Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalam 6 Bulan, BP2MI NTB Catat 637 Kasus PMI Bermasalah

Kompas.com - 06/07/2022, 21:10 WIB
Idham Khalid,
Andi Hartik

Tim Redaksi

MATARAM, KOMPAS.com - Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Nusa Tenggara Barat (NTB) mencatat sebanyak 637 kasus Pekerja Migran Indonesia (PMI) bermasalah, terhitung sejak Januari hingga Juni 2022.

Dari 637 kasus PMI bermasalah itu, sebanyak 533 kasus atau 83,67 persen merupakan kasus PMI unprosedural, 38 kasus PMI prosedural dan 66 kasus untuk calon PMI.

Kebanyakan, PMI bermasalah itu berasal dari Kabupaten Lombok Timur dengan 221 kasus dan Kabupaten Lombok Tengah 192 kasus.

Baca juga: Kapal Pengangkut PMI Ilegal Asal NTB Tenggelam, Gubernur Zulkieflimansyah: Kita Sudah Maksimal Mencegah

Sementara untuk negara tujuan yang banyak bermasalah yakni Malaysia sebanyak 350 kasus dan Arab Saudi 148 kasus.

Kepala BP2MI NTB, Abri Danar mengungkapkan, penanganan terhadap PMI bermasalah, terutama PMI unprosedural, merupakan tanggung jawab bersama.

"Ya, ini kan kalau di sini siapa yang harus bertanggung jawab, sebetulnya ya bisa negara pemerintah pusat, pemerintah daerah seluruhnya hingga sampai ke pemerintah desa, kita harus berkolaborasi," kata Abri, Rabu (6/7/2022).

Baca juga: Buntut Kapal Pengangkut PMI Ilegal Asal NTB Tenggelam di Batam, Pemda Diminta Serius Tangani Pekerja Migran

Menurutnya, semua pihak harus ambil peran untuk mencegah adanya PMI unprosedural yang hendak berangkat ke negara tujuan secara ilegal.

"Kalau alasannya kenapa memilih menjadi PMI kan karena desakan ekonomi terpaksa, padahal kalau kita lihat sumber daya alam kita melimpah. Nah, di sinilah peran pemerintah daerah membimbing warganya untuk memanfaatkan sumber-sumber kehidupan," kata Abri.

Abri mengatakan, pihaknya sudah beberapa kali memulangkan PMI bermasalah, namun hal itu tidak menjamin warga tersebut jera dan tidak akan berangkat secara ilegal lagi.

Terkait dengan PMI ilegal yang tenggelam di perairan Batam, Kepulauan Riau, pada Kamis (16/6/2022), pihaknya sudah meminta pemerintah daerah untuk membiayai kepulangan mereka.

"Kita memang punya anggaran, tapi juga terbatas. Makanya kita meminta Pemda setempat untuk membantu biaya kepulangan," kata Abri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Banjir dan Longsor Landa Pinrang, Satu Warga Tewas, Sejumlah Rumah Warga Ambruk

Banjir dan Longsor Landa Pinrang, Satu Warga Tewas, Sejumlah Rumah Warga Ambruk

Regional
Kasus Dokter Lecehkan Istri Pasien, Pelaku Serahkan Uang Damai Rp 350 Juta ke Korban

Kasus Dokter Lecehkan Istri Pasien, Pelaku Serahkan Uang Damai Rp 350 Juta ke Korban

Regional
UNESCO Tetapkan Arsip Indarung I Semen Padang Jadi Memory of the World Committee for Asia and the Pacific

UNESCO Tetapkan Arsip Indarung I Semen Padang Jadi Memory of the World Committee for Asia and the Pacific

Regional
Golkar Buka Peluang Majunya Raffi Ahmad di Pilkada Jateng

Golkar Buka Peluang Majunya Raffi Ahmad di Pilkada Jateng

Regional
Mantan Gubernur Babel Maju Periode Kedua Usai 'Video Call' dengan Gerindra

Mantan Gubernur Babel Maju Periode Kedua Usai "Video Call" dengan Gerindra

Regional
Kisah Istri Berusia 19 Tahun di Karimun yang Tewas Dibunuh Suami dengan Batang Sikat Gigi

Kisah Istri Berusia 19 Tahun di Karimun yang Tewas Dibunuh Suami dengan Batang Sikat Gigi

Regional
Terluka akibat Terperangkap di Pohon, Seekor Monyet di Salatiga Diserahkan ke BKSDA Jateng

Terluka akibat Terperangkap di Pohon, Seekor Monyet di Salatiga Diserahkan ke BKSDA Jateng

Regional
Maju Pilkada Blora, Politikus NasDem Mendaftar ke Gerindra

Maju Pilkada Blora, Politikus NasDem Mendaftar ke Gerindra

Regional
Kebakaran Pemukiman Nelayan di Pesisir Pulau Sebatik, 29 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

Kebakaran Pemukiman Nelayan di Pesisir Pulau Sebatik, 29 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

Regional
Kecanduan Judi Online, Pasutri di Kubu Raya Nekat Mencuri di Minimarket

Kecanduan Judi Online, Pasutri di Kubu Raya Nekat Mencuri di Minimarket

Regional
DMI dan LPQ Kota Semarang Usulkan Mbak Ita Maju Pilkada 2024

DMI dan LPQ Kota Semarang Usulkan Mbak Ita Maju Pilkada 2024

Regional
Kampung Jawi di Semarang: Daya Tarik, Jam Buka, dan Rute

Kampung Jawi di Semarang: Daya Tarik, Jam Buka, dan Rute

Regional
Gantikan Ganefri, Krismadinata Terpilih Jadi Rektor UNP 2024-2029

Gantikan Ganefri, Krismadinata Terpilih Jadi Rektor UNP 2024-2029

Regional
Anak Ketua DPC Gerindra Ambil Formulir Pilkada Blora di PDI-P

Anak Ketua DPC Gerindra Ambil Formulir Pilkada Blora di PDI-P

Regional
Video Viral Bocah Menangis di Samping Peti Mati Sang Ibu yang Dibunuh Ayahnya di Minahasa Selatan

Video Viral Bocah Menangis di Samping Peti Mati Sang Ibu yang Dibunuh Ayahnya di Minahasa Selatan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com