang kecelakaan kerja. Mereka ini juga semuanya berangkat ilegal," ujarnya.

Selain teridentifikasi sebagai PMI ilegal, lima orang ini rupanya sudah lama bekerja di Malaysia. Mereka juga seringkali pulang pergi dan membawa orang baru sebagai pekerja migran ilegal.

"Orang-orang ini sering keluar masuk Malaysia, jadi sudah tahu jalur kadang bawa keluarga dan kerabatnya ke sana jadi PMI ilegal," jelasnya.

Ruvaidah mengatakan, pekerja migran yang meninggal semuanya sudah dipulangkan dan dimakamkan di kampung halaman masing-masing.

Halaman:


Terkini Lainnya

Anggaran Inpres Jalan Daerah Kalbar Belum Cair, Komisi V DPR Undang Kementerian PUPR Rapat

Anggaran Inpres Jalan Daerah Kalbar Belum Cair, Komisi V DPR Undang Kementerian PUPR Rapat

Regional
Kasus Dugaan Korupsi RSUD Sumbawa Jilid II Naik Penyidikan, Ada Potensi Tersangka Lebih dari Satu

Kasus Dugaan Korupsi RSUD Sumbawa Jilid II Naik Penyidikan, Ada Potensi Tersangka Lebih dari Satu

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Rabu 26 Juni 2024, dan Besok : Siang ini Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Rabu 26 Juni 2024, dan Besok : Siang ini Berawan

Regional
'Justice For Afif...'

"Justice For Afif..."

Regional
Industri Tekstil Jateng Terpuruk, Dipicu Bahan Baku Sulit dan Permintaan Loyo

Industri Tekstil Jateng Terpuruk, Dipicu Bahan Baku Sulit dan Permintaan Loyo

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 26 Juni 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 26 Juni 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 26 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 26 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 26 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 26 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Sedang

Regional
[POPULER REGIONAL] Sosok Bupati Belu Perjuangkan Pengobatan Gratis | Soal Pejabat di Semarang Titip Anak di PPDB

[POPULER REGIONAL] Sosok Bupati Belu Perjuangkan Pengobatan Gratis | Soal Pejabat di Semarang Titip Anak di PPDB

Regional
Soal Pilkada Solo, Muhammadiyah Netral tapi Punya Kriteria Pemimpin

Soal Pilkada Solo, Muhammadiyah Netral tapi Punya Kriteria Pemimpin

Regional
Gunung Gandang Dewata, Puncak Tertinggi di Sulawesi Barat

Gunung Gandang Dewata, Puncak Tertinggi di Sulawesi Barat

Regional
Dampak Cuaca Buruk, Petambak Udang di Kebumen Panen Lebih Awal

Dampak Cuaca Buruk, Petambak Udang di Kebumen Panen Lebih Awal

Regional
Terungkap Motif Pria Bacok Pacar Anaknya hingga Tewas, Sakit Hati Putrinya Dilecehkan

Terungkap Motif Pria Bacok Pacar Anaknya hingga Tewas, Sakit Hati Putrinya Dilecehkan

Regional
Malam Ini Gunung Lewotobi Laki-laki Meletus Lagi, Semburkan Abu Tebal 900 Meter

Malam Ini Gunung Lewotobi Laki-laki Meletus Lagi, Semburkan Abu Tebal 900 Meter

Regional
Sejarah Kabupaten Semarang

Sejarah Kabupaten Semarang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com