Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gagal Bekerja di Polandia, 11 TKI Asal Lampung Terkatung-katung di Turki

Kompas.com - 20/04/2022, 19:46 WIB
Tri Purna Jaya,
I Kadek Wira Aditya

Tim Redaksi

LAMPUNG, KOMPAS.com - Sebanyak 11 orang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Lampung terkatung-katung di Istanbul, Turki sejak November 2021.

Warga Negara Indonesia (WNI) ini diduga ditipu oleh penyalur tenaga kerja ilegal untuk bekerja di Polandia.

Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Lampung Ahmad Salabi mengungkapkan, nasib nahas kesebelas buruh migran asal Lampung ini diketahui dari video yang beredar di media sosial.

Baca juga: Klaim Bisa Bikin Hutan Register Jadi Hak Milik, Mafia Tanah Raup Miliaran dari 6 Desa di Lampung

Dalam video berdurasi 1 menit 49 detik itu, kesebelas orang tersebut menyebutkan bahwa mereka sedang berada di Turki dan meminta pertolongan agar Pemerintah Indonesia bisa memulangkan mereka.

Ahmad mengatakan, dari hasil koordinasi dengan instansi terkait di Turki, 11 orang itu terdiri dari 9 orang warga Lampung Timur, satu orang warga Way Kanan dan satu orang warga Tulang Bawang Barat.

Berdasarkan keterangan yang dihimpun BP2MI, Ahmad mengungkapkan sebelas buruh migran itu bisa berada di Turki untuk transit ke Polandia.

Baca juga: 9 Wanita di Lampung Diamankan, Hampir Jadi Korban Perdagangan Manusia

Mulanya kesebelas WNI ini bekerja di Bekasi, Jawa Barat. Kemudian mereka mendapatkan tawaran untuk bekerja di Polandia dari penyalur yang diduga ilegal.

"Melalui sponsor yang membawa mereka, transit dahulu di Turki untuk mengurus dokumen kerja ke Polandia," kata Ahmad di Bandar Lampung, Rabu (20/4/2022).

Tetapi, kesebelas orang ini justru terkatung-katung lantaran proses pelengkapan dokumen yang dijanjikan tidak kunjung terealisasi.

"Kita sudah koordinasi dan 11 WNI itu dalam keadaan sehat," kata Ahmad.

Ahmad menambahkan, pihaknya segera mengusahakan kepulangan 11 WNI ini dalam waktu dekat.

Menurut Ahmad, empat orang akan dipulangkan ke Indonesia pada Minggu (25/4/2022).

"Tujuh orang lainnya akan menyusul," kata Ahmad.

BP2MI Lampung berharap pihak kepolisian untuk menindaklanjuti kasus tersebut dan mengusut sponsor ataupun penyalur ilegal yang telah memberangkatkan kesebelas WNI itu.

"Jika ingin bekerja ke luar negeri, diharapkan berkoordinasi dengan khsusnya dinas tenaga kerja kabupaten atau kota agar dapat mengetahui negara mana yang menerima pekerjaan," kata Ahmad.

Sementara itu, Kepala Bidang Humas Polda Lampung Komisaris Besar Zahwani Pandra Arsyad mengatakan, pihaknya akan segera melakukan pengusutan kasus ini.

"Kami segera proses penyelidikan kasus ini, karena negara hadir untuk melindungi warga negaranya sebagai pekerja migran Indonesia di luar negeri," kata Pandra.

Pandra mengatakan, proses penyelidikan ini tidak terlepas dari perlindungan hukum berdasarkan Undang-undang Nomor 18 Tahun 2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia.

Lebih lanjut Pandra mengimbau kepada masyarakat yang ingin bekerja di luar negeri dan menemukan kejanggalan dalam proses keberangkatan, untuk segera melapor ke kepolisian, BP2MI ataupun dinas tenaga kerja setempat.

Baca juga: Batal Ikut SEA Games Vietnam, Ini Curahan Hati Sutjiati Narendra, Atlet Lampung Peraih Emas PON Papua

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ibu Melahirkan di Ambulans karena Jalan Rusak, Dinkes Kalbar Bersuara

Ibu Melahirkan di Ambulans karena Jalan Rusak, Dinkes Kalbar Bersuara

Regional
[POPULER NUSANTARA] Pabrik Sepatu Bata di Karawang Tutup | Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik

[POPULER NUSANTARA] Pabrik Sepatu Bata di Karawang Tutup | Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik

Regional
Ketiduran Sambil Bawa Emas, Nenek 87 Tahun Jadi Korban Perampokan

Ketiduran Sambil Bawa Emas, Nenek 87 Tahun Jadi Korban Perampokan

Regional
Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Regional
Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Regional
Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Regional
Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Regional
6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com