Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pilu Nelayan Sanusi, 3 Tahun Hidup di Perahu yang Kini Hancur Berkeping-keping Dihantam Badai

Kompas.com - 08/10/2021, 05:55 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Khairina

Tim Redaksi

TARAKAN, KOMPAS.com – Cuaca ekstrem yang terjadi Rabu 6 Oktober 2021 malam, mengakibatkan air laut pasang dan terjadi badai di perairan Tarakan Kalimantan Utara.

Badai tersebut menyebabkan sebuah perahu bermesin 15 PK milik Sanusi (61), pecah dan terbelah.

Ketua Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Kaltara Rustan mengatakan, Sanusi merupakan seorang nelayan yang selalu menyandarkan perahunya di area jembatan yang ada di RT 6, Kelurahan Lingkas Ujung Kota Tarakan.

‘’Dia sudah sekitar 3 tahunan tinggal di perahu. Di perahu nelayan itulah dia hidup, memasak dan tidur. Perahu itulah rumahnya,’’ujarnya, dihubungi, Kamis (7/10/20210.

Baca juga: Polisi Tangkap Dukun Beranak Pelaku Perdagangan Bayi di Manado, Sudah 3 Bayi Dijual

Saat badai datang, Sanusi tengah berada di perahu dan membuang air yang masuk ke perahunya dengan ember.

Namun kekuatan alam tak dapat dibendung, gelombang kuat yang terjadi, mengakibatkan alat tangkap di perahunya terus bergoyang sampai akhirnya menjadikan perahu Sanusi retak dan terbelah menjadi dua bagian.

"Beruntung beliau selamat karena bisa berenang ke pinggir menyelamatkan diri,’’lanjut Rustan.

Sebenarnya, Sanusi memiliki anak yang menyewa rumah sederhana di Tarakan. Namun sifat Sanusi yang tak mau membuat repot anaknya, membuat ia memutuskan untuk tinggal sendiri di perahu.

Apalagi, anaknya sudah berkeluarga dan kontrakan tersebut dianggap tidak cukup luas untuk menampungnya tinggal.

Rustan melanjutkan, Sanusi hanya fokus melaut dan mengurus perahunya, semenjak istrinya meninggal 3 tahun lalu.

‘’Paling sesekali mengobrol dengan masyarakat sekitar jembatan kalau pulang melaut. Begitu larut malam, dia turun ke perahu untuk tidur. Semua aktifitasnya dia lakukan di perahu,’’lanjut Rustan.

Baca juga: Lapas Parigi Moutong Ricuh, Ratusan Napi Mengamuk Rusak dan Bakar Fasilitas Lapas

Penghasilan Sanusi juga bergantung pada nasib. Alat tangkap gillnet yang ia pakai hanya bisa digunakan sebulan dua kali melihat kondisi pasang air.

Tak jarang, Sanusi tidak mendapat tangkapan dalam dua kali turun melaut. Sehingga ia hanya memancing ikan untuk mengganjal perutnya.

‘’Saat ini beliau tinggal di bangunan kaki lima sekitar jembatan dekat tambat perahunya. Dia tidak mau betul merepotkan orang lain. Alhamdulillah sudah mulai banyak donatur datang. Kami dari KNTI juga berencana menggalang dana untuk membelikan perahu untuk Sanusi,’’kata Rustan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kapal Nelayan Hilang Kontak di Perairan Rokan Hilir Riau, 2 Korban dalam Pencarian

Kapal Nelayan Hilang Kontak di Perairan Rokan Hilir Riau, 2 Korban dalam Pencarian

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Regional
Rangkaian Kegiatan Hari Raya Waisak 2024 di Candi Borobudur Magelang

Rangkaian Kegiatan Hari Raya Waisak 2024 di Candi Borobudur Magelang

Regional
Dikepung Warga, Penculik Bayi 7 Bulan di Dompu NTB Berhasil Ditangkap Polisi

Dikepung Warga, Penculik Bayi 7 Bulan di Dompu NTB Berhasil Ditangkap Polisi

Regional
Puncak Perayaan Waisak di Borobudur, Ada Festival Lampion Ramah Lingkungan

Puncak Perayaan Waisak di Borobudur, Ada Festival Lampion Ramah Lingkungan

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
[POPULER NUSANTARA] Pegi Terduga Pembunuh Vina Cirebon Ditangkap | Akhir Kasus Norma Risma

[POPULER NUSANTARA] Pegi Terduga Pembunuh Vina Cirebon Ditangkap | Akhir Kasus Norma Risma

Regional
8 Alat Musik Tradisional Sumatera Barat dan Cara Memainkannya

8 Alat Musik Tradisional Sumatera Barat dan Cara Memainkannya

Regional
Trauma, Gadis Pemohon KTP Korban Pelecehan Seksual di Nunukan Menangis Saat Diperiksa

Trauma, Gadis Pemohon KTP Korban Pelecehan Seksual di Nunukan Menangis Saat Diperiksa

Regional
PKB-Gerindra Jajaki Koalisi untuk Pilkada Jateng, Gus Yusuf: Cinta Lama Bersemi Kembali

PKB-Gerindra Jajaki Koalisi untuk Pilkada Jateng, Gus Yusuf: Cinta Lama Bersemi Kembali

Regional
Sempat Jadi Bupati Karanganyar Selama 26 Hari, Rober Christanto Maju Lagi di Pilkada

Sempat Jadi Bupati Karanganyar Selama 26 Hari, Rober Christanto Maju Lagi di Pilkada

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com