Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS DAERAH

Baru Diresmikan, Jembatan Gantung Simpay Asih Diharapkan Jadi Penghubung Ekonomi Warga Desa

Kompas.com - 11/05/2022, 12:34 WIB
Fransisca Andeska Gladiaventa,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.comGubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil meresmikan Jembatan Gantung Simpay Asih di Kabupaten Bandung.

Diresmikannya jembatan tersebut guna sebagai penghubung antara Desa Resmitinggal, Kecamatan Kertasari dengan Desa Sukarame, Kecamatan Pacet.

Selain berguna untuk penghubung antardesa, Ridwan Kamil berharap Jembatan Gantung Simpay Asih bisa meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat sekitar.

Jembatan gantung itu menyambungkan ekonomi yang tadinya jembatan bambu, banyak roboh tersapu air. Sekarang, Insya Allah dengan elevasinya lebih tinggi, sehingga potensi air sungainya lebih sedikit. Jadi jembatan ini akan lebih permanen,” ungkapnya dalam keterangan tertulis yang diterima oleh Kompas.com, Rabu (11/5/2022).

Baca juga: Antisipasi Hepatitis Akut, Pemprov Jabar Siapkan Skenario Jitu dengan Teknologi Molekuler Terbaru

Hal tersebut diungkapkan Ridwan Kamil saat menghadiri sekaligus meresmikan Jembatan Gantung Simpay Asih, Kabupaten Bandung, Selasa (10/4/2022).

Sebagai informasi, jembatan gantung yang memiliki panjang 70 meter (m) dan lebar 1,2 m itu merupakan hasil kolaborasi antara Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar dengan Yayasan Buddha Tzu Chi.

“Untuk dana yang dikeluarkan mencapai Rp 600 juta. Jembatan ini memiliki panjang 70 m dan lebar 1,2 m. Maka dari itu, jembatan ini terbatas, tetapi motor dapat lewat asal pelan-pelan, kecuali motor besar,” jelas pria yang akrab disapa Kang Emil itu.

Kang Emil juga menambahkan, dirinya mengucapkan terima kasih atas kebaikan hati dari Yayasan Buddha Tzu Chi yang mau membantu dalam pembuatan jembatan gantung tersebut.

Baca juga: 17 Gubernur Berakhir Masa Jabatannya pada 2023, Termasuk Ganjar dan Ridwan Kamil

“Atas kebaikan itu kami doakan semoga orang-orang baik di Yayasan Buddha Tzu Chi hidupnya selalu diberi keberkahan dan keselamatan,” kata Kang Emil.

Lebih lanjut, Kang Emil meminta kepada pemerintah desa setempat untuk mengedukasi sekaligus menyosialisasikan bagaiaman cara merawat jembatan gantung. Salah satunya mengenai kapasitas orang melintas dalam waktu yang bersamaan.

Masyarakat diimbau dapat memperhatikan soal kapasitas yang melintas di jembatan gantung, jangan terlalu banyak, pelan-pelan saja berdua. Agar infrastrukturnya tidak membahayakan karena memang jembatan gantung ada goyang-goyangnya di tengah,” ucap Kang Emil.

Kepada warga setempat, Kang Emil juga berpesan agar bisa merawat jembatan gantung tersebut dengan baik.

Baca juga: Pantau Arus Balik di Garut, Kang Emil Sebut Ekonomi Pelintasan di Jabar Alami Peningkatan

“Salah satu kelemahan kita adalah susah merawat. Makanya, saya titip setelah peresmian ini dirawat, dicat lagi kalau sudah pudar. Kalau terlihat ada karat diperbaiki lagi atau kalau ada engsel yang mulai longgar, mungkin bisa dikencangkan lagi,” katanya.

Pada kesempatan itu, ia berharap jembatan gantung baru tersebut dapat menggerakan sektor pariwisata di desa setempat.

Sebab, dari jembatan, terlihat pemandangan indah dan mempesona. Pemandangan indah ini bisa menjadi salah satu destinasi wisata yang menenangkan.

“Dilihat secara 360 derajat pemandangan disini luar biasa indahnya. Ini mahal sekali keindahan yang Allah ciptakan. Tentunya orang-orang kota yang liburan, healing, atau wisata dapat mengunjungi jembatan gantung ini. Selain itu, menurut saya ini merupakan potensi yang besar dan nanti bisa kepala desa menyediakan rumah-rumah untuk tempat singgah para wisatawan. Pasti nanti akan menjadi tempat favorit,” ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com