Saat mendapat penempatan di Desa Sedari, Renny sempat kaget. Meskipun asli Karawang, ia mengaku baru mengetahui perihal kondisi desa itu.
"Saya dulu pertama datang lewat Pisangan, Desa Cemarajaya. Baru tahu tentang Desa Sedari saat itu," ujar dia.
Namun kini akses menuju Desa Sedari sudah bagus, gak melulu harus menggunakan perahu. Tinggal menyisakan Dusun Tanjungsari. Di dusun ini ada sekitar 100 kepala keluarga dengan 350 warga yang tinggal.
"Mereka tinggal menyebar ada yang tinggal di antara tambak," ungkap dia.
Selain infrastruktur yang sulit, sinyal juga sudah. Hanya beberapa provider yang ada. "Jangankan untuk komunikasi dengan keluarga. Dengan warga juga susah," ungkap bidan yang masih berstatus pegawai tidak tetap itu (PTT).
Menghadapi realita kondisi desa, Renny sempat terpikir berhenti menjadi bidan di deaa itu. Namun, ia mengaku tak tega saat melihat warga yang begitu membutuhkan bidan desa.
"Sempat kepikiran (pindah). Berat bagi saya, namun demi warga saya bertahan," ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.
Namun ketabahan Renny tak sia-sia. Di Desa Sedari pula ia bertemu pujaan hatinya Rizky Alfadillah. Mereka bertemu saat kegiatan KNM. Rizky juga kebetulan warga Desa Sedari. Keduanya kemudian menikah pada 2016.
"Saat itu (dekat) saya sedang KNM," ujar guru honorer di SD Pinayungan 1 itu.
Rizky pun sempat menyarankan istrinya pindah. Namun ia yang hapal betul kondisi warga, pun maklum.
Ia bahkan kerap membantu sang istri merujuk warga yang sakit atau hendak melahirkan.
"Saya pikir ya udahlah warga membutuhkan," kata Rizky.
Apalagi Rizky tahu sejak dulu bidan desa yang ditugaskan rata-rata tidak betah.
Hanya Renny lah yang bertahan lama. Rupanya kegihihan itulah yang membuat Rizky jatuh hati.
"Hanya dia dulu sampe empat tahun (2012-2016) sampai sekarang," kata dia.