"Tadi jam 2 siang sudah mulai pasang sampai sekarang belum juga surut masuk ke rumah-rumah. Ketinggian paling tinggi bisa sampai 1 meter lebih di kampung yang dekat dengan bibir pantai," tutur Masyur ditemui Kompas.com, Jumat (21/5/2021).
Masyur yang sejak sedari kecil tinggal di Kampung Tambaklorok ini mengatakan rob yang paling parah ada di tengah kampung yang berdekatan dengan bibir pantai.
"Sejak awal puasa kemarin air sudah pasang. Semua merata masuk ke perkampungan Tambaklorok. Di RW 15 sendiri ada 9 RT, per RT sekitar 90-100 KK. Secara keseluruhan ada seribuan lebih KK yang terdampak," keluhnya.
Warga Tambaklorok lainnya, Budi mengaku dirinya bersama keluarga harus merayakan Lebaran di tengah kondisi rumahnya yang terendam rob.
"Aktivitas sangat terganggu apalagi saat Lebaran kemarin tidak bisa kemana-mana rumah terendam air, tingginya sampai 60 sentimeter. Sampai engga bisa tidur," jelasnya.
Sabuk pantai yang rusak sejak tahun lalu juga dinilai memperparah luapan air yang masuk ke rumah warga.
"Waktu itu kan rumah-rumah yang dekat dengan pantai sempat ambruk karena abrasi laut. Tapi sudah dibangun lagi dapat bantuan dari pemerintah. Sekarang robnya yang parah," ungkapnya.
Namun, ia berujar untuk penanggulangan rob di Tambaklorok masih belum juga terealisasi sesuai dengan yang pernah dijanjikan oleh pemerintah.
"Rencana Pak Presiden dulu buat Kampung Bahari tapi karena ada Corona akhirnya berhenti. Katanya juga mau dibangun talud di pinggir rumah yang dekat pantai tapi belum tahu kapan pelaksanaannya," jelasnya.
Untuk itu, ia memohon kepada pemerintah agar segera membantu menanggulangi rob yang sudah bertahun-tahun melanda Kampung Tambaklorok di sisi Barat tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.