PADANG, KOMPAS.com - Kasus kekesaran pada anak di Padang, Sumatera Barat (Sumbar) sepanjang 2021 didominasi kasus kekerasan seksual.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Padang Editiawarman kepada sejumlah media, Senin (1/11/2021).
"Pelaku kekerasan pada anak ini, rata-rata dilakukan oleh orang terdekat dan ada juga yang dilakukan oleh tetangga serta teman-teman korban," ujar Editiawarman.
Baca juga: Kasus Kekerasan Seksual pada Anak di Kaltim Kerap Berakhir Damai dengan Pelakunya
Penyebab terjadinya kasus kekerasan seksual pada anak ini juga disebabkan oleh faktor ekonomi dan pendidikan yang rendah.
"Karena mereka berasal dari keluarga yang kurang mampu, maka mereka tidur di satu kamar atau ruangan secara bersama. Makanya muncul-lah niat itu," katanya.
Baca juga: Kasus Kekerasan Seksual pada Anak Tertinggi di Sumatera Utara
"Kemudian kebanyakan mereka (pelaku) tidak mengetahui kalau ada-ada bagian sensitif anak-anak itu tidak boleh dipegang. Namun karena tidak memiliki pengetahuan mereka memegangnya tanpa mereka sadari, seperti memeluk tanpa mereka sadari bagian sensitif itu tersentuh. Itu sangat berbahaya," lanjutnya.
Baca juga: Mendikbud Nilai Kekerasan Seksual pada Anak Muncul karena Potensi Masalah Dibiarkan
Jangan biarkan kekerasan pada anak
Secara keseluruhan, berikut perbandingan jumlah kasus kekerasan pada anak yang masuk ke DP3AP2KB dari 2020 hingga Oktober 2021.
Pada tahun 2020 kasus yang masuk sebanyak 23 kasus dengan rincian, kekerasan fisik lima kasus, psikis lima kasus, seksual 10 kasus, penelantaran tiga kasus dan eksploitasi nol kasus.
Baca juga: KPAI: Pola Asuh Cegah Kekerasan Seksual pada Anak
Sedangkan pada tahun 2021, total ada 34 kasus dengan rincian kekerasan fisik lima kasus, psikis delapan kasus, kekerasan seksual 20 kasus, penelantaran satu kasus dan eksploitasi anak nol kasus.
"Kami mengimbau masyarakat yang melihat adanya kasus kekerasan pada anak untuk melaporkannya ke kantor kami. Jangan biarkan kekerasan pada anak," ujar Editiawarman.
Baca juga: Orangtua, Perhatikan Dampak dan Ciri-ciri Kekerasan Seksual pada Anak