Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Aktif Covid-19 di Kota Tasikmalaya Naik, Dinkes: Diduga akibat Tingginya Mobilitas Masyarakat Luar Daerah

Kompas.com - 15/02/2022, 17:02 WIB
Irwan Nugraha,
I Kadek Wira Aditya

Tim Redaksi

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Hampir Setiap hari kasus Covid-19 di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat bertambah sampai 100 orang lebih diduga akibat tingginya mobilitas masyarakat luar daerah beberapa pekan terakhir. 

Tercatat oleh Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya sejak Jumat (11/2/2022), jumlah kasus aktif sebanyak 427 orang dan bertambah menjadi 668 positif sampai Senin (14/2/2022).

Kemudian selanjutnya menjadi 778 kasus aktif pada Selasa (15/2/2022) siang ini.

Baca juga: Kasus Covid-19 Melonjak, Kota Tasikmalaya Kembali PPKM Level 3 

"Dugaan sementara penambahan kasus yang tinggi ini karena banyaknya mobilitas masyarakat luar daerah ke Kota Tasikmalaya. Misalnya ada saudara atau acara di Tasikmalaya yang dikunjungi warga asal Bandung dan Jakarta. Terlebih dua daerah itu sekarang sedang tinggi penyebaran Covid-nya," jelas Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Asep Hendra kepada wartawan, Selasa siang. 

Asep menambahkan, kemungkinan varian Omicron dalam masifnya penyebaran Covid-19 di Kota Tasikmalaya sampai sekarang belum bisa dipastikan. 

Sebab, beberapa sampel warga yang terpapar untuk diuji lab di Bandung sampai sekarang belum keluar hasilnya meski sudah dikirim hampir sebulan lalu.

Baca juga: 52 Nakes di Kota Tasikmalaya Positif Covid-19 

"Nah ini, kita belum tahu dan bisa memastikan apakah ini Omicron karena data pasti hasil uji lab yang dikirim ke Bandung sampai sekarang belum keluar. Jadi kami belum bisa memastikan ini Omicron atau bukan," tambah Asep. 

Meski demikian, lanjut Asep, pihaknya menduga masifnya penambahan kasus Covid-19 yang terjadi di wilayahnya adalah Omicron lewat ciri-cirinya. 

"Kalau kemungkinan diduga iya sesuai dengan ciri-cirinya, tapi kalau secara otentik hasil lab yang belum keluar dari Bandung sampai hari ini, kita belum bisa memastikan sebaran di Tasikmalaya adalah Omicron. Kita masih menunggu hasil yang dari lab di Bandung seperti apa," ungkapnya. 

Sampai sekarang, lanjut Asep, pihaknya hanya bisa menjalankan tugas pokok dan fungsi tenaga medis dalam menekan sebaran Covid-19 di Kota Tasikmalaya. 

Adapun langkah kebijakan pemerintah daerah nantinya akan diputuskan oleh Gugus Tugas yang dipimpin oleh Wali Kota Tasikmalaya Muhammad Yusuf. 

"Kalau arah kebijakan mungkin nanti Pak Wali Kota langsung bersama gugus tugas yang menentukan. Kalau kita berada di trek-nya tupoksi penanganan kemedisannya," ungkapnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Pak Jokowi Tolong Hukum Oknum Polisi Pembunuh Suami Saya'

"Pak Jokowi Tolong Hukum Oknum Polisi Pembunuh Suami Saya"

Regional
 Pencari Rongsok Tewas Tertimpa Tembok Rumah yang Terdampak Proyek Jalan Tol

Pencari Rongsok Tewas Tertimpa Tembok Rumah yang Terdampak Proyek Jalan Tol

Regional
Biaya Pengembangan Kampus Tembus Ratusan Juta, Mahasiswa Unnes Geruduk Rektorat

Biaya Pengembangan Kampus Tembus Ratusan Juta, Mahasiswa Unnes Geruduk Rektorat

Regional
Hakim Bebaskan Tersangka Kasus Mafia Tanah yang Ditangkap di Bandara Pangkalpinang

Hakim Bebaskan Tersangka Kasus Mafia Tanah yang Ditangkap di Bandara Pangkalpinang

Regional
Pilkada Semarang, PDI-P Buka Peluang Berkoalisi dengan Gerindra

Pilkada Semarang, PDI-P Buka Peluang Berkoalisi dengan Gerindra

Regional
Temukan Mayat Tanpa Identitas di Hutan Kateri Malaka

Temukan Mayat Tanpa Identitas di Hutan Kateri Malaka

Regional
Puluhan Balita Diduga Keracunan Usai Konsumsi Bubur PMT, Dinas PPKB Majene Beri Penjelasan

Puluhan Balita Diduga Keracunan Usai Konsumsi Bubur PMT, Dinas PPKB Majene Beri Penjelasan

Regional
Berdalih Berikan Edukasi, Ayah Perkosa Anak Kandung di Serang Banten

Berdalih Berikan Edukasi, Ayah Perkosa Anak Kandung di Serang Banten

Regional
20 Babi di Lembata Mati Mendadak dalam 2 Pekan Diduga Akibat ASF

20 Babi di Lembata Mati Mendadak dalam 2 Pekan Diduga Akibat ASF

Regional
Pj Bupati Tangerang: Kolaborasi dan Sinergi Jadi Kunci Layanan Terbaik bagi Masyarakat

Pj Bupati Tangerang: Kolaborasi dan Sinergi Jadi Kunci Layanan Terbaik bagi Masyarakat

Regional
Satu Pasien di Pelosok Manggarai Timur NTT Meninggal saat Ditandu Lewati Jalan Tanah ke Puskesmas

Satu Pasien di Pelosok Manggarai Timur NTT Meninggal saat Ditandu Lewati Jalan Tanah ke Puskesmas

Regional
Nekat Pulang dari RS demi Ikut UTBK di Unsoed, Nayla Kerjakan Soal dari Dalam Mobil

Nekat Pulang dari RS demi Ikut UTBK di Unsoed, Nayla Kerjakan Soal dari Dalam Mobil

Regional
Maju sebagai Cagub Jateng, Sudaryono Bakal Berkoalisi dengan Partai Pendukung Prabowo-Gibran

Maju sebagai Cagub Jateng, Sudaryono Bakal Berkoalisi dengan Partai Pendukung Prabowo-Gibran

Regional
4 Tahun Cabuli Anak Tirinya, Pria di Wonogiri Ditangkap Polisi

4 Tahun Cabuli Anak Tirinya, Pria di Wonogiri Ditangkap Polisi

Regional
Kronologi Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali, Berawal dari Hubungan Sesama Jenis

Kronologi Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali, Berawal dari Hubungan Sesama Jenis

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com