KOMPAS.com - Herry Wirawan, guru pesantren di Bandung, Jawa Barat memperkosa 12 santriwatinya.
Akibat perbuatannya, delapan korban yang di bawah umur sudah melahirkan. Ada 9 bayi yang dilahirkan para korban pemerkosaan.
Ketua P2TP2A Kabupaten Garut, Diah Kurniasari di kantornya, Kabupaten Garut, Kamis (9/12/2021) malam membenatkan delapan dari 12 santriwati itu ternyata sudah melahirkan bayi.
"Selama enam bulan ini semuanya sudah lahir.Tadi saya lihat di TV masih disebutkan dua korban masih hamil, tidak, sekarang semua sudah dilahirkan," jelas dia.
Dia mengatakan bayi-bayi yang dilahirkan tersebut semuanya sudah dibawa oleh para orangtua korban.
"Bayinya semuanya sudah ada di ibu korban masing-masing," kata Diah.
Sementara itu, para korban sedang menjalani proses penyembuhan trauma di Rumah Aman P2TP2A.
Selain korban, proses penyembuhan trauma itu juga diberikan kepada orangtua korban. Diah mengungkapkan, saat ini kondisi para korban sudah lebih kuat.
Baca juga: Hanya Punya 1 Guru, Ini 6 Fakta Pesantren yang Dikelola Pelaku Pemerkosaan 12 Santri di Bandung
Menurutnya para korban masih di bawah umur. Rata-rata, usianya berkisar antara 13-15 tahun.
Diah mengatakan, di antara beberapa korban pun masih ada yang terkait persaudaraan. Para korban sebelumnya saling mengajak untuk bersekolah di pesantren tersebut.
"Kondisi korban saat ini Insyaallah sudah lebih kuat, kami sudah jauh-jauh hari mempersiapkan mereka selama ini untuk siap menghadapi media," katanya.
Baca juga: Mirip Kasus di Bandung, Guru Pesantren di Tasikmalaya Cabuli 9 Santriwati, Baru 2 yang Berani Lapor
Mereka pun langsung melapor pada kepala desa dan diteruskan pada Polda Jawa Barat serta P2TP2A Kabupaten Garut, Juni 2021 lalu.
Karena tak semua orang tua mengetahui kasus tersebut, 2TP2A Kabupaten Garut memanggil mereka untuk diberi tahu masalah yang menimpa anak mereka di pesantren.
"Semua orang tua syok begitu mengetahui permasalahan yang menimpa anaknya. Setelah diberi pemahaman dan pendampingan, akhirnya para orang tua bisa menerima permasalahan tersebut," kata Diah.