KARAWANG, KOMPAS.com - Renny Galena Aulia (30), Bidan Desa Sedari, Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang, membagikan kisahnya saat bertugas di dusun terpencil di pesisir Karawang.
Dusun itu bernama Dusun Tanjungsari. Letaknya berada di ujung Desa Sedari, berbatasan dengan Desa Cemarajaya. Letaknya sekitar 54 kilometer dari pusat kota Karawang.
Ambulans atau kendaraan roda empat tak bisa menuju dusun ini. Musababnya medannya sulit, melewati pinggir pantai dan pematang tambak.
Baca juga: Terisolir Bertahun-tahun, Harga Beras 10 Kilo Setara Rp 2 Juta, Begini Kondisi Suku Korowai
Jika air laut pasang, medan lebih sulit lagi. Belum lagi abrasi yang semakin menggerus sepanjang pantainya.
Suatu malam, seorang warga Dusun Tanjungsari hendak melahirkan. Ia pun dijemput menuju dusun itu, maklum sinyal di dusun itu sulit.
"Hanya ada sinyal dari beberapa provider. Kalau sinyal susah, jika ada yang sakit atau hendak melahirkan, saya dikabari langsung," ungkap Renny saat meninjau pembangunan gedung posyandu di Dusun Tanjungsari, Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang, Sabtu (13/3/2021) sore.
Baca juga: Mensos Risma Sahkan 3.000 Orang Rimba Jadi WNI, Sempat Tawarkan Rumah tapi Ditolak
Dengan penerangan hanya dari lampu motor, ia pun berangkat. Karena suatu hal, warga tak bisa melahirkan harus dibawa ke Rumah Sakit Proklamasi Rengasdengklok.
Lantaran saat itu jalan menuju Desa Sedari belum diperbaiki, maka warga tersebut dibawa dengan perahu.
Saat itu menunjukkan pukul 24.00 WIB. Perjalanan menggunakan perahu membutuhkan waktu sekitar dua jam, belum menuju ke Rumah Sakit Rengasdengklok.
"Saat itu transportasi yang paling nyaman untuk ibu hamil adalah perahu," ungkap Renny.
Kadangkala, jika ada warga sakit yang perlu dirujuk ke puskesmas pembantu atau rumah sakit, pasien dibonceng bertiga menggunakan motor.
"Pasien di tengah. Karega tidak bisa menggunakan mobil," ungkapnya.
Baca juga: Tak Kuat Lewati Jalan Rusak, Wahyuni Menepi dan Melahirkan di Jalan Berlumpur