KOMPAS.com - Kota Pekanbaru adalah sebuah wilayah administratif di Pulau Sumatera yang berstatus ibu kota dari Provinsi Riau.
Sebelumnya Kota Tanjung Pinang di Kepulauan Riau sempat menjadi sebagai ibu kota Provinsi Riau, namun hanya bersifat sementara.
Baca juga: Daftar Lengkap Kode Pos Kota Pekanbaru
Pada tanggal 20 Januari 1959 melalui Surat Keputusan dengan No. Des 52/1/44-25 akhirnya ditetapkan Pekanbaru sebagai ibu kota Provinsi Riau sekaligus memperoleh status baru sebagai Kotamadya Daerah Tingkat II.
Baca juga: Asal-usul Nama dan Sejarah Kota Pekanbaru
Lebih lanjut, berikut adalah profil Kota Pekanbaru yang dapat Anda simak.
Baca juga: Pj Wali Kota Pekanbaru dan Bupati Kampar Dilantik, Ini Tugas dari Gubernur Riau
Dilansir dari laman resmi Pemerintah Kota Pekanbaru, dahulu wilayah Kota Pekanbaru dikenal dengan nama Senapelan.
Senapelan dipimpin oleh seorang Kepala Suku yang oleh rakyatnya disebut Batin.
Seiring waktu, Senapelan berkembang menjadi kawasan pemukiman baru dan namanya kemudian berubah menjadi Dusun Payung Sekaki yang terletak di muara Sungai Siak.
Pada 9 April Tahun 1689, perjanjian antara Kerajaan Johor dengan Belanda (VOC) diperbaharui yang membuat mereka mmeiliki hak yang lebih luas.
Belanda memiliki keistimewaan dalam pembebasan cukai dan monopoli terhadap beberapa jenis barang dagangan dan diizinkan untuk mendirikan Loji di Petapahan yang saat itu merupakan kawasan yang maju dan cukup penting.
Kapal-kapal Belanda yang terlalu besar itu ternyata tidak dapat langsung masuk ke Petapahan, sehingga Senapelan menjadi tempat perhentian untuk kemudian pelayaran dilanjutkan dengan perahu-perahu kecil.
Senapelan atau Payung Sekaki kemudian difungsikan sebagai tempat transit bagi berbagai komoditi perdagangan baik untuk diangkut ke pedalaman, maupun dari pedalaman untuk dibawa keluar.
Barang-barang tersebut berupa bahan tambang seperti timah, emas, barang kerajinan kayu, dan hasil hutan lainnya.
Peran penting Senapelan atau Payung Sekaki pada jalur perdagangan membuatnya memiliki posisi strategis.
Pada masa Kerajaan Siak Sri Indrapura, Sultan Abdul Jalil Alamudin Syah menetap di Senapelan dan membangun pasar (pekan) di wilayah itu namun tidak berkembang.
Oleh putranya, Raja Muda Muhammad Ali yang bergelar Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazamsyah lokasi pasar kemudian dipindahkan di sekitar Pelabuhan Pekanbaru sekarang.