Salin Artikel

Cerita Warga Tambaklorok Semarang, 10 Tahun Bergelut dengan Banjir Rob

Sementara anak-anak kecil sibuk bersenda gurau di tengah kepungan air yang berwarna hitam pekat.

Sebulan lebih warga Kampung Tambaklorok, Kelurahan Tanjung Emas, Semarang Utara harus berjibaku dengan genangan rob yang belum juga surut.

Rumah-rumah di perkampungan nelayan itu dikepung air dengan ketinggian mulai dari ukuran mata kaki hingga mencapai lutut orang dewasa.

Bahkan, jika air laut pasang, ketinggian rob bisa mencapai lebih dari satu meter sehingga sebagian warga memilih untuk mengungsi.

Kepasrahan terpancar dari raut wajah mereka meski banyak perabotan rumah yang basah dan barang-barang elektronik yang rusak.

Belum lagi sebagian warga lansia dan anak-anak juga kerapkali diserang penyakit kulit yang menyebabkan gatal-gatal.

Sementara itu, di ujung rumah dekat dengan bibir pantai, seorang nelayan bernama Masyur berkata sudah lebih dari satu bulan terakhir warga bertahan hidup di tengah genangan rob.

Menurut warga yang tinggal di RT.01 RW.15 Tambaklorok ini, air biasanya mulai meluap saat siang hingga malam hari.

Masyur yang sejak sedari kecil tinggal di Kampung Tambaklorok ini mengatakan rob yang paling parah ada di tengah kampung yang berdekatan dengan bibir pantai.

"Sejak awal puasa kemarin air sudah pasang. Semua merata masuk ke perkampungan Tambaklorok. Di RW 15 sendiri ada 9 RT, per RT sekitar 90-100 KK. Secara keseluruhan ada seribuan lebih KK yang terdampak," keluhnya.

Warga Tambaklorok lainnya, Budi mengaku dirinya bersama keluarga harus merayakan Lebaran di tengah kondisi rumahnya yang terendam rob.

"Aktivitas sangat terganggu apalagi saat Lebaran kemarin tidak bisa kemana-mana rumah terendam air, tingginya sampai 60 sentimeter. Sampai engga bisa tidur," jelasnya.

Sabuk pantai yang rusak sejak tahun lalu juga dinilai memperparah luapan air yang masuk ke rumah warga.

"Waktu itu kan rumah-rumah yang dekat dengan pantai sempat ambruk karena abrasi laut. Tapi sudah dibangun lagi dapat bantuan dari pemerintah. Sekarang robnya yang parah," ungkapnya.

Namun, ia berujar untuk penanggulangan rob di Tambaklorok masih belum juga terealisasi sesuai dengan yang pernah dijanjikan oleh pemerintah.

"Rencana Pak Presiden dulu buat Kampung Bahari tapi karena ada Corona akhirnya berhenti. Katanya juga mau dibangun talud di pinggir rumah yang dekat pantai tapi belum tahu kapan pelaksanaannya," jelasnya.

Untuk itu, ia memohon kepada pemerintah agar segera membantu menanggulangi rob yang sudah bertahun-tahun melanda Kampung Tambaklorok di sisi Barat tersebut.

https://regional.kompas.com/read/2021/05/22/081418478/cerita-warga-tambaklorok-semarang-10-tahun-bergelut-dengan-banjir-rob

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke