Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tingkat Kenakalan Anak di Kota Probolinggo Tinggi, Begini Penjelasan Pemkot

Kompas.com - 13/10/2021, 14:35 WIB
Ahmad Faisol,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

PROBOLINGGO, KOMPAS.com – Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak Kota Probolinggo Rey Suwegtyo mengatakan, tingkat kenakalan anak tinggi akhir-akhir ini.

Rey Suwegtyo mengatakan, sejumlah anak-anak kerap ditemukan melakukan sejumlah kenakalan di pinggir jalan, seperti di lampu lalu lintas Kelurahan Ketapang, alun-alun, dan pertigaan King Kota Probolinggo.

Baca juga: Periksa 11 Saksi, KPK Dalami Penerimaan Gratifikasi Bupati Probolinggo

Mereka kerap terlibat aksi balap liar, mabuk-mabukan, dan kenakalan lainnya. Rata-rata tindakan itu dilakukan anak berusia 10-17 tahun.

Kepala dinas yang akrab disapa Tiyok itu menyebut, sejumlah anak-anak yang berbuat kenakalan itu akhirnyat diamankan Satpol PP karena dinilai telah meresahkan.

Namun, Pemkot Probolingo hanya bisa mengamankan mereka karena belum memiliki tempat penampungan sementara. Selama diamankan, para anak-anak itu dibina selama tiga hari.

Terkait kenakalan itu, Tiyok telah melakukan intervensi dengan turun ke sejumlah sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA). Pemkot Probolinggo, kata dia, telah memberikan pencerahan kepada anak-anak agar tak mengulangi perbuatannya.

“Meski Pemkot Probolinggo disebut Kota Inklusif dan baru saja menerima penghargaan Kota Layak Anak tingkat tertinggi Nindya, bukan berarti terbebas dari kasus kenakalan anak sepenuhnya. Sejumlah hal harus disempurnakan, seperti menekan kenakalan anak ini,” kata Tiyok kepada Kompas.com, Rabu (6/10/2021).

Tiyok menambahkan, ada sejumlah faktor munculnya kenakalan remaja. Situasi pandemi Covid-19 yang membuat sekolah tutup, membuat mereka bosan di rumah dan melakukan hal-hal baru.

Akhirnya, sejumlah anak justru mencoba melakukan hal yang berdampak negatif.

Faktor lainnya adalah lingkungan.

Baca juga: Suami yang Bakar Istri dan Anak di Probolinggo Jalani Pemeriksaan Kejiwaan

“Faktor utama adalah orangtua. Orangtua harus menjadi teladan bagi anaknya. Orangtua yang salah membimbing bisa fatal akibatnya bagi anak-anak. Pintar di sekolah bukan ukuran. Harusnya etika atau tata krama dulu, baru ilmu pengetahuan,” ujar Tiyok.

Mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) ini mengaku masih belum memiliki data pasti anak yang diamankan karena aksi kenakalan di Kota Probolinggo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pesisir Selatan Sumbar Dilanda Banjir, 1 Jembatan Ambruk dan Ratusan Rumah Terendam

Pesisir Selatan Sumbar Dilanda Banjir, 1 Jembatan Ambruk dan Ratusan Rumah Terendam

Regional
Diguyur Hujan Deras, 1.695 Rumah di OKU Terendam Banjir

Diguyur Hujan Deras, 1.695 Rumah di OKU Terendam Banjir

Regional
Cerita Ibu yang Anaknya Muntah-muntah Diduga Keracunan Bubur Pemberian DPPKB

Cerita Ibu yang Anaknya Muntah-muntah Diduga Keracunan Bubur Pemberian DPPKB

Regional
'Pak Jokowi Tolong Hukum Oknum Polisi Pembunuh Suami Saya'

"Pak Jokowi Tolong Hukum Oknum Polisi Pembunuh Suami Saya"

Regional
 Pencari Rongsok Tewas Tertimpa Tembok Rumah yang Terdampak Proyek Jalan Tol

Pencari Rongsok Tewas Tertimpa Tembok Rumah yang Terdampak Proyek Jalan Tol

Regional
Biaya Pengembangan Kampus Tembus Ratusan Juta, Mahasiswa Unnes Geruduk Rektorat

Biaya Pengembangan Kampus Tembus Ratusan Juta, Mahasiswa Unnes Geruduk Rektorat

Regional
Hakim Bebaskan Tersangka Kasus Mafia Tanah yang Ditangkap di Bandara Pangkalpinang

Hakim Bebaskan Tersangka Kasus Mafia Tanah yang Ditangkap di Bandara Pangkalpinang

Regional
Pilkada Semarang, PDI-P Buka Peluang Berkoalisi dengan Gerindra

Pilkada Semarang, PDI-P Buka Peluang Berkoalisi dengan Gerindra

Regional
Temukan Mayat Tanpa Identitas di Hutan Kateri Malaka

Temukan Mayat Tanpa Identitas di Hutan Kateri Malaka

Regional
Puluhan Balita Diduga Keracunan Usai Konsumsi Bubur PMT, Dinas PPKB Majene Beri Penjelasan

Puluhan Balita Diduga Keracunan Usai Konsumsi Bubur PMT, Dinas PPKB Majene Beri Penjelasan

Regional
Berdalih Berikan Edukasi, Ayah Perkosa Anak Kandung di Serang Banten

Berdalih Berikan Edukasi, Ayah Perkosa Anak Kandung di Serang Banten

Regional
20 Babi di Lembata Mati Mendadak dalam 2 Pekan Diduga Akibat ASF

20 Babi di Lembata Mati Mendadak dalam 2 Pekan Diduga Akibat ASF

Regional
Pj Bupati Tangerang: Kolaborasi dan Sinergi Jadi Kunci Layanan Terbaik bagi Masyarakat

Pj Bupati Tangerang: Kolaborasi dan Sinergi Jadi Kunci Layanan Terbaik bagi Masyarakat

Regional
Satu Pasien di Pelosok Manggarai Timur NTT Meninggal saat Ditandu Lewati Jalan Tanah ke Puskesmas

Satu Pasien di Pelosok Manggarai Timur NTT Meninggal saat Ditandu Lewati Jalan Tanah ke Puskesmas

Regional
Nekat Pulang dari RS demi Ikut UTBK di Unsoed, Nayla Kerjakan Soal dari Dalam Mobil

Nekat Pulang dari RS demi Ikut UTBK di Unsoed, Nayla Kerjakan Soal dari Dalam Mobil

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com