Upaya pencarian
Selain Ali, Mulyanto, dan Rani, masih ada sejumlah warga yang belum ditemukan setelah erupsi Semeru. Pemerintah telah mengerahkan personel gabungan dari TNI, Polri, SAR, BNPB, BPBD, hingga relawan.
Setiap hari, puluhan personel bekerja dan berusaha maksimal menemukan korban yang hilang, khususnya di Kampung Renteng, Desa Sumberwuluh.
Tim SAR sejak pagi telah menggali titik-titik yang diduga terdapat korban. Mereka bergantian mengangkat abu vulkanik bercampur batu.
Tim lainnya juga fokus menangani warga yang terpaksa mengungsi.
Sampai saat ini, 16 warga yang dilaporkan hilang setelah erupsi Semeru masih dalam pencarian.
Bupati Lumajang Thoriqul Haq menjelaskan, total korban yang terluka akibat bencana itu sebanyak 120 orang, rinciannya 82 korban luka ringan, 38 warga luka berat, dan 35 orang meninggal.
"Dari sekian korban baik yang mengalami luka ringan maupun berat masih dilakukan perawatan di rumah sakit Lumajang maupun beberapa rumah sakit rujukan," katanya.
Baca juga: Jangan Dekati Zona Merah Semeru, apalagi Sekadar Selfie, Ini Lokasi Bencana, Bukan Wisata
Pemerintah Provinsi Jawa Timur juga telah memerintahkan BPBD Jatim dan Dinas Sosial mengirim bantuan tenaga, peralatan hingga logistik untuk penanganan warga terdampak erupsi, termasuk pengungsi.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa telah berkoordinasi dengan BPBD Lumajang, Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA), dan perangkat desa setempat.
"Kami mengimbau warga agar tidak melakukan aktivitas di aliran daerah aliran sungai (DAS) Mujur, Curah Koboan dan yang dimungkinkan dialiri guguran awan panas," kata Khofifah.
Khofifah telah meminta kepada bupati dan wali kota di Jatim saling bergotong royong membantu Kabupaten Lumajang yang tengah dilanda guguran awan panas Gunung Semeru.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.