Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Pekanbaru, Ibu Kota Provinsi Riau

Kompas.com - 20/11/2022, 17:54 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Kota Pekanbaru adalah sebuah wilayah administratif di Pulau Sumatera yang berstatus ibu kota dari Provinsi Riau.

Sebelumnya Kota Tanjung Pinang di Kepulauan Riau sempat menjadi sebagai ibu kota Provinsi Riau, namun hanya bersifat sementara.

Baca juga: Daftar Lengkap Kode Pos Kota Pekanbaru

Pada tanggal 20 Januari 1959 melalui Surat Keputusan dengan No. Des 52/1/44-25 akhirnya ditetapkan Pekanbaru sebagai ibu kota Provinsi Riau sekaligus memperoleh status baru sebagai Kotamadya Daerah Tingkat II.

Baca juga: Asal-usul Nama dan Sejarah Kota Pekanbaru

Lebih lanjut, berikut adalah profil Kota Pekanbaru yang dapat Anda simak.

Baca juga: Pj Wali Kota Pekanbaru dan Bupati Kampar Dilantik, Ini Tugas dari Gubernur Riau

Sejarah Kota Pekanbaru

Dilansir dari laman resmi Pemerintah Kota Pekanbaru, dahulu wilayah Kota Pekanbaru dikenal dengan nama Senapelan.

Senapelan dipimpin oleh seorang Kepala Suku yang oleh rakyatnya disebut Batin.

Seiring waktu, Senapelan berkembang menjadi kawasan pemukiman baru dan namanya kemudian berubah menjadi Dusun Payung Sekaki yang terletak di muara Sungai Siak.

Pada 9 April Tahun 1689, perjanjian antara Kerajaan Johor dengan Belanda (VOC) diperbaharui yang membuat mereka mmeiliki hak yang lebih luas.

Belanda memiliki keistimewaan dalam pembebasan cukai dan monopoli terhadap beberapa jenis barang dagangan dan diizinkan untuk mendirikan Loji di Petapahan yang saat itu merupakan kawasan yang maju dan cukup penting.

Kapal-kapal Belanda yang terlalu besar itu ternyata tidak dapat langsung masuk ke Petapahan, sehingga Senapelan menjadi tempat perhentian untuk kemudian pelayaran dilanjutkan dengan perahu-perahu kecil.

Senapelan atau Payung Sekaki kemudian difungsikan sebagai tempat transit bagi berbagai komoditi perdagangan baik untuk diangkut ke pedalaman, maupun dari pedalaman untuk dibawa keluar.

Barang-barang tersebut berupa bahan tambang seperti timah, emas, barang kerajinan kayu, dan hasil hutan lainnya.

Peran penting Senapelan atau Payung Sekaki pada jalur perdagangan membuatnya memiliki posisi strategis.

Pada masa Kerajaan Siak Sri Indrapura, Sultan Abdul Jalil Alamudin Syah menetap di Senapelan dan membangun pasar (pekan) di wilayah itu namun tidak berkembang.

Oleh putranya, Raja Muda Muhammad Ali yang bergelar Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazamsyah lokasi pasar kemudian dipindahkan di sekitar Pelabuhan Pekanbaru sekarang.

Menurut catatan yang dibuat oleh Imam Suhil Siak, Senapelan kemudian lebih terkenal dengan nama Pekanbaru resmi didirikan oleh Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazamsyah dibawah pemerintahan Sultan Yahya pada tanggal 21 Rajab tahun 1204 H atau 23 Juni 1784 M.

Hal ini yang menjadi alasan tanggal 23 Juni kemudian ditetapkan sebagai hari jadi Kota Pekanbaru.

Geografi Kota Pekanbaru

Secara astronomis Kota Pekanbaru terletak pada koordinat 101° 14’ - 101° 34’ Bujur Timur dan 0° 25’ - 0° 45’ Lintang Utara.

Secara geografis, batas wilayah Kota Pekanbaru sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Siak dan Kabupaten Kampar, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Kampar dan Kabupaten Pelalawan, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Siak dan Kabupaten Pelalawan, serta sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Kampar.

Kota Pekanbaru memiliki luas 632,26 km² yang secara administratif terdiri dari 15 Kecamatan dan 83 Kelurahan.

Kota Pekanbaru dibelah oleh aliran Sungai Siak yang mengalir dari barat ke timur.

Sungai Siak juga menjadi jalur perhubungan lalu lintas perekonomian rakyat pedalaman ke kota serta rakyat dari daerah lainnya.

Demografi Kota Pekanbaru

Sesuai hasil proyeksi data Sensus Penduduk 2020 (SP2020) oleh BPS, jumlah penduduk Kota Pekanbaru pada 2021 mencapai 994.585 jiwa.

Pada tahun 2021, jumlah angkatan kerja di Kota Pekanbaru dari data hasil olah Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus adalah sebanyak 536.857 jiwa, yang terdiri dari 328.414 laki-laki dan 208.443 perempuan.

Dari angkatan kerja tersebut, sebanyak 492.354 penduduk yang bekerja, sedangkan sisanya adalah penduduk yang tidak bekerja atau menganggur.

Pemerintahan Kota Pekanbaru

Pada masa awal kemerdekaan, Kota Pekanbaru memiliki kepala pemerintahan setingkat wali kota, yaitu:

  1. Datuk Wan Abdul Rahman 17 Mei 1946 — 11 November 1950 Datuk Ahmad 11 November 1950 — 7 Mei 1953
  2. Tengku Ilyas 7 Mei 1953 — 1 Juni 1956
  3. Muhammad Yunus 1 Juni 1956 — 14 Mei 1958
  4. Orang Kaya Muhammad Jamil 14 Mei 1958 — 9 November 1959
  5. Datuk Wan Abdul Rahman 9 November 1959 — 29 Maret 1962
  6. Tengku Bay 29 Maret 1962 — 1 Juni 1968
  7. Raja Rusli 1 Juni 1968 — 10 Desember 1970
  8. Abdul Rahman Hamid 10 Desember 1970 — 10 Desember 1975 dan 10 Desember 1975 — 5 Juli 1981
  9. Ibrahim Arsyad 5 Juli 1981 — 21 Juli 1986
  10. Farouq Alwi 21 Juli 1986 — 22 Juli 1991
  11. Oesman Effendi Apan 22 Juli 1991 — 18 Juli 1996 dan 18 Juli 1996 — 18 Juli 2001
  12. Herman Abdullah 18 Juli 2001 — 17 Juli 2006 dan 17 Juli 2006 — 18 Juli 2011
  13. ( Pj )Syamsurizal 18 Juli 2011 — 25 Januari 2012
  14. Firdaus 25 Januari 2012 —27 Oktober 2016
  15. ( Plt ) Edwar Sanger 27 Oktober 2016 — 26 Januari 2017
  16. ( Pj ) Edwar Sanger 26 Januari 2017 — 22 Mei 2017 []
  17. Firdaus 22 Mei 2017 — 22 Mei 2022
  18. ( Pj ) Muflihun 23 Mei 2022 — Petahana

Tradisi dan Budaya Kota Pekanbaru

Kota Pekanbaru memiliki beberapa tradisi khas yang masih dipertahankan hingga saat ini.

Salah satu tradisi di Kota Pekanbaru adalah tradisi Petang Megang yang dilakukan satu hari jelang memasuki bulan puasa.

Petang Megang adalah tradisi bersih-bersih diri dengan mandi dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan.

Tradisi ini biasanya dipusatkan di Kompleks Rumah Singgah Tuan Kadi dan di Sungai Siak tepatnya di bawah Jembatan Siak 3.

Selain itu, pada malam 27 Ramadhan ada juga tradisi memasang hiasan lampu colok yang terbuat dari dari kaleng bekas dengan diberi seuntai sumbu dan bahan bakar dari minyak tanah atau solar.

Kaleng-kaleng ini dikaitkan di atas bingkai berupa menara kayu yang berbentuk miniatur masjid, lafadz Allah, ayat suci Al Quran dan simbol-simbol Islam lainnya.

Lampu colok yang berdiri tegak dan kokoh memiliki cara unik untuk menyalakannya, yaitu dengan menggunakan tongkat kayu atau bambu yang menyala di ujung sumbunya.

Sumber:
pekanbarukota.bps.go.id  
pekanbaru.go.id  
riau.go.id 
perkotaan.bpiw.pu.go.id 
tribunpekanbaruwiki.tribunnews.com 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dorong Realisasi Program Lamongan Sehat, Bupati Lamongan Resmikan Poliklinik II RSUD Dr Soegiri

Dorong Realisasi Program Lamongan Sehat, Bupati Lamongan Resmikan Poliklinik II RSUD Dr Soegiri

Kilas Daerah
Video Mesum di Salah Satu Lapas Jateng Ternyata Dibuat Sejak 2020

Video Mesum di Salah Satu Lapas Jateng Ternyata Dibuat Sejak 2020

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Dijual di Atas HET, 800 Elpiji Milik Agen Nakal Disita Polisi

Dijual di Atas HET, 800 Elpiji Milik Agen Nakal Disita Polisi

Regional
Hadapi Pilkada, Elit Politik di Maluku Diminta Tak Gunakan Isu SARA

Hadapi Pilkada, Elit Politik di Maluku Diminta Tak Gunakan Isu SARA

Regional
Diisukan Maju Pilkada Semarang dengan Tokoh Demokrat, Ini Kata Ade Bhakti

Diisukan Maju Pilkada Semarang dengan Tokoh Demokrat, Ini Kata Ade Bhakti

Regional
Korban Kasus Dugaan Pencabulan di Kebumen Bertambah Jadi 6 Orang Anak, 1 Positif Hamil

Korban Kasus Dugaan Pencabulan di Kebumen Bertambah Jadi 6 Orang Anak, 1 Positif Hamil

Regional
Sebelum Tewas, Wanita Tinggal Kerangka di Wonogiri Miliki Hubungan Asmara dengan Residivis Kasus Pembunuhan

Sebelum Tewas, Wanita Tinggal Kerangka di Wonogiri Miliki Hubungan Asmara dengan Residivis Kasus Pembunuhan

Regional
Pilkada Kota Semarang, Sejumlah Pengusaha dan Politisi Antre di PDI-P

Pilkada Kota Semarang, Sejumlah Pengusaha dan Politisi Antre di PDI-P

Regional
Beredar Video Mesum 42 Detik di Lapas, Kemenkumham Jateng Bentuk Tim Khusus

Beredar Video Mesum 42 Detik di Lapas, Kemenkumham Jateng Bentuk Tim Khusus

Regional
Dua Kali Menghamili Pacarnya, Polisi di NTT Dipecat

Dua Kali Menghamili Pacarnya, Polisi di NTT Dipecat

Regional
PDI-P Pemalang Buka Pendaftaran Bacalon Bupati, Anom Wijayantoro Orang Pertama Daftar

PDI-P Pemalang Buka Pendaftaran Bacalon Bupati, Anom Wijayantoro Orang Pertama Daftar

Regional
Tersangka Kasus Investasi Bodong Berkedok Jual Beli BBM di Kalsel Akhirnya Ditahan

Tersangka Kasus Investasi Bodong Berkedok Jual Beli BBM di Kalsel Akhirnya Ditahan

Regional
Setelah dari KPU, Gibran Rencanakan Pertemuan dengan Sejumlah Tokoh di Jakarta

Setelah dari KPU, Gibran Rencanakan Pertemuan dengan Sejumlah Tokoh di Jakarta

Regional
Lecehkan Istri Tetangganya, Pria di Kalsel Ditangkap

Lecehkan Istri Tetangganya, Pria di Kalsel Ditangkap

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com