Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kalau Saya Tidak Bekerja, Besok yang Digunakan untuk Masak Nasi Apa?"

Kompas.com - 09/12/2021, 13:55 WIB
Dheri Agriesta

Editor

Sumber Antara

KOMPAS.com - Irus masih menunggu kabar adiknya, Ali, yang hilang setelah erupsi Gunung Semeru, Sabtu (4/12/2021).

Beberapa jam sebelum awan panas guguran Gunung Semeru melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Lumajang, Irus masih bertemu dengan adiknya. 

Ali yang berprofesi sebagai kuli pasir di area pertambangan sekitar Kampung Renteng, Desa Sumberwuluh, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, sempat bertemu dengan Irus sebelum berangkat kerja.

Pada Sabtu sekitar pukul 08.00 WIB, Irus bertemu Ali di rumahnya yang berada di pinggir Jalan Raya Candipuro, Lumajang. Seperti biasa, Ali pamit bekerja.

Sebagai kuli, Ali memindahkan pasir dari bawah ke truk. Lokasi tambang pasir itu sekitar satu kilometer dari rumah Irus.

"Tapi ada yang tidak biasa pagi itu. Saat saya ajak bicara, dia seperti ndak nyambung, lalu diam dan tiba-tiba pergi sambil menyalakan motor ke tempat kerja," ujar Irus seperti dikutip dari Antara, Kamis (9/11/2021).

Sesaat, Irus berhenti bercerita. Ia menghela napas, lalu memejamkan mata sebentar. Irus mengingat pertemuan terakhirnya dengan sang adik.

"Saya teringat saat dia berdiri di halaman, di dekat pintu, persis sebelum berangkat. Tanpa ngomong apa-apa, dia langsung pergi. Waktu kejadian, seharusnya mau pulang karena sudah sore," kenangnya.

Tingkah laku Ali pagi itu membuat Irus heran. Adiknya itu tak mau disuguhi kopi sebelum berangkat kerja. Irus juga masih ingat ucapan Ali saat dilarang pergi bekerja ke tambang pasir pagi itu.

"Kalau saya tidak bekerja, besok yang digunakan untuk masak nasi apa?" kata Irus menirukan ucapan Ali.

Baca juga: Gunung Semeru Masih Alami Gempa Guguran, Warga Diminta Waspada

Setelah Ali pergi, Irus tak memiliki firasat apa-apa. Ia menjalani aktivitas seperti biasa sampai mendapatkan kabar aktivitas Gunung Semeru meningkat.

Suasana yang tenang mendadak kacau. Teriakan meminta warga segera meninggalkan rumah terdengar.

Warga mencoba menyelamatkan diri ke tempat yang lebih aman. Irus ikut kabur bersama warga, ia tak berpikir apa-apa waktu itu.

Setelah itu, Irus mendengar kabar awan panas guguran menerjang Kampung Renteng.

"Sampai ada kabar adik saya masih di sana dan sampai besoknya belum ditemukan. Sampai sekarang juga tidak ada kabar sama sekali," tuturnya.

Tim SAR gabungan mengevakuasi jenazah korban yang tertimbun material guguran awan panas Gunung Semeru saat operasi pencarian korban di Kampung Renteng, Desa Sumberwuluh, Lumajang, Jawa Timur, Senin (6/12/2021). Berdasarkan laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), jumlah korban meninggal hingga pukul 11.10 WIB hari ini berjumlah 15 orang dan 27 orang masih dalam proses pencarian.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Tim SAR gabungan mengevakuasi jenazah korban yang tertimbun material guguran awan panas Gunung Semeru saat operasi pencarian korban di Kampung Renteng, Desa Sumberwuluh, Lumajang, Jawa Timur, Senin (6/12/2021). Berdasarkan laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), jumlah korban meninggal hingga pukul 11.10 WIB hari ini berjumlah 15 orang dan 27 orang masih dalam proses pencarian.
Erupsi Gunung Semeru berdampak terhadap daerah di sekitar gunung dengan ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl) itu.

Ratusan warga terpaksa mengungsi ke berbagai tempat aman untuk menghindari awan panas dari gunung api tertinggi di Pulau Jawa itu.

Ali meninggalkan seorang istri bernama Sula dan tiga anak. Pascaerupsi, mereka yang selama ini tinggal di Desa Penanggal harus mengungsi.

"Dia (Sula-red) masih tak berdaya karena sering menangis, lalu pingsan mengingat suaminya. Kami berharap dia ditemukan," katanya.

Tak hanya kehilangan adik kandung, Irus juga kehilangan keponakan beserta istri yang turut menjadi korban erupsi Semeru. Mereka adalah Mulyanto dan Rani, warga Sumberwuluh yang bekerja di satu perusahaan pertambangan di Kampung Renteng.

Mereka diduga menjadi korban terdampak karena belum ada kabar mengenai keberadaan keduanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Regional
Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Regional
Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Regional
Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Regional
Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Regional
Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Regional
Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Regional
Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Regional
Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Regional
Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Regional
10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com