SEMARANG, KOMPAS.com - Sore itu, ibu-ibu tampak sedang bercengkerama di beranda rumah sembari menggendong bayi mereka.
Sementara anak-anak kecil sibuk bersenda gurau di tengah kepungan air yang berwarna hitam pekat.
Sebulan lebih warga Kampung Tambaklorok, Kelurahan Tanjung Emas, Semarang Utara harus berjibaku dengan genangan rob yang belum juga surut.
Rumah-rumah di perkampungan nelayan itu dikepung air dengan ketinggian mulai dari ukuran mata kaki hingga mencapai lutut orang dewasa.
Bahkan, jika air laut pasang, ketinggian rob bisa mencapai lebih dari satu meter sehingga sebagian warga memilih untuk mengungsi.
Baca juga: Belasan TPS di Demak Terendam Banjir Rob, Warga Tetap Antusias Mencoblos
Kepasrahan terpancar dari raut wajah mereka meski banyak perabotan rumah yang basah dan barang-barang elektronik yang rusak.
Belum lagi sebagian warga lansia dan anak-anak juga kerapkali diserang penyakit kulit yang menyebabkan gatal-gatal.
Sementara itu, di ujung rumah dekat dengan bibir pantai, seorang nelayan bernama Masyur berkata sudah lebih dari satu bulan terakhir warga bertahan hidup di tengah genangan rob.
Menurut warga yang tinggal di RT.01 RW.15 Tambaklorok ini, air biasanya mulai meluap saat siang hingga malam hari.
Baca juga: Ombak Besar Hantam 13 Rumah Warga Pesisir Pantai Tambaklorok Semarang