MAUMERE, KOMPAS.com - Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Sikka, NTT, menyebutkan, jumlah warga yang terpapar HIV dan AIDS di Sikka, mencapai 1000 orang.
Jumlah itu merupakan angka kumulatif sejak tahun 2003 hingga 2022.
"Pada tahun 2003 hanya ditemukan tiga kasus tetapi terus meningkat. Sampai dengan bulan Mei 2022 sudah 1.000 kasus," ujar Pengelola Program KPA Sikka, Mathilda Gonzali saat ditemui, Senin (4/7/2022).
Baca juga: Polisi Usut Penyebab Kematian Pria Asal Makassar yang Membusuk di Indekos Sikka
Mathilda menerangkan, rinciannya 312 orang terpapar HIV dan 688 orang AIDS.
Dari jumlah tersebut, 211 orang meninggal dunia.
Ia menyebutkan, orang dengan HIV/AIDS itu mayoritas adalah ibu rumah tangga (IRT), yaitu 250 orang.
Selanjutnya petani 162 orang, swasta 154 orang, pekerja seks komersial (PSK) 39 orang, sopir 59 orang, balita 24 orang, mahasiswa 26 orang, pelajar 10 orang, satpam 7 orang.
Pegawai Negeri Sipil (PNS)/TNI/Polri 26 orang, buruh 46 orang, waria 7 orang, tukang ojek 26 orang, koki satu orang, anak buah kapal (ABK) 6 orang, karyawan 44 orang, nelayan 12 orang, tidak kerja 44 orang, tidak diketahui 21 orang.
"Selain itu ada perawat dua orang, narapidana satu orang, biarawan satu orang, lain-lain 30 orang," sebutnya.
Baca juga: Hendak Simpan Karung, Warga di Sikka Kaget Temukan Tetangga Kos Sudah Tak Bernyawa