Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Mbah Tukiyem Korban Gempa yang Menolak Dievakuasi, Dirayu Gubernur Khofifah untuk Pindah

Kompas.com - 23/05/2021, 13:13 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Mbah Tukiyem (85), korban gempa di Desa Boro, Kecamatan Selorejo, Kabupaten Blitar menolak dievakuasi.

Padahal rumahnya sudah rusak akibat dua kali diguncang gempa bumi. Yang pertama adalah gempa berpusat di Malang pada April 2021 dan gempa berpusat di Blitar pada Sabtu (22/5/2021.

Hampir semua sisi dinding rumah nenek yang kesulitan jalan ini sudah ambrol dan retak akibat dua kali digoyang gempa bumi.

Baca juga: Khofifah Minta Kades hingga Bupati Rayu Mbah Tukiyem, Korban Gempa yang Ogah Dievakuasi

Bahkan Mbah Tukiyem sempat dirayu Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang berkunjung ke rumahnya pada Sabtu (22/5/2021).

Namun Mbah Tukiyem tak bergeming dan tetap enggan untuk dievakusi.

Kepada Tukiyem, Khofifah menyampaikan kekhawatirannya jika Tukiyem tetap tinggal di rumah tersebut.

"Menurut saya sangat mengkhawatirkan, kalau-kalau ada gempa susulan. Tidak pun sebenarnya mengkhawatirkan kalau ada angin kencang," ujar Khofifah di sela peninjauan dampak gempa Blitar di beberapa titik di wilayah Kabupaten Blitar, Sabtu (22/5/2021).

Baca juga: Gempa Blitar, Gubernur Khofifah: Jatim Ada di Area Ring of Fire

Untuk itu Khofifah meminta agar Tukiyem segera dievakusi dari rumahnya yang sudah terlalu ringkih menghadapi gempa kecil sekalipun.

Karena Tukinem sendiri menolak rayuan Khofifah untuk dievakuasi, Khofifah pun meminta agar kepala desa, camat, bahkan Bupati Blitar Rini Syarifah ikut merayu Tukinem.

"Ada Pak Kades, Bu Camat, Bu Bupati, teman-teman dari BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah). Dengan cara masing-masing lah mengajak Beliau untuk berkenan dievakuasi sampai proses rehab rumah Beliau bisa dilakukan," pinta Khofifah.

Selain itu Khofifah meminta agar Tukiyem dimasukkan dalam kategori bantuan paket penuh termasuk penyediaan fasilitas sanitasi karena fasilitas MCK rumah Tukinem dinilai tak layak.

Baca juga: Dua Gempa Guncang Banten dalam 2 Menit, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Kampung tangguh dan kampung siaga bencana

Teras rumah nenek Musrifah di Desa Tegalrejo, Kecamatan Selopuro, Kabupaten Blitar roboh akibat gempa berkekuatan 5,9 SR yang berpusat di selatan Kabupaten Blitar, Jumat (21/5/2021) sekitar pukul 19.09 WIBDok. Desa Tegalrejo Teras rumah nenek Musrifah di Desa Tegalrejo, Kecamatan Selopuro, Kabupaten Blitar roboh akibat gempa berkekuatan 5,9 SR yang berpusat di selatan Kabupaten Blitar, Jumat (21/5/2021) sekitar pukul 19.09 WIB
Saat berkunjung ke Blitar, Khofifah menyinggung sulitnya melakukan antisipasi dan mitigasi bencana alam termasuk gempa bumi.

Walaupun beberapa pihak terutama BMKG telah secara kontinyu mitigasi dan peringatan ancaman bencana alam.

Ia mencontohkan sudah menyiapkan mitigasi gempa di Pacitan, namun ternyata gempa berpusat di Malang dan yang terdampak Lumajang.

"Seperti dulu disiapkan mitigasi gempa di Pacitan dan Banyuwangi tapi ternyata terjadi di Malang, (berdampak) di Lumajang dan sebagian Blitar," ujarnya.

Baca juga: Gempa Magnitudo 5,6 Guncang Talaud Sulut, Tak Berpotensi Tsunami

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Curi Motor dan Ponsel, Siswa SMA di Kupang Ditangkap Polisi

Curi Motor dan Ponsel, Siswa SMA di Kupang Ditangkap Polisi

Regional
Jelang Waisak, Vihara Maitreya Pangkalpinang Direnovasi

Jelang Waisak, Vihara Maitreya Pangkalpinang Direnovasi

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Regional
Pangdam Pattimura: Saya Akan Tindak Tegas Anggota yang Terlibat Politik

Pangdam Pattimura: Saya Akan Tindak Tegas Anggota yang Terlibat Politik

Regional
Pendaki yang Sulut “Flare” di Gunung Andong Terus Diburu, Polisi: Masih Penyelidikan

Pendaki yang Sulut “Flare” di Gunung Andong Terus Diburu, Polisi: Masih Penyelidikan

Regional
Dapat Suara Terbanyak, Abdullah Legawa Batal Jadi Anggota DPRD Purworejo 2024-2029

Dapat Suara Terbanyak, Abdullah Legawa Batal Jadi Anggota DPRD Purworejo 2024-2029

Regional
Jawa Tengah Masuki Musim Kemarau, Berikut Imbauan BMKG soal Ancaman Kekeringan...

Jawa Tengah Masuki Musim Kemarau, Berikut Imbauan BMKG soal Ancaman Kekeringan...

Regional
Tiga Kader PDI-P Ambil Formulir Pendaftaran Cabup Sukoharjo, Ada Etik Suryani, Agus Santoso, dan Danur Sri Wardana

Tiga Kader PDI-P Ambil Formulir Pendaftaran Cabup Sukoharjo, Ada Etik Suryani, Agus Santoso, dan Danur Sri Wardana

Regional
Kronologi Kaburnya Tahanan Lapas Klaten

Kronologi Kaburnya Tahanan Lapas Klaten

Regional
Pilkada Banyumas, PDI-P Buka Pintu Koalisi dengan Partai Lain

Pilkada Banyumas, PDI-P Buka Pintu Koalisi dengan Partai Lain

Regional
[POPULER NUSANTARA] Pensiunan PNS Tiba-tiba Jadi WN Malaysia | Kerangka Manusia Berpeci di Gunung Slamet

[POPULER NUSANTARA] Pensiunan PNS Tiba-tiba Jadi WN Malaysia | Kerangka Manusia Berpeci di Gunung Slamet

Regional
Polisi Masih Buru Pembuang Bayi dalam Ember di Semarang

Polisi Masih Buru Pembuang Bayi dalam Ember di Semarang

Regional
Penuturan Eks Anggota OPM yang Kembali ke NKRI: Ingin Perbaiki Keluarga dan Kehidupan

Penuturan Eks Anggota OPM yang Kembali ke NKRI: Ingin Perbaiki Keluarga dan Kehidupan

Regional
Oknum HRD di Halmahera Selatan Diduga Pakai Data 45 Karyawan untuk Pinjol

Oknum HRD di Halmahera Selatan Diduga Pakai Data 45 Karyawan untuk Pinjol

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com