Mathilda menjelaskan, pihaknya telah berupaya melakukan penanggulangan HIV dan AIDS, seperti sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat.
Upaya lainnya, lanjut dia, yakni dengan pembentukan dan pemberdayaan kelompok warga peduli AIDS (WPA) sebagai perpanjangan tangan dari KPA Sikka.
Tujuannya untuk menyampaikan informasi serta merumuskan langkah strategis untuk menekan laju kasus HIV dan AIDS.
"Hanya saja kendala yang kita hadapi selama ini adalah stigma dan diskriminasi terhadap orang dengan HIV-AIDS (ODHA) yang masih terjadi di tengah masyarakat," ujarnya.
Baca juga: 20 Kasus Baru HIV/AIDS Ditemukan di Bima
Meski demikian, pihaknya terus berupaya agar mewujudkan Sikka bebas AIDS tahun 2030.
Tiga tujuan yang akan dicapai jelasnya, yakni tidak ada infeksi HIV baru, tidak ada orang HIV yang meninggal karena AIDS, dan tidak ada stigma serta diskriminasi.
Mathilda berharap, melalui kegiatan sosialisasi dan edukasi secara rutin, masyarakat semakin paham tentang HIV dan AIDS.
"Harapannya juga dapat menghilangkan stigma dan diskriminasi yang sering terjadi di tengah masyarakat," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.